TEMPO.CO, Jakarta - Para ilmuwan kini telah mengembangkan sebuah tes darah yang dapat mendeteksi kanker hanya dalam 10 menit, sebagaimana dilaporkan Telegraph, Selasa, 4 Desember 2018.
Baca: Biopsi Tak Bikin Sel Kanker Menyebar, Ini Kata Dokter
Temuan ini meningkatkan harapan bahwa penyakit yang sulit ditemukan dapat ditangani lebih awal saat pengobatan paling efektif.
Saat ini dokter menggunakan gejala dan serangkaian tes dan biopsi untuk menentukan apakah kanker hadir. Langkah ini kadang-kadang bisa memakan waktu berbulan-bulan.
Metode baru dari University of Queensland ini mencari perbedaan dalam kode genetik sel kanker dan sel sehat.
Baca Juga:
Tim menemukan bahwa DNA sel kanker menempel kuat pada nanopartikel emas, yang memberikan indikasi cepat apakah ada penyakit atau tidak dengan mata telanjang.
Dan karena perubahan yang sama terjadi di semua sel kanker, tes seharusnya bekerja pada semua jenis kanker, menurut tim ilmuwan itu.
Menulis dalam jurnal Nature Communications, Dr Matt Trau, Profesor Kimia, mengatakan: “Pendekatan kami memungkinkan deteksi kanker non-invasif, yaitu tes darah, dalam 10 menit dari sampel DNA yang berasal dari plasma dengan spesifisitas yang sangat baik.”
"Kami percaya bahwa pendekatan sederhana ini berpotensi menjadi alternatif yang lebih baik untuk teknik deteksi kanker saat ini," tambahnya.
Meskipun saat ini tes tidak dapat menentukan di mana kanker itu, atau seberapa canggihnya, itu bisa memberi dokter peringatan dini bahwa penyakit hadir sehingga mereka dapat melakukan tes yang lebih rinci.
Untuk kanker seperti pankreas dan ovarium yang memiliki sedikit tanda-tanda peringatan, temuan itu bisa berarti penyakitnya diangkat sebelum menyebar, dan sementara masih ada waktu untuk operasi dan obat-obatan untuk menjadi efektif.
Dr Ged Brady, dari Cancer Research UK Manchester Institute, mengatakan: “Pendekatan ini mewakili langkah maju yang mengasyikkan dalam mendeteksi DNA tumor dalam sampel darah dan membuka kemungkinan tes darah umum untuk mendeteksi kanker. “Studi klinis lebih lanjut diperlukan untuk mengevaluasi potensi klinik penuh dari metode ini.”
Metode ini diuji menggunakan jaringan dan sampel darah dari pasien dengan berbagai jenis kanker yang dibandingkan dengan 31 orang sehat.
Peneliti saat ini ingin melakukan pengujian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih besar, dan berharap metode ini dapat disempurnakan untuk membedakan stadium kanker.
Mengomentari studi Paul Pharoah, Profesor Epidemiologi Kanker di Universitas Cambridge, mengatakan: “Tes ini menjanjikan, tetapi itu benar-benar perlu diterapkan dari beberapa sampel yang dikumpulkan dan dikarakterisasi dengan cermat untuk dapat menilai kegunaan potensialnya sebagai tes diagnostik.”
TELEGRAPH | NATURE