TEMPO.CO, Jakarta- Kecanduan video game diperkirakan segera menjadi penyakit resmi saat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengadakan pemungutan suara pekan ini. Pemungutan suara itu datang dengan kumpulan bukti yang menunjukkan gamer muda menghadapi tekanan psikologis akibat dari perilaku adiktif terkait dengan video game seperti Fortnite.
Baca: Fortnite Raih Pendanaan Rp 19 Triliun, Terbesar untuk Video Game
Mengutip laman Telegraph akhir pekan lalu, pemindaian MRI telah menunjukkan hubungan antara depresi dan kecanduan video game. Video game yang adiktif dapat memiliki efek yang sama pada otak anak-anak seperti penyalahgunaan narkoba atau alkoholisme.
Tahun lalu, WHO membuat keputusan bahwa bermain video game sebagai gangguan medis dan bagian dari revisi ke 11 dari Klasifikasi Penyakit Internasional. Gangguan bermain game didefinisikan WHO sebagai pola perilaku bermain yang ditandai dengan gangguan kontrol terhadap permainan, di mana pengguna memberikan prioritas yang lebih tinggi untuk bermain game dari pada aktivitas sehari-hari lainnya.
Menyusul klasifikasi sebagai gangguan, permintaan dari orang tua menyebabkan pusat kecanduan game yang didanai layanan kesehatan nasional Inggris atau NHS pertama kali diumumkan. Namun anak-anak yang diberi tahu bahwa mereka dapat mencari pengobatan harus menunggu karena fasilitas yang terlambat.
Sebuah keputusan yang mendukung kecanduan video game sebagai penyakit resmi kemungkinan akan menghadapi tekanan balik. Asosiasi Pengembang Game Internasional nirlaba sebelumnya telah memperingatkan akan menegur keputusan apa pun untuk mengklasifikasikan game sebagai gangguan.
Raksasa permainan seperti Microsoft telah mengklaim bahwa mereka berusaha untuk menempatkan kontrol lebih banyak di tangan orang tua atas berapa banyak waktu yang dapat dihabiskan oleh anak-anak mereka untuk bermain game.
Simak kabar terbaru tentang kecanduan video game yang akan ditetapkan sebagai penyakit resmi oleh WHO hanya di kanal Tekno Tempo.co
TELEGRAPH | WHO | SKYNEWS