TEMPO.CO, Solo - Tim Bengawan Formula Student Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo siap berlaga dalam ajang bergengsi Student Formula Society of Automotive Engineers (SAE) Jepang, akhir bulan ini. Mereka masih mengandalkan mesin yang sama pada ajang SAE tahun lalu.
"Kami masih menggunakan mesin Honda CB 400," kata ketua tim, Ardhan Prasetyo Nugroho, Senin 12 Agustus 2019. Mereka melakukan beberapa modifikasi dan optimalisasi di beberapa bagian untuk meningkatkan performa mesin.
Perubahan paling besar dilakukan dengan mendesain ulang intake manifold menggunakan bahan karbon. Mereka juga mengganti knalpot sebagai saluran gas buang untuk mesin empat silinder itu.
Racikan mesin yang digunakan juga telah disesuaikan dengan karakter lintasan yang akan digunakan. "Cukup banyak tikungannya," katanya. Mesin 400 cc itu dianggap cukup ringan untuk digunakan bermanuver di lintasan tersebut.
Karakter lintasan tersebut membuat mereka harus melakukan riset untuk memperoleh akselerasi yang cukup cepat. Salah satunya, mereka harus membuang komponen karburator dan menggantinya dengan sistem injeksi.
Ardhan mengakui bahwa mesin yang digunakan termasuk sudah cukup tua. "Keluaran tahun 1998," katanya. Namun mereka cukup percaya diri untuk bersaing dengan para peserta, termasuk beberapa kampus asal Indonesia yang menggunakan mesin baru.
Apalagi, harga mesin baru dianggapnya masih cukup mahal. "Mending biayanya digunakan untuk menyiapkan sarana yang lain," katanya. Dia menyebut biaya untuk membuat mobil yang dinamakan Yudhistira tersebut sekitar Rp 200 juta.
Pada ajang Society of Automotive Engineers (SAE) Jepang tahun lalu, Tim Bengawan hanya mampu meraih posisi menengah di ranking 67. Tahun ini, mereka berambisi untuk bisa meraih posisi 20 besar. "Kami cukup optimistis," katanya.
Salah satu anggota tim UNS yang dipercaya sebagai driver, Ma'ruf Yanuar, mengatakan mereka telah melakukan serangkaian simulasi untuk menghadapi perlombaan tersebut. "Sejauh ini cukup lancar tanpa kendala," katanya. Mesin, bodi hingga sistem kemudi cukup andal untuk melahap lintasan yang memiliki banyak tikungan.
AHMAD RAFIQ