TEMPO.CO, Jakarta - Aktivis iklim remaja Greta Thunberg berbicara di KTT Iklim PBB dan mengecam para pemimpin dunia karena gagal mengatasi perubahan iklim. Thunberg, 16 tahun, mewakili generasi yang menghadapi konsekuensi dari planet yang semakin hangat.
"Orang-orang menderita. Orang-orang sekarat dan ekosistem yang sekarat runtuh. Kita berada di awal kepunahan massal, dan yang dapat Anda bicarakan hanyalah uang dan dongeng tentang pertumbuhan ekonomi abadi," kata Thunberg, sambil meneteskan air mata, Senin, 23 September 2019, dikutip CBS News.
Thunberg baru-baru ini merayakan peringatan satu tahun dimulainya gerakan perubahan iklimnya. Agustus lalu dia memulainya di luar parlemen Swedia, dan tak lama kemudian, siswa di seluruh dunia mulai keluar dari sekolah, menuntut tindakan dari pemerintah mereka.
Dia dijuluki sebagai "the voice of the planet", bahkan dinominasikan untuk mendapat penghargaan Nobel Perdamaian. "Beraninya kamu! Selama lebih dari 30 tahun ilmu pengetahuannya sudah sangat jelas. Beraninya kamu terus memalingkan muka dan datang ke sini mengatakan bahwa kamu melakukan hal yang cukup ketika politik dan solusi yang dibutuhkan masih tidak terlihat," kata Thunberg.
Dia mengatakan kepada PBB bahwa pengurangan emisi paling ketat yang dibicarakan hanya memberi dunia peluang 50 persen, untuk membatasi pemanasan di masa depan menjadi 0,4 derajat Celcius (0,72 derajat Fahrenheit) dari sekarang, yang merupakan tujuan global. Menurutnya peluang itu tidak cukup baik.
"Ini semua salah. Saya seharusnya tidak di sini," tutur Thunberg. "Saya harus kembali ke sekolah di seberang lautan. Namun Anda telah datang kepada kami anak muda untuk harapan. Beraninya Anda. Kami tidak akan membiarkanmu lolos begitu saja. Saat ini adalah di mana kami menarik garis."
Pemerhati lingkungan semakin khawatir tentang tren pemanasan yang melebihi model ilmuwan. Sebagai contoh, sebuah studi iklim pada Januari menunjukkan lautan di dunia memanas secara signifikan lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya. Sejak 1970, lautan telah menghangat 40 persen lebih dari perkiraan sebelumnya.
PBB mencatat di situs webnya, emisi global mencapai tingkat rekor dan tidak menunjukkan tanda-tanda memuncak, tapi selama empat tahun terakhir menjadi rekor terpanas. Perubahan itu, kata PBB, mulai memiliki dampak kehidupan yang mengancam, karena membawa lebih banyak polusi udara, gelombang panas dan risiko yang lebih besar terhadap ketahanan pangan.
Greta Thunberg yang emosional duduk di depan Majelis Umum PBB dan dengan jelas mengatakan kepada mereka yang hadir bahwa pemimpin dunia telah mencuri mimpinya. "Beraninya kamu. Kamu telah mencuri mimpiku dan masa kecilku dengan kata-kata kosongmu," katanya.
CBS NEWS | FORBES