TEMPO.CO, Jakarta - Jakarta seharusnya tidak mengalami banjir besar pada awal tahun ini. Pernyataan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bahwa seluruh pompa berfungsi normal sebelum banjir merendam sebagian ibu kota diragukan.
Penilaian itu disampaikan ahli meteorologi dari ITB, Armi Susandi, dalam diskusi 'Solusi Komunitas Kopi ITB Atasi Banjir: Antara Iklim, Naturalisasi dan Normalisasi' di sebuah hotel di Jakarta Pusat, Rabu 8 Januari 2020. Dia memandang sebaliknya bahwa peristiwa banjir awal tahun ini memiliki indikasi bahwa pompa tidak berfungsi.
“Pasti ada sesuatu, bisa karena lambat mengoperasikannya. Jika terlambat, itu tidak bisa berfungsi, akan mati, jadi harus pas waktunya,” kata Armi menuturkan.
Menurut dia, jaringan pompa penting sebagai rangkaian dari sistem peringatan dini yang sudah dibangun, baik jangka panjang maupun pendek. Ketika potensi hujan telah diketahui hasil dari sistem peringatan dini tersebut, makam pompa-pompa harus dipastikan berfungsi. Selain gorong-gorong yang juga harus bersih.
"Peristiwa banjir awal tahun ini, memiliki indikasi bahwa pompa saat banjir tidak berfungsi," katanya.
Sebelumnya, Gubernur Anies Baswedan mengklaim banjir di awal 2020 terjadi karena curah hujan yang tinggi. Dia mengklaim, seluruh pompa berfungsi baik. Hanya, kinerjanya tak sebanding dengan tingginya intensitas curah hujan pada Selama malam, 31 Desember 2019 hingga Rabu, 1 Januari 2020.
"Curah hujan yang ekstrem maka kemampuan pompa untuk mengalirkan dibandingkan dengan hujan yang jatuh memang tidak seimbang. Itu faktanya," kata Anies usai melaksanakan kerja bakti di Kelurahan Makasar, Jakarta Timur, 5 Desember 2019.
Jakarta, sebut Anies, memiliki 478 unit pompa air yang tersebar di 176 lokasi. Jumlah itu belum termasuk 122 unit pompa air berjalan atau portabel. Ia mengklaim semua pompa tersebut berfungsi.
Wali Kota Jakarta Barat, Rustam Effendi, punya temuan lain di lapangan. Ia menyebut pompa air di Kedoya Utara, Kebon Jeruk, rusak saat banjir terjadi karena generator terendam air. Ketua DPRD DKI Jakarta, Prasetio Edi Marsudi, mengungkap temuan aki yang dipakai sebagai daya pengoperasian pompa air di kawasan Gunung Sahari tak berfungsi.
Kinerja tak maksimal dari pompa banjir juga diutarakan oleh Pengelola Penyelamatan Suku Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta Barat, Wirawan. Menurut dia, rumah pompa di Mangga Raya, Jakarta Barat baru diaktifkan setelah debit air menurun pada Kamis malam, 2 Januari 2020. Situasi itu membuat banjir masih melanda perumahan Green Ville, Duri Kepa, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
Dalam diskusi Komunitas Kopi ITB, ahli perencanaan kota dan wilayah dari kampus yang sama Jehansyah Siregar memaparkan masalah lain penyebab banjir di Jabodetabek. Salah satunya adalah gagalnya tata ruang di Jakarta, dan sudah lama dibahas.
"Jadi pemerintahnya banyak menghasilkan RTRW (rencana tata ruang wilayah) tapi tidak efektif penerapannya, padahal tidak cukup demikian, pemerintah harus proaktif untuk bagaimana RTRW itu berjalan" ujar Jehan.