Di Kupang, Tri Maharani mengaku tidur di lantai Bandara El Tari Kupang untuk menunggu penerbangan pada keesokan harinya ke Lembata. Menurut dia, dana bantuan dari beberapa rekan yang ia peroleh hanya cukup untuk membeli sembilan vial antivenom, enam daboia monivalen dan tiga green pit viper monovalen. "Saya malam itu tidur di bandara karena dana sangat tidak cukup untuk membayar penginapan," katanya.
Setelah tiba di Lembata, Tri Maharani segera menuju rumah sakit dan langsung memberikan antivenom itu dua butir kepada Martinus yang saat itu disebutnya terus mengalami pendarahan. Sejak digigit ular 'keramat' di kakinya, kesadaran bocah itu juga terus turun. .
Berdasarkan catatan medis saat itu, Tri mendapati creatinin 7,4 dan uerum 408 sebagai tanda Martinue gagal ginjal akut. "Dan lekosit sangat tinggi 16 ribuan, tanda neurotoxin masih kuat."
Dia mengakui, dirinya memang tiba di Lembata sudah pada hari ke-5, tetapi karena masih ada tanda pendarahan dan tanda envenomation, maka walaupun hari ke-5, pasien diberikan antivenom. Setelah pemberian itu, Tri Maharani bersama petugas medis menunggu semalaman di rumah sakit Lembata, untuk mengikuti perkembangan pasien.
"Besok paginya, pasien sudah mulai berangsur-angsur baik. Pendarahan profuse berkurang dan creatinin, serta ureum turun drastis menjadi 5,5 dan 300-an. Saya dan tim dokter RS Lembata bahagia sekali," katanya.
Ular Daboia Siamensis. wikipedia.org
Melihat perkembangan pasien yang mulai membaik, dokter Tri Maharani kemudian memutuskan untuk menambah dosis untuk diberikan kepada pasien. "Kami masih tambah dosis ke dua. Saya berikan dua vial lagi kepada pasien," katanya.
Dia mengatakan, sebelum kembali ke Surabaya, masih berkesempatan mengumpulkan seluruh tenaga medis di Lembata bersama Direktur RS Lembata dan Kepala Dinas Kesehatan Lembata. Dia mengadakan pelatihan penanganan gigitan ular di RS Lembata. Pelatihan dihadiri 150-an tenaga medis.
Sementara, Martinus pun sudah pulih penuh, ditandai pendarahan sudah berhenti, dan creatinin serta ureum sangat turun menuju normal. "Karena itu, rencana RS Lembata untuk hemodialisis ke Kupang atau Maumere batal, dan itu sangat membahagiakan karena hemodialisa, pasien akan mengalami kesakitan dan membutuhkan biaya," katanya yang berharap antibisa ular langka bisa disiapkan pemerintah daerah setempat karena Labuan Bajo, Ende dan Lembata dikenal habitat jenis ular yang sangat berbisa tersebut.