TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Lembaga Biologi Mokuler Eijkman Amin Subandrio meminta pemerintah melalui Kementerian Kesehatan segera memeriksa orang-orang yang memiliki riwayat kontak dengan NT dan MD, dua warga Kota Depok yang terinfeksi virus corona COVID-19. Keduanya sekaligus menjadi dua kasus pertama terkonfirmasi positif di Indonesia setelah virus itu menyebabkan lebih dari tiga ribu orang meninggal dan 89 ribu terinfeksi di 69 negara, terbesar di Cina.
Profesor Mikrobiologi Klinis di Universitas Indonesia itu menambahkan bahwa ada kemungkinan bukan dua orang itu saja yang melakukan kontak fisik dengan orang Jepang yang diduga menularkan virus itu. Dia juga meminta agar siapapun yang melakukan kontak dan memiliki gejala seperti demam, batuk, dan sesak napas harus melapor dan segera mendapat pemeriksaan.
"Berikutnya dua orang itu (terinfeksi) mungkin juga sudah menularkan ke orang lain sehingga siapapun yang kontak dengan dua orang itu harus diperiksa juga," kata Amin saat dihubungi, Senin 2 Maret 2020.
Menurut Amin, Eijkman bisa membantu memeriksa setiap kasus infeksi positif itu jika diminta. Saat ini, dia mengungkapkan, belum ada komunikasi apapun dari Kementerian Kesehatan ataupun Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan.
"Tapi kami tetap menyatakan bahwa kami siap untuk membantu. Karena kami akan mengantisipasi, dan mungkin jumlah pemeriksaan akan meningkat," kata Amin lagi.
Kasus infeksi virus corona pertama di Indonesia diumumkan langsung Presiden Joko Widodo atau Jokowi, hari ini, Senin 2 Maret 2020. Sebelumnya, sepanjang dua bulan wabah itu pemerintah menyatakan nihil kasus virus corona COVID-19 sekalipun warga Indonesia di luar negeri terbukti bisa terinfeksi dan warga asing yang baru dari Indonesia bisa mengalami sama.