TEMPO.CO, Jakarta - Para ilmuwan terkemuka dunia berlomba untuk memproduksi vaksin pertama untuk virus corona baru. Beberapa dari mereka yang memimpin telah mengandalkan pengetahuan dari wabah corona sebelumnya, sementara yang lain telah menggunakan teknologi platform vaksin yang digunakan untuk memerangi epidemi lain, termasuk Ebola.
Dr. Mike Ryan, direktur Program Kedaruratan Kesehatan WHO, mengatakan kepada televisi BBC, sebagaimana dikutip Jerusalem Post pada hari Minggu, 22 Maret 2020, bahwa akan dibutuhkan setidaknya “satu tahun" untuk vaksin tersedia, seraya menekankan perlunya standar keamanan yang ketat.
Salah satu perusahaan yang memimpin dalam pengembangan vaksin adalah dari Israel, MIGAL - Galilee Research Institute. Perusahaan mengatakan pengujian manusia terhadap vaksin oral diharapkan akan dimulai dalam delapan hingga 10 minggu, dan persetujuan keselamatan diharapkan dalam 90 hari.
Berikut enam pengembang yang sedang berlomba menciptakan vaksin corona pertama:
Moderna
Dosis pertama dari vaksin coronavirus mRNA-1273, yang dikembangkan oleh US National Institutes of Health (NIH) dan tim peneliti penyakit menular Moderna, diberikan kepada peserta pertama dalam studi Fase 1 mereka pada 16 Maret. Uji coba vaksin, dibangun berdasarkan studi SARS dan MERS sebelumnya, diharapkan untuk mendaftarkan 45 sukarelawan dewasa sehat selama enam minggu.
Perusahaan penemuan obat yang berbasis di Cambridge, Massachusetts ini menekankan bahwa ini "masih dalam tahap awal" dan tidak ada uji coba manusia sebelumnya. Percobaan saat ini sedang dilakukan di Kaiser Permanente Washington Health Research Institute di Seattle.
Dr. Anthony Fauci, direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular NIH, menggambarkan penelitian ini sebagai "langkah awal yang penting menuju" menemukan vaksin yang aman dan efektif.
CanSino Biologics
Pihak berwenang di Cina memberikan persetujuan minggu lalu untuk uji klinis Fase 1 vaksin corona yang dikembangkan oleh para peneliti di CanSino Biologics (yang berbasis di Tianjin) dan Akademi Ilmu Kedokteran Militer.
Tes Ad5-nCoV pada hewan, kata para peneliti, menunjukkan bahwa kandidat vaksin dapat menginduksi respon imun yang kuat dan menunjukkan profil keamanan yang baik. Penyaringan awal untuk studi manusia pertama telah dimulai, dan diharapkan untuk mendaftarkan 108 peserta sehat di Rumah Sakit Tongji Wuhan.
"Setelah berkomitmen untuk memberikan dukungan tanpa syarat untuk memerangi epidemi global, CanSinoBIO bertekad untuk segera meluncurkan calon produk vaksin kami tanpa kompromi pada kualitas dan keamanan," kata ketua dan CEO CanSino, Xuefeng Yu.
MIGAL