TEMPO.CO, Jakarta - Sebagian besar korban meninggal akibat virus corona Covid-19 adalah orang tua dengan sistem imunitas yang rendah dan kadang disertai komplikasi penyakit penyerta. Namun, ada beberapa di antara pasien tersebut, yang bahkan telah berusia lebih dari 100 tahun, berhasil bertahan dan lolos dari jerat maut virus itu.
Profesor kedokteran geriatri di Johns Hopkins Bayview Medical Center, Alicia Ines Arbaje, menduga keselamatan pasien berusia lanjut dari Covid-19 ada hubungannya dengan sikap dari pasien itu sendiri. "Saya pikir orang-orang ini baru saja menemukan cara untuk menjadi tangguh secara fisik, mental, emosional, dan spiritual," ujar dia, seperti dikutip laman New York Post, Selasa, 5 Mei 2020.
Berikut kisah tujuh pasien lansia Covid-19, bahkan tertua di dunia, yang berhasil sembuh tersebut:
1. Ida Acconciamessa (104 tahun)
Ida Acconciamessa merupakan warga Brooklyn, Amerika Serikat, yang hidupnya sudah melewati pandemi flu Spanyol pada 1918 dan dua kali perang dunia. Dia bahkan menderita kanker dan divonis infeksi yang mempengaruhi usus besar saat dia didiagnosis terjangkit Covid-19 pada 4 April.
Acconciamessa tinggal di Pusat Perawatan dan Rehabilitasi Sheepshead saat kondisinya memburuk. Bahkan keluarganya, yang diwakili oleh putrinya Barbara Senese mengatakan dia nyaris tidak responsif. “Dia tidak bisa berbicara. Dia (awalnya seperti) tak bernyawa," ujar Senese kepada CBS News.
Namun, pada 24 April, Senese mendapat hasil tes terbaru kalau ibunya negatif dari virus corona. Keajaiban, begitu dia dan petugas panti menyebutnya. “Pada 1 Mei, dia (kembali) sangat cerewet,” katanya.
Senese mengatakan rahasia yang mungkin menyelamatkan ibunya adalah kebiasaan berjalan kaki sejauh lima mil sehari sampai dia berusia 95 tahun. "Dan minum segelas anggur merah dan apel McIntosh merah setiap hari sampai dia berusia 102 tahun,” katanya menuturkan.
2. Angelina Friedman (101 tahun)
Angelina Friedman adalah penduduk di panti jompo Westchester County, Amerika Serikat. Dia merupakan imigran asal Italia yang lahir di kapal milik Amerika di Samudra Atlantik pada 1918, tepat saat pandemi flu Spanyol berkobar.
Dibesarkan di Brooklyn, menurut keluarganya, ia berhasil melewati berbagai kesulitannya. "Ibuku adalah seorang yang selamat (dari Covid-19). Ia juga selamat dari keguguran, pendarahan internal, dan kanker,” kata Joanne Merola, putri Friedman, kepada WPIX-TV.
Pada 21 Maret, Friedman pergi ke rumah sakit untuk menjalani prosedur medis minor dan dinyatakan positif Covid-19. Setelah seminggu di rumah sakit, ia kembali ke Pusat Perawatan dan Pemulihan Terapi Westchester Utara di Danau Mohegan, tempat ia tetap terisolasi.
Namun, pada 20 April, dia dinyatakan negatif, tapi tidak mengejutkan bagi keluarganya. Anaknya hanya berkata, “Dia bukan manusia, dia memiliki DNA manusia super."