Inovasi tambahan yang dikembangkan pada tahun ini adalah pembaruan pada desain lambung kapal. Zuhdi memaparkan, penggunaan material full carbon fiber pada kokpit kapal, perubahan desain, material dan mekanisme rudder dan propeller untuk meningkatkan efisiensi sistem propulsi kapal.
Sedang perubahan material mounting mesin, penggunaan sistem LoRa (LOng Range) yaitu penggunaan teknologi nirkabel berdaya dan berbiaya rendah, memungkinkan dilakukannya transfer informasi dalam jarak puluhan kilometer. Plus pemanfaatan sistem monitoring daya untuk pengambilan keputusan real-time saat perlombaan.
“Desain kapal kami memperhatikan dua faktor utama yaitu performa dan fungsionalitas," katanya sambil menyatakan kalau kokpit kapal memiliki bentuk yang aerodinamis dengan tetap dapat mengakomodasi semua kebutuhan sistem kapal. Adapun lambung kapal katamaran memiliki stabilitas yang lebih bagus dengan luas bidang basah yang relatif lebih kecil.
Selain itu, tambahan daya dari panel surya untuk sistem propulsi elektrik, menjadikanya lebih ekonomis dan ramah lingkungan. "Kami harapkan desain ini dapat dikembangkan lebih lanjut dan dimanfaatkan di bidang maritim maupun oleh nelayan-nelayan Indonesia,” kata Zuhdi.
Satu juri kompetisi, Louis Le Goff, mememberikan penilaiannya bahwa Tim Hydros UI terdiri dari 12 mahasiswa memiliki semangat dan motivasi yang luar biasa dalam menghadapi lomba. Dia mengatakan, para juri terkesan melihat komitmen dari Tim Hydros UI dalam selama setahun ini. "Para juri sempat kesulitan untuk menentukan siapa pemenang di setiap kategorinya, tetapi untuk kategori ini selamat bagi Tim Hydros UI,” kata Loius.
Pada tahun ini turnamen diselenggarakan oleh the Yacht Club de Monaco yang bekerja sama dengan the International Powerboating Federation (UIM) dan Prince Albert II of Monaco Foundation.