TEMPO.CO, Jakarta - Penemuan tambahan hampir 70 fosil nenek moyang gajah, mammoth Kolombia, di sebuah lokasi bakal bandara baru di Santa Lucia, Meksiko Tengah, membuat situs tersebut dijuluki Mammoth Central. Seluruhnya sudah ditemukan setidaknya 200 fosil sejak areal lokasi tersebut dibuka oleh pekerja konstruksi bandara pada 2019.
Para arkeolog yang bekerja di situs itu mengatakan penemuan masih terjadi, termasuk benda perkakas dari tulang hewan berusia 10-20 ribu tahun lalu. Tim arkeolog juga yakin masih ada sejumlah besar fosil tulang yang harus diangkat dari lokasi yang dulunya diyakini lanskap rawa tempat makhluk-makhluk itu bisa terperangkap dan akhirnya mati.
Daily Mail, 4 September 2020, melaporkan, kelompok fosil kerangka pertama ditemukan tahun lalu, tapi gambar-gambar dari temuan tersebut tidak dirilis hingga Mei lalu. Selain banyak potongan fosil, 15 tengkorak manusia yang diyakini berasal dari penguburan pra-Hispanik bersama dengan wadah, obsidian, dan sisa-sisa anjing sebelumnya ditemukan di situs tersebut.
Penemuan baru ini membantu para ahli memahami apa yang menyebabkan kepunahan mamalia besar mammoth. Selain dibunuh manusia purba, tim mencatat bahwa tepi danau purba yang menarik dan menjebak mammoth di tanah berawa, dapat membantu memecahkan teka-teki kepunahan mereka.
Situs ini membentang sejauh 12 mil dan mengungkap lubang buatan manusia yang mungkin digunakan untuk menjebak mammoth. Di tempat itu, arkeolog Ruben Manzanilla Lopez dari Institut Antropologi dan Sejarah Nasional mengatakan, "Kami memiliki sekitar 200 mammoth, sekitar 25 unta, lima kuda."
Penemuan fosil gajah purba, mammoth, di lahan pembangunan bandara baru Meksiko. Foto: Facebook/Vagando con Mafedien
Para ahli juga masih melakukan tes pada tulang mammoth untuk mencoba menemukan kemungkinan bekas pemotongan. Alasannya, para arkeolog menemukan lusinan alat tulang mammoth, biasanya poros yang digunakan untuk menahan perkakas atau alat pemotong, seperti yang ada di Tultepec.
Baca juga:
Tengkorak Aneh Temuan di Malang Ternyata Kepala Macan Tutul Jawa?
"Di sini kami telah menemukan bukti bahwa kami memiliki jenis alat yang sama, tapi sampai kami bisa melakukan studi laboratorium untuk melihat tanda dari alat ini, kami tidak dapat mengatakan kami memiliki bukti yang beralasan," kata Manzanilla Lopez.