Ahli paleontologi Joaquin Arroyo Cabrales dan timnya akan menggunakan situs ini dan tetap menguji teori mereka tentang apa yang terjadi pada makhluk besar ini, termasuk apakah perubahan iklim atau manusia yang menyebabkan kematian mereka. "Saya pikir pada akhirnya keputusannya adalah ada efek sinergi antara perubahan iklim dan keberadaan manusia," tutur Arroyo Cabrales.
Sebelum penemuan di Meksiko, Dakota Utara di Amerika Serikat adalah lokasi paling dikenal untuk fosil mammoth, yakni asal muasal 61 set kerangka. Di Santa Lucia, Kapten Angkatan Darat Meksiko Jesus Cantoral mengawasi upaya pelestarian sisa-sisa fosil di antara proyek konstruksi.
"Para ahli harus menemani penggali dan buldoser setiap kali mereka membongkar tanah di tempat baru," ujar Cantoral. Dia menambahkan, "Proyek ini sangat besar, sehingga mesin bisa bekerja di tempat lain sementara para arkeolog mempelajari suatu daerah."
Para ahli percaya beberapa hewan yang ditemukan di situs tersebut mungkin berusia hingga 35 ribu tahun. Daerah ini kaya dengan satwa liar selama era mammoth karena merupakan persimpangan dari empat lembah terpisah dan oleh karena itu berfungsi seperti koridor alami.
mammoth. trueslant.com
Pedro Francisco Sanchez Nava, Koordinator Antropologi Nasional di INAH, mengatakan manusia yang tinggal di wilayah tersebut mungkin telah memanfaatkan jalur migrasi prasejarah ini dan memasang jebakan untuk berburu. Mammoth Kolombia memiliki bulu yang sangat sedikit, tidak seperti sepupu wol mereka yang hidup di tundra dingin.
Baca juga:
Kematian Massal Gajah Liar di Bostwana, Penyebab Misterius
Mammoth Kolombia memiliki tinggi hingga 4,5 meter, berat hingga 11 ton, dan taring besar yang panjangnya hampir lima meter. Usia hewan ini diperkirakan bertahan sampai sekitar 65 tahun. Mereka adalah salah satu garis keturunan mammoth terakhir yang punah di dunia dan musnah sekitar 12 ribu tahun yang lalu. Mammoth Kolombia mendiami Amerika Utara sejauh utara Amerika Serikat dan selatan sejauh Kosta Rika.
DAILY MAIL | ABC NEWS