Penelitian tentang suplementasi jambu biji terhadap eliminasi virus dilakukan setelah jambu biji tersaring dari analisis "big data" dan "machine learning" dari basis data HerbalDB yang dikembangkan oleh Laboratorium Komputasi Biomedik dan Rancangan Obat Fakultas Farmasi UI.
Pada jambu biji daging merah disebut terkandung senyawa antara lain, hesperidin, rhamnetin, kaempferol, kuersetin, dan myricetin. Di antara pemetaan farmakofor dilakukan terhadap 1.377 senyawa herbal dan evaluasi aktivitas antivirusnya, senyawa-senyawa itu dianggap berpotensi menghambat dan mencegah virus SARS-CoV-2 atau virus corona penyebab Covid-19.
3. Kulit Jeruk
Kulit jeruk bersama daun kelor melalui proses yang sama oleh tim yang sama yang meneliti jambu biji daging merah. Tentang khasiat kulit jeruk untuk menambah daya tahan tubuh, situs web IPB University juga pernah memuat artikel berjudul 'Buat Jus Jeruk, Jangan Lupa Masukkan Sedikit Kulitnya' sembari menyebut: hasil kajian ini masih perlu penelitian lebih lanjut.
Artikel itu mengutip keterangan Guru Besar yang juga Kepala Pusat Biofarmaka Tropika (TropBRC), Profesor Irmanida Batubara, yang menyebut hesperidin, yang ada di pahitnya kulit jeruk, bisa memberikan perlindungan terhadap mikroba dan virus. Senyawa yang berpotensi untuk meningkatkan imunitas tersebut didapati dari golongan flavonoid.
4. Propolis
Senyawa propolis yang dihasilkan dari lebah Tetragonula biroi aff ditemukan mirip N3 hasil penelitian di Shanghai Tech University pada Januari 2020. Senyawa itu bisa membentuk ikatan dengan virus corona Covid-19 sehingga berpotensi menghalanginya untuk bisa menginfeksi sel dan berkembang biak.
Berdasarkan uji di kampus Universitas Indonesia menggunakan struktur model virus corona Covid-19 yang ada, tiga dari sembilan senyawa yang ada di propolis asli Indonesia memiliki kekuatan menempel yang cukup baik pada virus itu. Bila senyawa N3 memiliki nilai -8, senyawa propolis Sulawesins a memiliki nilai -7,9; Sulawesins b -7,6; dan deoxypodophyllotoxin -7,5. Semakin negatif nilai yang dimiliki menunjukkan semakin besar kemampuan senyawa itu menempel pada virus.
5. Jamur Cordyceps Militaris dan Kombinasi Ekstrak Herbal Jahe Merah-Daun Meniran-Sambiloto-Daun Sembung
Uji klinis atas ekstrak jamur dan herbal lainnya ini telah dilakukan di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, di bawah koordinasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). "Saat ini sedang tahap verifikasi data, locking data, kemudian analisis statistik. Analisis hasil akhir kira-kira sebulan lagi," kata Inggrid Tania, Ketua Umum Persatuan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia, yang terlibat dalam riset uji klinis itu, Rabu 23 September 2020.
Jamur cordyceps. REUTERS
Khusus Cordyceps militaris, bahan herbal jamur ini dipilih karena sudah lama digunakan dan terbukti aman sebagai obat herbal untuk meningkatkan kekebalan tubuh dan bersifat sebagai antiinflamasi. Kuncinya adalah pada senyawa aktif Adenosine, Cordycepin dan Polisakarida yang berpotensi sebagai antivirus, antiinflamasi, serta memiliki aktivitas immunomodulator, antioksidan, anti-tumor dan anti-penuaan dini.