TEMPO.CO, Jakarta - Pandemi penyakit virus corona 2019 atau Covid-19 belum akan mereda dalam waktu dekat. Di beberapa belahan dunia, wabah kembali merebak membangun serangan gelombang kedua. Sedang di bagian lainnya, termasuk Indonesia, puncak gelombang pertamanya pun belum tampak.
Pandemi penyakit itu memaksa kebiasaan baru di tengah masyarakat dunia untuk menghindari paparan yang lebih besar dari infeksi si virus. Sejumlah protokol kesehatan diciptakan termasuk memacu riset obat atau vaksin penangkalnya, tak terkecuali riset atas senyawa alami dan obat herbal.
Beberapa senyawa alami dan obat herbal yang selama ini dikenal memiliki khasiat antivirus di berbagai daerah di tanah air ditelaah dan dibawa ke laboratorium untuk diteliti lebih dalam. Beberapa bahkan sudah diuji secara klinis kepada pasien Covid-19.
Berikut ini delapan di antaranya yang dihimpun Tempo.co sejak pandemi Covid-19 ditetapkan di Indonesia, Maret lalu. Dari kulit jeruk sampai madu tawon tak bersengat, dari empon-empon hingga eucalyptus.
1. Empon-empon
Baca Juga:
Tim peneliti di Professor Nidom Foundation (PNF) di Surabaya sedang menguji formula curcumin, zat aktif dalam rimpang atau empon-empon, untuk melawan patogen (virus, bakteri, dan parasit) pada hewan. Terbuka kemungkinan untuk mengujinya pula sebagai obat infeksi virus corona Covid-19.
Riset praklinis dengan curcumin pernah dilakukan terhadap virus corona penyebab flu burung atau virus H5N1. Formulasi Curcumin, seperti yang juga ada di teh putih dan cokelat yang pahit terbukti efektif menangkal virus flu burung yang disebutkan, "Keganasannya melebihi virus COVID-19 saat ini."
Ilustrasi empon-empon (pixabay.com)
Polaritas empon-empon sebagai bekal menambah daya tahan tubuh melawan infeksi virus corona Covid-19 belakangan goyah setelah ada hasil penelitian yang menyatakan curcumin meningkatkan ekspresi enzim ACE2--ini adalah senyawa protein yang menjadi pintu masuk infeksi virus corona Covid-19.
2. Daging Jambu Biji Merah
Penelitian jambu biji termasuk 20 proposal penelitian di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) terkait Covid-19 yang mendapat pendanaan senilai Rp 6.950.435.000 dari Konsorsium Riset dan Inovasi, Kementerian Ristek/Badan Riset dan Inovasi Nasional, pada Juni lalu.