TEMPO.CO, Jakarta - Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto disebut memanfaatkan terapi stem cell untuk booster vaksinasi Covid-19 menggunakan vaksin Sinovac yang pernah diterimanya. Scretome, nama terapi itu, menggunakan stem cell atau sel punca yang dipanen dari tali pusat.
Penjelasan dari Panglima TNI diberikan sebagai bagian dari klarifikasi kontroversi pengakuan sejumlah pejabat negara kalau mereka telah menerima booster vaksin. Dosis tambahan untuk menguatkan antibodi dalam tubuh tersebut seharusnya sebatas untuk tenaga medis--karena keterbatasan stok vaksin yang ada saat ini.
Pengakuan sejumlah pejabat menerima booster vaksin terungkap saat mereka mengobrol dengan Presiden Jokowi di SMPN 22 Kota Samarinda, Kalimantan Timur. Acara peninjauan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 itu disiarkan secara langsung di kanal YouTube Sekretariat Presiden.
Terhadap teknik stem cell Panglima TNI, Guru Besar di Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Tjandra Yoga Aditama, mengaku tak mengenalnya. “Setahu saya sih belum ada dan belum pernah tahu penelitian secretome untuk booster Vaksin Covid-19,” katanya saat dihubungi, Jumat 27 Agustus 2021.
Dia memastikan kalau sejauh ini penggunaan stem cell pada Covid-19 juga belum masuk dalam panduan resmi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).“Termasuk dari Kementerian Kesehatan," ujar Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara periode 2018-2020 ini.
Tjandra mengakui sudah banyak aplikasi stem cell untuk berbagai masalah kesehatan selama ini. Namun, dia menambahkan, belum ada penelitian valid yang menunjang scretome sebagai booster vaksin Covid-19.
Sebelumnya, dokter pribadi Panglima TNI, Kolonel Kesehatan Mukti Arja Berlian, menuturkan bahwa booster dari stem cell itu akan bekerja dengan mendorong Sel T Regulator mengaktivasi lebih banyak sel limfosit B memori. Sel B memori inilah yang nanti berubah menjadi sel plasma yang akan memproduksi lebih banyak IgG atau antibodi spesifik untuk melawan Antigen Covid-19.
Panglima TNI, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto saat disuntikan vaksin sinovac di Istana Merdeka, Jakarta, 13 Januari 2021. Foto/youtube.com
Kemudian, IL-10 dan TGFB akan mendorong T Regulator untuk memproduksi lebih banyak IL-10 dan interferon yang akan membangkitkan dendritik sel tipe plasmatoid. Dimana fungsi plasmatoid yaitu untuk melawan antigen Covid-19.
“Bagi pasien Covid-19, stem cell ini dapat menghentikan badai sitokin, mencegah fibrosis paru, memperbaiki disfungsi paru, memperbaiki lingkungan mikro paru, melindungi sel epithel alveolar paru, dan meningkatkan fungsi paru,” kata Mukt menerangkan fungsi booster vaksin itu.