Selain melihat kewajaran dari akses yang diminta, Anda juga dapat melihat pihak pengembang aplikasinya. Jika pihak pengembang adalah perusahaan yang memiliki kredibilitas, maka Anda dapat memberikan kepercayaan akses yang diminta. Indikator kredibilitas ini dapat Anda lihat misalnya dari lokasi perusahaan yang tetap, lamanya beroperasi, hingga jumlah penggunanya.
Namun, dengan hanya melihat kredibilitas pihak pengembang juga tidak serta merta menjamin amannya data yang Anda berikan akses. Facebook adalah contoh dimana ia menjual data pengguna untuk kepentingan politik Donald Trump di Amerika Serikat melalui Cambridge Analytica.
Ditangan Andalah keputusan untuk memberikan akses atau tidak pada sebuah aplikasi. Anda harus berhati-hati jika sebuah aplikasi meminta akses ke kontak, sms dan phone, lokasi, kamera, mikrofon, dan storage penyimpanan.
Akses terhadap data tersebut adalah sensitif dan rawan untuk disalahgunakan. Lihat betul-betul apakah memang aplikasi tersebut membutuhkan akses terhadap data tersebut atau tidak. Jika akses yang diminta berlebihan dan tidak wajar, maka sebaiknya Anda lupakan aplikasi tersebut.
Selalu usahakan juga untuk menginstall aplikasi dari sumber terpercaya seperti Google Play dan Appstore karena aplikasi yang tersedia disana sudah lolos verifikasi dari pihak ketiga. Meskipun, ya, ada juga beberapa aplikasi nakal yang lolos ketika verifikasi.
Atau Anda dapat melihat data yang akan diakses oleh sebuah aplikasi melalui aplikasi Exodus. Aplikasi yang dikembangkan oleh organisasi Nirlaba Exodus Privacy ini dapat menampilkan secara terperinci semua izin akses sebuah aplikasi. Anda dapat menginstall aplikasi Exodus langsung dari Google Play Store.
NAUFAL RIDHWAN ALY
Baca juga: Izin Akses Data, Satu Aplikasi Bisa Mengeruk Jeroan Orang per Orang