Kendati dibanderol dengan harga selangit, nyatanya masyarakat Indonesia cukup antusias. Ponsel layar lipat Samsung generasi pertama Samsung tersebut ludes dalam waktu setengah jam.
Vendor beken lain juga tak mau kalah, raksasa teknologi asal Cina, Huawei dan Xiaomi juga merilis ponsel layar lipat mereka, sayangnya kedua vendor ini sampai saat ini belum merilis secara resmi produk futuristik tersebut di tanah air.
Sementara Samsung secara getol terus meluncurkan ponsel layar lipatnya setiap tahun sejak kali pertama Galaxy Fold diluncurkan, dengan upgrade teknologi yang semakin matang Galaxy Fold telah mencapai generasi ketiga. Tak puas di lini Fold, Samsung juga meluncurkan seri Flip dengan ukuran yang lebih mini.
Generasi ketiga seri Fold dan generasi kedua seri Flip telah dirilis baru-baru ini dan mendapatkan sambutan hangat dari pencinta gadget di belahan dunia, termasuk Indonesia.
Selain teknologinya yang lebih matang, Samsung juga membanderol ponsel layar lipatnya jauh lebih murah dibandingkan dengan pendahulunya. Bahkan Galaxy Z Flip 3, penerus Galaxy Z Flip pertama yang dibanderol di angka Rp 20 jutaan di awal rilis, dipatok harga belasan juta saja.
Pertanyaannya adalah, Mengapa masyarakat begitu antusias terhadap teknologi ponsel layar lipat ini? Padahal secara ketahanan atau durability, ponsel konvensional lebih aman. Mengingat smartphone dengan layar lipat tidak bisa sepenuhnya menggunakan kaca pada bagian layar, sehingga risikonya lebih tinggi.