Pada ginjal, diabetes ternyata menjadi penyumbang terbesar munculnya kasus cuci darah, yakni sebanyak 43,8 persen. Dampak lainnya adalah kebutaan mendadak, karena terjadi pendarahan pada mata atau adanya penyumbatan, serta membuat aliran darah pada kaki tidak lancar sehingga bisa sampai diamputasi. Untuk dampaknya ke gangguan seksual, Wafa menjelaskan, termasuk terjadinya disfungsi ereksi yang dialami 10-15 tahun lebih awal.
Wafa mengatakan, para dokter perlu mencegah dan mengurangi dampak-dampak tersebut selain mengobati diabetesnya. "Dan data menyebutkan bahwa setiap sepuluh detik ada satu orang yang meninggal karena diabetes,” tutur Wafa.
Sedangkan di era pandemi Covid-19, penderita diabetes juga menjadi lebih rentan terinfeksi, karena memiliki gangguan kekebalan tubuh. Jika terinfeksi, maka gejalanya akan lebih berat, risikonya bisa sampai dirawat di ICU, bahkan bisa menimbulkan kematian.
"Pasien diabetes yang terinfeksi Covid-19 sulit dikontrol gulanya, ditambah usia lanjut yang memiliki penyakit komorbid seperti darah tinggi dan gagal ginjal maka risikonya meningkat."
Untuk menghindarinya, Wafa menyarankan beberapa hal yang perlu dilakukan yakni, diet seimbang, aktivitas fisik rutin dan teratur, berobat, dan sealu pantau gula darah. Selain juga vaksinasi, melakukan protokol kesehatan, persiapkan obat di rumah, cukup istirahat, dan kelola stres.
"Yang penting adalah gula darah terkontrol," kata Wafa, "Rajin cek, perlu punya alat kontrol gula darah di rumah, menjaga kesehatan jantung dan ginjal. Serta kalau ada ganguan perlu dijaga asupan makan."