Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Umumnya, 3 Situasi ini Biang Kerok Terjadinya Banjir

Reporter

image-gnews
Sejumlah warga 'mengarungi' banjir yang merendam Jalan Lintas Melawi di Ladang, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, Jumat 12 November 2021. Banjir melanda 12 kecamatan di Sintang dan belum juga surut setelah tiga pekan terakhir. Kondisinya mirip dengan beberapa wilayah lain di Kalimantan Barat. ANTARA FOTO/Abraham Mudito/app/aww.
Sejumlah warga 'mengarungi' banjir yang merendam Jalan Lintas Melawi di Ladang, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, Jumat 12 November 2021. Banjir melanda 12 kecamatan di Sintang dan belum juga surut setelah tiga pekan terakhir. Kondisinya mirip dengan beberapa wilayah lain di Kalimantan Barat. ANTARA FOTO/Abraham Mudito/app/aww.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Banjir merupakan masalah yang hingga kini masih sering terjadi di Indonesia. Di antara banyaknya daerah yang memiliki potensi banjir, DKI Jakarta menjadi daerah dengan potensi banjir paling tinggi. Dilansir dari tempo.co, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, mengungkapkan bahwa banjir di daerah DKI Jakarta terjadi karena potensi banjir yang berasal dari tiga front, yakni banjir rob, banjir kiriman, dan hujan lebat.

Selain DKI Jakarta, banjir merupakan masalah yang bisa terjadi di berbagai jenis wilayah sekaligus. Dilansir dari wri.org, sebanyak 640.000 orang terdampak banjir setiap tahunnya. Hal tersebut membuat Indonesia menjadi negara ke-6 yang paling sering terdampak banjir di dunia. Dilansir dari wri-indonesia.org, berikut adalah tiga penyebab banjir:

Berkurangnya Tutupan Pohon
Pohon berperan penting dalam menjaga keseimbangan hidrologi di alam. Apabila tutupan pohon terjaga dengan baik, air hujan dan permukaan dapat terserap dengan baik ke dalam tanah. Sebab, pohon membuat tanah menjadi gembur sehingga lebih mudah menyerap air.

Akar pohon juga membuat air hujan dan permukaan lebih mudah terserap ke dalam tanah. Karena itu, apabila tutupan pohon tidak terjaga dengan baik, keseimbangan hidrologis alam akan terganggu. Salah satu implikasi dari tidak terjaganya keseimbangan hidrologis di alam adalah banjir.

Cuaca Ekstrem
Sudah menjadi rahasia umum bahwa hujan intensitas tinggi menyebabkan terjadinya banjir. Secara spesifik, hujan yang dapat menyebabkan banjir adalah hujan yang terjadi dalam intensitasnya melebihi 100 mm per hari.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selain hujan, fenomena cuaca berupa Osilasi Madden-Julian (OMJ) menjadi penyebab terjadinya hujan. Fenomena tersebut membuat massa udara basah meningkat, yang kemudian berimplikasi terhadap tingginya curah hujan.

Kondisi Topografis
Kondisi topografis suatu wilayah juga berpengaruh terhadap terjadinya banjir di suatu wilayah. Semakin curam kemiringan suatu lereng, semakin besar pula kemungkinan kerusakan yang disebabkan oleh banjir bandang di daerah tersebut. Kondisi tersebut terjadi di daerah Pegunungan Cyclop yang kemiringan lerengnya melebihi 40 persen.

BANGKIT ADHI WIGUNA 

Baca: Anies Baswedan Sebut Sebab Banjir Jakarta Antara Lain Banjir Kiriman, Artinya?

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Peringatan Waspada Banjir Jateng, 3 Sesar Aktif di Sekitar IKN, Redmi Pad SE

2 hari lalu

Foto udara kendaraan bermotor terjebak kemacetan karena banjir  menggenangi jalur utama pantura Semarang-Surabaya di Jalan Kaligawe Raya, Kota Semarang, Jawa Tengah, Sabtu, 6 April 2024. ANTARA/Aji Styawan
Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Peringatan Waspada Banjir Jateng, 3 Sesar Aktif di Sekitar IKN, Redmi Pad SE

Topik tentang BMKG mengimbau warga Jawa Tengah waspada potensi banjir dan tanah longsor menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.


Tanggapan Walhi Jatim Terhadap Banjir di Kota Surabaya Sepanjang 2024

3 hari lalu

Pengendara kendaraan bermotor menerjang banjir yang menggenangi Jalan Mayjen Sungkono, Surabaya, Jawa Timur, Jumat, 28 April 2023. Hujan deras yang mengguyur di kawasan itu menyebabkan sebagian jalan terendam genangan banjir dan mengakibatkan kemacetan lalu lintas di kawasan tersebut. ANTARA FOTO/Didik Suhartono
Tanggapan Walhi Jatim Terhadap Banjir di Kota Surabaya Sepanjang 2024

Pada 2024, Kota Surabaya menjadi salah satu wilayah di Jawa Timur yang merasakan langsung dampak banjir. Walhi Jatim beri tanggapan.


Ketua DPRD DKI Jakarta Dorong Pembangunan Rusun Mix Use Development

3 hari lalu

Ketua DPRD DKI Jakarta, Prasetyo Edi Marsudi saat rapat paripurna HUT DKI Jakarta, Kamis, 22 Juni 2023. ANTARA/Walda
Ketua DPRD DKI Jakarta Dorong Pembangunan Rusun Mix Use Development

Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi Marsudi mengatakan pembangunan rumah susun dapat mengatasi daerah kumuh di Jakarta.


BMKG Imbau Masyarakat Jawa Tengah Waspadai Banjir Meski Jelang Kemarau

3 hari lalu

Foto udara kendaraan bermotor terjebak kemacetan karena banjir  menggenangi jalur utama pantura Semarang-Surabaya di Jalan Kaligawe Raya, Kota Semarang, Jawa Tengah, Sabtu, 6 April 2024. ANTARA/Aji Styawan
BMKG Imbau Masyarakat Jawa Tengah Waspadai Banjir Meski Jelang Kemarau

BMKG imbau masyarakat Jawa Tengah mewaspadai potensi banjir dan longsor. Jawa Tengah diperkirakan mulai masuk kemarau bulan April ini.


30 Warga Thailand Tewas Akibat Cuaca Panas Terik

4 hari lalu

Penduduk lokal dan wisatawan saling menembakan pistol air saat merayakan hari raya Songkran yang menandai Tahun Baru Thailand di Bangkok, Thailand, 13 April 2024. REUTERS/Chalinee Thirasupa
30 Warga Thailand Tewas Akibat Cuaca Panas Terik

Thailand mencatat cuaca panas menyebabkan 30 orang tewas sejak awal Januari hingga April 2024.


AHY Gambarkan Nasib Jakarta setelah IKN Beroperasi

4 hari lalu

Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Tempo/Pribadi Wicaksono
AHY Gambarkan Nasib Jakarta setelah IKN Beroperasi

Menteri Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyampaikan gambaran kondisi Jakarta setelah IKN beroperasi sebagai ibu kota negara.


Ratusan Rumah di Luwu Sulawesi Selatan Terendam Banjir setelah Hujan 10 Jam

4 hari lalu

Ilustrasi Banjir/TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Ratusan Rumah di Luwu Sulawesi Selatan Terendam Banjir setelah Hujan 10 Jam

Kendati mulai surut, BNPB mengantisipai banjir susulan.


Ahli Klimatologi BRIN Erma Yulihastin Dikukuhkan sebagai Profesor Riset Iklim dan Cuaca Ekstrem

4 hari lalu

Ahli Klimatologi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Erma Yulihastin, dikukuhkan sebagai profesor riset bidang kepakaran iklim dan cuaca ekstrem, Kamis, 25 April 2024. TEMPO/Alif Ilham Fajriadi
Ahli Klimatologi BRIN Erma Yulihastin Dikukuhkan sebagai Profesor Riset Iklim dan Cuaca Ekstrem

Dalam orasi ilmiah pengukuhan profesor riset dirinya, Erma membahas ihwal cuaca ekstrem yang dipicu oleh kenaikan suhu global.


Riwayat Jakarta dari Berstatus Ibu Kota Negara DKI Jakarta Kemudian Hanya Daerah Khusus Jakarta

4 hari lalu

Gedung bioskop Menteng di Jakarta, 1984. Dok. TEMPO/Nanang Baso
Riwayat Jakarta dari Berstatus Ibu Kota Negara DKI Jakarta Kemudian Hanya Daerah Khusus Jakarta

Sejak abad ke-16, Kota Jakarta telah mengalami berbagai perubahan dan perkembangan hingga secara resmi berubah menjadi DKI Jakarta, terakhir DKJ.


BNPB: Hujan Lebat 10 Jam, Lebih dari 100 Rumah Terendam Banjir di Kabupaten Luwu

4 hari lalu

Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menjelaskan sebaran dan dampak banjir Kalimantan dalam Disaster Briefing daring di Jakarta, Senin 12 September 2022. (Antara/Devi Nindy)
BNPB: Hujan Lebat 10 Jam, Lebih dari 100 Rumah Terendam Banjir di Kabupaten Luwu

BNPB menyatakan, hujan lebat selama 10 jam menyebabkan banjir di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan.