TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 Tekno Berita Kemarin, Sabtu 18 Desember 2021, diawali dari informasi gempa di Nias, Sumatera Utara, pada Jumat malam, 17 Desember 2021, pukul 21.38 WIB. Gempa berkekuatan Magnitudo 4,3 tapi berpusat di darat dan sangat dangkal, hanya satu kilometer.
Dua berita lainnya datang dari Gunung Semeru. Pertama, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif yang berjanji menambah peralatan untuk pengamatan aktivitas gunung api itu. Selain juga akan meningkatkan dari yang ada saat ini yang disebutnya 'standar'.
Berita kedua dari Semeru adalah penjelasan di balik peningkatan status aktivitas gunung itu dari Waspada menjadi Siaga. Diantaranya adalah aliran lidah lava dari kawah bertambah panjang hingga dua kilometer yang berpotensi menghasilkan awan panas guguran.
Berikut Top 3 Tekno Berita Kemarin, Sabtu 18 Desember 2021, selengkapnya,
1. Gempa Darat dan Dangkal Getarkan Nias, Ini Data BMKG
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG mencatat gempa di Nias, Sumatera Utara, pada Jumat malam, 17 Desember 2021, pukul 21.38 WIB. Gempa berkekuatan Magnitudo 4,3 tapi berpusat di darat dan sangat dangkal, hanya satu kilometer.
BMKG menginfokan pusat gempa itu tepatnya berlokasi 15 kilometer arah tenggara Nias. Intensitas guncangannya terukur hingga skala III MMI di Gunungsitoli, Kabupaten Nias dan Kabupaten Nias Barat. Skala III MMI biasa untuk ilustrasi gempa yang bisa dirasakan di dalam rumah, seakan ada truk melintas.
Ilustrasi gempa. REUTERS
Belum ada penjelasan lebih lanjut dari BMKG tentang mekanisme pemicu gempa maupun dampaknya. Tapi ini adalah gempa ketiga yang bisa dirasakan sepanjang Jumat, menurut catatan BMKG. Dua gempa sebelumnya terjadi pada pagi.
2. Menteri ESDM Janji Tambah dan Upgrade Alat Pemantau Semeru
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif berjanji menambah peralatan untuk pengamatan Gunung Semeru. Selain juga akan meningkatkan dari yang ada saat ini yang disebutnya 'standar'.
Dia mencontohkan kamera termal. Fasilitas atau alat ini akan ditambah untuk bisa ke depannya menentukan ke arah mana saja potensi awan panas guguran. "Kalau sekarang ini baru efektif ke daerah yang memang kelihatan spotnya," kata Arifin dikutip dari keterangannya, Jumat 17 Desember 2021.
Menteri ESDM Arifin Tasrif meninjau aktivitas Gunung Semeru di Pos Pengamatan Gunung Api Semeru, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Jumat 17 Desember 2021. (ANTARA/HO-Humas Kementerian ESDM )
Arifin menyebutkan sejumlah lokasi yang akan dipasangi kamera termal itu diantaranya di area Besuk Kobokan yang kini terisi oleh material lava dan lahar akibat luncuran awan panas guguran. Harapannya, kalau memang ada luncuran awan panas, langsung ketahuan temperaturnya berapa.
3. Siaga di Semeru: Lidah Lava 2 Kilometer, Pasir Erupsi 8 Juta Meter Kubik
Peningkatan status aktivitas Gunung Semeru dari Waspada menjadi Siaga sudah berdasarkan data visual dan instrumen, sekaligus pertimbangan potensi bahayanya. Diantaranya lidah lava mengalir dari kawah Gunung Semeru bertambah panjang hingga dua kilometer yang berpotensi menghasilkan awan panas guguran.
“Dua kilometer itu di ujung biasanya tidak stabil, dan karena tidak stabil kemudian dia runtuh, inilah yang menjadikan awan-awan panas guguran,” kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi, Kementerian ESDM, Andiani, dalam konferensi pers daring, Jumat 17 Desember 2021.
Tangkapan layar Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Andiani dalam konferensi pers daring perkembangan terkini Gunung Semeru, Jumat 17 Desember 2021. (ANTARA/HO-Kementerian ESDM)
Andiani menuturkan, sejak Semeru erupsi hingga 8 Desember 2021 lalu, awan panas guguran maksimal sejauh 3,5 kilometer. Namun, mulai 14 Desember 2021 jarak awan panas luncuran bertambah. “Kemarin pada 16 Desember, jarak luncurannya sudah mencapai 4,5 kilometer dan dalam sehari ada tiga kali kejadian,” kata dia.