Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Selama 53 Bulan Spesies Gurita Ini Mengerami Telurnya

Reporter

Editor

Bram Setiawan

image-gnews
Gurita graneledone boreopacifica. marinespecies.org
Gurita graneledone boreopacifica. marinespecies.org
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ada sekitar 300 spesies gurita di lautan. Sebagian besar spesies itu hidup di dasar laut yang dalam, sebagaimana dikutip dari National Geographic. Dari ratusan spesies gurita itu ada yang masa mengerami telurnya sangat lama.

Para peneliti dari University of Rhode Island dan Monterey Bay Aquarium Research Institute telah meneliti gurita betina spesies Graneledone boreopacifica yang mengerami sampai menetas selama lebih dari 4 tahun. Selama itu pula gurita itu menjaga telur dari serangan predator.

Mengutip dari situs web Monterey Bay Aquarium Research Institute, tim peneliti menemukan gurita Graneledone boreopacifica di kedalaman laut 1.400 meter, pada Mei 2007. Selama lebih dari 4 tahun, tim peneliti mengamati tempat yang sama sebanyak 18 kali. Walhasil, gurita yang diamati empat tahun silam itu tak berpindah dari tempat pertama kali ditemukan oleh tim peneliti. Para peneliti mencirikan bekas luka di tubuh gurita itu.

Selama kurun waktu penelitian itu, gurita yang mengerami telurnya itu kulitnya makin mengendur dan agak pucat. Hal itu dipengaruhi bobot tubuh yang terus berkurang selama mengerami telur.

Peneliti pun melihat kecenderungan gurita itu tak agresif ingin mencaplok kepiting atau udang yang berada di sekitarnya, selama tak mengganggu telurnya. Selama mengerami itu, induk gurita hanya sedikit makannya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pada September 2011, saat observasi peneliti masih menemukan gurita itu. Tapi, pada bulan berikutnya, gurita itu sudah pergi, tampak di tempat itu ada sisa kulit telur.

Jurnal ilmiah Plos One mencatat, waktu 53 bulan gurita betina spesies Graneledone boreopacifica mengerami telur termasuk kurun yang sangat lama. Masa mengerami telur itu tercatat paling lama untuk spesies hewan apa pun di dunia.

WILDA HASANAH

Baca juga: Penampakan Gurita Kaca Transparan di Kedalaman Samudra Pasifik

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ratu Camilla Tak akan Lagi Beli Baju dari Bulu Hewan

19 jam lalu

Raja Charles dan Ratu Camila/Foto: Instagram/The Royal Family
Ratu Camilla Tak akan Lagi Beli Baju dari Bulu Hewan

Istana Buckingham mengirimkan surat ke PETA kalau Ratu Camilla tak akan lagi membeli baju baru yang terbuat dari bulu hewan asli.


Telur Memang Sedap dan Sehat tapi Pahami Juga Nutrisinya

1 hari lalu

Ilustrasi Telur Rebus
Telur Memang Sedap dan Sehat tapi Pahami Juga Nutrisinya

Apapun olahan telur, ada baiknya untuk memahami kandungan nutrisinya. Sebelum membeli, berikut fakta manfaat telur dan nutrisinya.


KKP Luncurkan Project Management Office 724 untuk Awasi Pengelolaan Lobster

2 hari lalu

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) meluncurkan Project Management Office 724 untuk mendukung tata kelola lobster di Gedung Mina Bahari IV, KKP, Rabu, 15 April 2024. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
KKP Luncurkan Project Management Office 724 untuk Awasi Pengelolaan Lobster

KKP membentuk PMO 724 untuk mendukung tata kelola lobster di tanah air.


Peneliti Khawatir Berang-berang di DAS Ciliwung Terancam Punah, Kotorannya Mengandung Bioplastik

2 hari lalu

Tim mahasiswa FMIPA Universitas Pakuan Bogor dan hasil penelitiannya yang mengungkap kondisi mengenaskan populasi hewan berang-berang di DAS Ciliwung.  Tim ditemui dalam pameran edukasi dan poster penetlian mahasiswa dari 6 universitas di Jabodetabek, dalam rangka memperingati Hari Keanekaragaman Hayati Internasional bertema Biodiversitas Kini dan Nanti, di Universitas Pakuan Bogor, 13-14 Mei 2024. FOTO/M Sidik Permana
Peneliti Khawatir Berang-berang di DAS Ciliwung Terancam Punah, Kotorannya Mengandung Bioplastik

Berang-berang semakin sulit ditemukan di Sungai Ciliwung.


Temuan Peneliti MIT Mengklaim AI Telah Mempelajari Cara Menipu Manusia

4 hari lalu

Ilustrasi kecerdasan buatan atau AI. Dok. Shutterstock
Temuan Peneliti MIT Mengklaim AI Telah Mempelajari Cara Menipu Manusia

Kemampuan sistem AI ini dapat melakukan hal-hal seperti membodohi pemain game online atau melewati captcha.


Badai Geomagnetik Picu Gangguan Sinyal di Indonesia dan Dunia, Begini Kata Peneliti BRIN

4 hari lalu

Badai matahari dikabarkan akan menghantam bumi pada akhir tahun 2023? Kenali apa itu badai matahari di artikel ini. Foto: Canva
Badai Geomagnetik Picu Gangguan Sinyal di Indonesia dan Dunia, Begini Kata Peneliti BRIN

Ilmuwan NOAA mendeteksi badai geomagnetik terbaru yang terjadi pada 11 Maret 2024 dan dampaknya diperkirakan berlanjut hingga Mei ini.


Potensi Gempa Sesar Lembang, Peneliti BRIN Sebut Tingkat Ancaman Besar Karena Dangkal

6 hari lalu

BNPB memasang rambu peringatan  keberadaan sesar atau patahan di lokasi  Sesar Lembang, utara Bandung, Jumat, 26 April 2019. (Tempo/Anwar Siswadi)
Potensi Gempa Sesar Lembang, Peneliti BRIN Sebut Tingkat Ancaman Besar Karena Dangkal

Sampai kedalaman 4,5 meter tanah ditemukan empat kejadian gempa yang berkaitan dengan Sesar Lembang


5 Fakta Orangutan, Hewan Tercerdas yang Mirip Manusia

12 hari lalu

Orangutan sumatera jantan bernama Rakus dalam gambar handout yang diambil 25 Agustus 2022. Institut Perilaku Hewan Safruddin/Max Planck/Handout melalui REUTERS
5 Fakta Orangutan, Hewan Tercerdas yang Mirip Manusia

Orangutan memiliki kecerdasan lebih tinggi dari simpanse dan gorila.


Peneliti Unair Temukan Senyawa Penghambat Sel Kanker, Raih Penghargaan Best Paper

14 hari lalu

Peneliti muda yang merupakan mahasiswa doktoral Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Airlangga (Unair), Muhammad Ikhlas Abdjan. Dok. Humas Unair
Peneliti Unair Temukan Senyawa Penghambat Sel Kanker, Raih Penghargaan Best Paper

Peneliti Unair berhasil mengukir namanya di kancah internasional dengan meraih best paper award dari jurnal ternama Engineered Science.


Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

15 hari lalu

Perekayasa Ahli Utama Pusat Riset Teknologi Roket, Rika Andiarti bersama teknologi roket hasil karya BRIN. Dok. Humas BRIN
Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

Sekarang ukuran roket juga tidak besar, tapi bisa mengangkut banyak satelit kecil.