TEMPO.CO, Jakarta - Sejak Facebook mengganti nama menjadi Meta, obrolan tentang metaverse menjadi ramai diperbincangkan. Menariknya, obrolan itu tidak hanya membicarakan tentang kecanggihan masa depan dengan segala teknologinya, tetapi juga tentang bagaimana penerimaan metaverse di masyarakat dan tantangan yang perlu diwaspadai.
Menurut pakar kajian media Universitas Airlangga (Unair), Rachmah Ida, adopsi inovasi media seperti metaverse memiliki penerimaan yang berbeda-beda berdasarkan segmennya. Kalangan muda urban yang dekat dengan dunia teknologi memiliki sumber daya ekonomi dan senang mencoba hal baru akan menjadi pengadopsi inovasi awal atau biasa disebut “early adopter”.
“Sesuai dengan teori difusi, kalangan yang tidak melek teknologi nantinya akan sulit untuk ikut serta dalam inovasi media (metaverse) ini,” kata Ida seperti dikutip Tempo dari laman unair.ac.id, Senin, 27 Desember 2021.
Selain menyoroti penerimaan metaverse di masyarakat, Ida juga menyoroti tentang infrastruktur yang perlu dipersiapkan untuk menuju ke arah sana. “Untuk bisa mengangses Metaverse butuh transfer data yang banyak, sehingga membutuhkan infrastruktur internet yang baik,” ujarnya.
Menurut Ida, masuknya media baru akan mendatangkan tantangan yang baru juga. Ida menganggap metaverse dapat memicu konsumerisme. Hal ini karena dalam metaverse, pengguna akan disuguhi oleh berbagai fitur berbayar agar dapat mempercantik tampilan digital avatar.
Ida kemudian mengimbau pengguna dunia realitas digital untuk lebih berhati-hati. “Selain pada fisik, gangguan juga bisa terjadi pada mental pengguna, yaitu saat menyaksikan dunia sesungguhnya merupakan hal yang jauh berbeda dengan yang ada di dalam dunia digital,” katanya.
Pasalnya, menurut Ida, metaverse dapat menjadi medium melarikan diri dari kenyataan, baik untuk ajang hiburan atau pun mencari pengalaman baru di dunia yang baru. Bahayanya adalah ketika pengguna menganggap dunia virtual sebagai dunia nyata, sehingga ketika tidak sesuai dengan ekspektasinya, maka ia dapat mengalami gangguan mental.
NAUFAL RIDHWAN ALY
Baca juga: Begini Cara Kerja Metaverse yang Perlu Anda Ketahui