Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Dokter di AS Sebut Omicron Mirip Flu Musiman, Ini Tanggapan Pakar

image-gnews
Varian baru Omicron diteliti memiliki tingkat penularan sangat cepat dan sulit diredam penularannya.
Varian baru Omicron diteliti memiliki tingkat penularan sangat cepat dan sulit diredam penularannya.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang dokter spesialis jantung di Amerika Serikat, Afshine Emrani, menyebut Covid-19 varian Omicron sebagai virus yang tidak lebih dari flu musiman. Melalui akun Twitter miliknya, Emrani yang juga Direktur di Los Angeles Heart Specialists, menyarankan agar negara-negara tidak menguji varian Covid-19 dengan kode B.1.1.529 itu.

“Sebaliknya, lebih baik fokus pada sumber daya mereka untuk memberikan bantuan psikologis dan keuangan kepada orang yang membutuhkan,” cuit dia pada Selasa, 28 Desember 2021.

Menanggapi pernyataan Emrani, Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara periode 2018-2020, Tjandra Yoga Aditama, menyarankan agar tidak bereaksi berlebihan terhadap pernyataan itu. Secara proporsional, kata dia, apa yang disampaikan Emrani sudah dibantah oleh tiga hal dasar.

Pertama, hasil penelitian berskala internasional, kedua, kajian dan pernyataan lembaga resmi seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), serta ketiga, data epidemiologi yang jelas sudah ada. “Dari tiga sumber ini tidak ada yang menyebut Omicron ini tidak lebih dari virus flu musiman,” ujar dia saat dihubungi Selasa, 4 Januari 2022.

Selain itu, Emrani, yang memiliki lebih dari 26 ribu pengikut di Twitter itu juga telah mengunggah pembaruan tentang pandemi sejak munculnya virus SARS-CoV-2 itu. Dia mengklaim bahwa Omicron ‘secara harfiah’ adalah vaksin yang tidak dapat dibuat oleh perusahaan vaksin. “Dalam 8-12 minggu dunia akan divaksinasi karena penyebaran virus itu.”

Pernyataannya datang ketika dunia menyaksikan penyebaran varian Omicron yang cepat, terutama di Eropa dan Amerika Serikat. Dia menerangkan bahwa tidak banyak yang bisa dilakukan untuk menghentikan virus yang sudah digolongkan ke dalam variant of concern (VOC) oleh Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO itu menginfeksi 80 persen populasi.

Menurut Emrani, baik menggunakan masker atau yang sudah disuntik vaksin tidak ada bedanya, karena mereka memiliki peluang tertular. Meskipun tentu, orang yang divaksinasi memiliki peluang yang jauh lebih rendah untuk meninggal atau dirawat di rumah sakit. Ancaman terbesar menurutnya tetap pada reaksi berlebihan dari lembaga pemerintah.

“Ini menyebabkan kepanikan, misalnya yang mengarah pada penutupan yang merugikan mereka yang paling rentan di antara kita,” kata Emrani berpendapat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tjandra yang merupakan Guru Besar di Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), menambahkan lagi bahwa ‘teori dari seseorang’ tidak mungkin mengubah ilmu pengetahuan dunia. “Artinya apa yang disampaikan seorang pakar harus berbasis penelitian yang sahih,” kata Direktur Pascasarjana Universitas YARSI Jakarta itu.

Senada dengan Tjandra, Guru Besar Ilmu Biokimia dan Biologi Molekular Universitas Airlangga (Unair) Chairul Anwar Nidom, juga menyatakan bahwa pihaknya belum bisa mengatakan Omicron tidak lebih dari flu musiman karena data risetnya masih sedikit, terutama terkait dengan patogenisitas terhadap inang. “Semuanya bersifat spekulatif yang didasarkan kepada kondisi orang yang terinfeksi,” ujarnya.

Nidom menerangkan semua reaksi Omicron, baik dari kondisi fisiologis inang, interaksi dengan varian-varian yang ada, termasuk cara menghindar terhadap vaksin yang ada, datanya belum ada yang valid. Oleh karena itu, profesor di Fakultas Kedokteran Hewan Unair itu mengatakan masyarakat tidak perlu berlebihan menyikapi Omicron ini.

“Namun, harus tetap mewaspadai adanya dinamika virus Omicron, terutama yang punya komorbit dan para lansia, karena varian itu sudah menular antar-orang Indonesia,” ujar Nidom, Founder dan Ketua Tim Profesor Nidom Foundation (PNF).

LIVE MINT | ECONOMIC TIMES

Baca:
Inggris Buat Rencana Darurat Penanganan Omicron untuk Rumah Sakit hingga Sekolah

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

2 hari lalu

Juru bicara KPK, Ali Fikri, menghadirkan anggota DPRD Labuhan Batu, Yusrial Suprianto Pasaribu dan pihak swasta Wahyu Ramdhani Siregar, resmi memakai rompi tahanan seusai menjalani pemeriksaan, di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, Jumat, 26 Januari 2024. KPK resmi meningkatkan status perkara ke tahap penyidikan dengan menetapkan dan melakukan penahnan secara paksa selama 20 hari pertama terhadap dua orang tersangka baru Yusrial Suprianto Pasaribu dan Wahyu Ramdhani Siregar terkait Operasi Tangkap Tangan KPK terhadap empat tersangka Bupati Labuhan Batu, Erik A. Ritonga, anggota DPRD Labuhan Batu, Rudi Syahputra Ritonga, dua orang pihak swasta Efendy Sahputra dan Fazar Syahputra, dalam dugaan tindak pidana korupsi berupa pemberian hadiah atau janji terkait proyek pengadaan barang dan jasa dari APBD Tahun 2013 dan Tahun 2014 sebesar Rp.1,4 triliun di lingkungan Pemerintah Kabupatan Labuhan Batu. TEMPO/Imam Sukamto
Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.


Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

2 hari lalu

Seorang pria yang mengenakan masker berjalan melewati ilustrasi virus di luar pusat sains regional di tengah wabah penyakit virus corona (COVID-19), di Oldham, Inggris, 3 Agustus 2020. [REUTERS/Phil Noble]
Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.


Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

3 hari lalu

Dwina Septiani Wijaya. Dok. Peruri
Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.


Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

7 hari lalu

Gambar mikroskop elektron pemindaian ini menunjukkan SARS-CoV-2 (obyek bulat biru), juga dikenal sebagai novel coronavirus, virus yang menyebabkan Covid-19, muncul dari permukaan sel yang dikultur di laboratorium yang diisolasi dari pasien di AS. [NIAID-RML / Handout melalui REUTERS]
Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.


Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

10 hari lalu

Guru Besar Pulmonologi di FKUI Tjandra Yoga Aditama, yang juga Eks Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara. dok pribadi
Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa


KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

10 hari lalu

Bupati Muna (nonaktif), Muhammad Rusman Emba, menjalani pemeriksaan lanjutan, di gedung KPK, Jakarta, Jumat, 19 Januari 2024. Muhammad Rusman, diperiksa sebagai tersangka dalam pengembangan penyidikan perkara dugaan tindak pidana korupsi pemberian hadiah atau janji terkait pengajuan Dana Pemulihan Ekonomi Nasional daerah Kabupaten Muna Tahun 2021 - 2022 di Kementerian Dalam Negeri. TEMPO/Imam Sukamto
KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.


Perempuan Mahardhika Nilai Penahanan Anandira Puspita Bersama Bayi Berpotensi Mereviktimisasi Korban

11 hari lalu

Ilustrasi selingkuh. Shutterstock
Perempuan Mahardhika Nilai Penahanan Anandira Puspita Bersama Bayi Berpotensi Mereviktimisasi Korban

Sekretaris Nasional Perempuan Mahardhika, Tyas Widuri, menilai penahanan Anandira Puspita dan bayinya berpotensi mereviktimisasi korban dugaan perselingkuhan suaminya.


2.700 Perawat Dikerahkan di Tengah Mogok Massal Dokter Korea Selatan

16 hari lalu

Para dokter saat protes terhadap rencana penerimaan lebih banyak siswa ke sekolah kedokteran, di depan Kantor Kepresidenan di Seoul, Korea Selatan, 22 Februari 2024. REUTERS/Kim Soo-Hyeon
2.700 Perawat Dikerahkan di Tengah Mogok Massal Dokter Korea Selatan

Korea Selatan masih didera pemogokan massal para dokter. Ribuan perawat disiagakan.


Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

17 hari lalu

Ilustrasi kemacetan arus mudik / balik. TEMPO/Prima Mulia
Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.


WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

17 hari lalu

Ilustrasi Serangan Jantung. thestar.com.my
WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

Kenali ragam penyakit kardiovaskular yang menjadi penyebab utama kematian secara global.