Gelombang tekanan karena ledakan yang dibuat gunung api itu pada Sabtu lalu menembus atmosfer dengan kecepatan lebih dari 1000 kilometer per jam. Gelombang terekam menyeberangi Amerika Serikat, Inggris dan Eropa. Bunyi ledakan terdengar sampai dekat Fiji, Selandia Baru, bahkan Alaska yang berjarak lebih dari 9000 kilometer.
Erupsi juga memicu hampir 400 ribu kilatan petir di atas gunung api itu seiring partikel debu dan es atmosferik saling bertabrakan dan membangkitkan muatan listrik.
Sensor-sensor atmosferik mendeteksi sejumlah besar gas sulfur dioksida yang dilepaskan oleh erupsi Hunga Tonga-Hunga Hapa’ai yang dapat menyebabkan hujan asam di Tonga dan Fiji. Hujan asam berdampak kepada tanaman pangan dan air bersih. “Tapi jumlahnya belum setara erupsi besar Gunung Pinatubo di Filipina pada 1991 yang cukup untuk menyebabkan pendinginan global,” kata Shane Cronin dari University of Auckland, Selandia Baru.
Cronin dan timnya pernah berkemah di Gunung Hunga Tonga-Hunga Ha’apai pada 2015 lalu. Saat itu mereka sudah mengamati terumbu karang di sekeliling terangkat, membawa dugaan magma sudah terakumulasi di bawahnya dan memperingatkan letusan hebat bisa sewaktu-waktu terjadi.
Cronin membenarkan gunung api itu sudah batuk-batuk beberapa tahun ini, kemungkinan sebagian dari tekanannya yang terus tumbuh memaksa ke luar dari retakan-retakan di sekeliling kawah gunung itu. “Karena terus menguat, tekanan mencapai puncaknya pada 15 Januari lalu yang menyebabkan bagian tengah gunung itu meledak,” katanya.
Pandangan umum dari penerbangan pengintai P-3K2 Orion Angkatan Bersenjata Selandia Baru menunjukkan abu tebal jatuh di atas Nomuka di Tonga setelah negara kepulauan Pasifik itu dilanda tsunami yang dipicu oleh letusan gunung berapi bawah laut 17 Januari 2022. Angkatan Bersenjata Selandia Baru/Handout melalui REUTERS
Gambar-gambar dari satelit memperlihatkan puncak gunung itu yang semula berada di atas air laut sudah tak tampak lagi. “Anda tidak akan bisa lagi berkemah di sana sekarang,” kata Cronin.
Saat ini, aktivitas erupsi gunung Hunga Tonga-Hunga Ha'apai masih tercatat terus terjadi meski lemah dan Cronin mengatakan tidak akan terkejut kalau masih akan ada beberapa erupsi susulan dalam beberapa pekan mendatang. “Meski begitu sepertinya tidak akan sekuat letusan yang pertama,” katanya.
NEW SCIENTIST
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.