TEMPO.CO, Jakarta - Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman, menekankan perlunya kehati-hatian dalam pembukaan sekolah di saat kenaikan angka kasus Covid-19 varian Omicron belakangan ini. “Setidaknya akhir Februari atau awal Maret. Lebih baik online, jangan dipaksakan pembelajaran tatap muka,” kata Dicky saat dihubungi, Rabu, 2 Februari 2022.
Menurut Dicky, anak-anak usia sekolah terutama yang belum divaksin berisiko tinggi terinfeksi varian Covid-19 yang menular dengan cepat itu. “Bisa mengalami fatalitas,” katanya.
Selain itu, kalaupun tidak bergejala, risikonya adalah mereka menjadi penular kepada orang-orang di sekelilingnya dan di rumah. “Mungkin ada adiknya di bawah 6 tahun yang belum bisa divaksin. Ada orang tua komorbid.”
Menurut Dicky, hal ini yang harus dipikirkan baik orang tua yang anaknya sudah divaksin atau belum. Karena yang sudah divaksinasipun bukan berarti tidak tertular.
Dia juga memberikan catatannya bahwa positivity rate di wilayah aglomerasi meningkat dua kali lipat dalam 7 hari. Dia berharap pemerintah dan masyarakat di Indonesia tidak menunggu sampai rumah sakit penuh dan akhirnya ada angka kematian.
Caranya, antara lain, tidak perlu sampai PPKM darurat atau PPKM level 4. Tapi, PPKM antara level 2 atau 3 sudah cukup mengambil langkah penyesuaian yang lebih mengarah kepada intervensi pencegahan.
Ia pun menyarankan agar potensi gelombang ketiga Covid-19 di Indonesia harus direspons dari awal dengan cara strategi yang tepat, kuat dan cepat. "Dalam hal ini, misalnya melakukan deteksi dini yang kuat," katanya.
Data Satgas Penanganan Covid-19 menbenarkan peningkatan kasus cukup besar di Indonesia dalam beberapa pekan terakhir jika dibandingkan awal Januari 2022. Data yang ada menunjukkan telah terjadi peningkatan 40 kali lipat kasus positif mingguan jika dibandingkan pada awal tahun.
Pada pekan pertama Januari 2022 terdapat 1.409 kasus yang kemudian naik menjadi 3.027 pada pekan berikutnya. Jumlah itu kemudian naik menjadi 5.454 kasus pada satu pekan setelahnya. Pada 23 Januari 2022, jumlah itu telah naik menjadi sekitar 14.000 kasus dan kemudian meningkat tajam menjadi 56.807 kasus per 30 Januari 2022.
Sedang berdasarkan laporan dari basisdata GISAID pada 29 Januari 2022, grafik kasus positif Covid-19 varian Omicron di Indonesia juga terus meningkat dalam 14 hari ke belakangnya. Jika pada 15 Januari kisarannya 600 kasus, per 29 Januari sudah menembus 2.613 kasus.
Baca juga:
Kota Surabaya dan Malang Tambah Kasus Omicron Terbanyak di Jawa Timur
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.