Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ibnu Sina, Ilmuwan yang Mengembangkan Kedokteran Modern Dunia

Reporter

Editor

Bram Setiawan

image-gnews
Ibu Sina. Foto : Darunnajah
Ibu Sina. Foto : Darunnajah
Iklan

TEMPO.CO, JakartaIbnu Sina (Avicenna) merupakan salah satu ilmuwan muslim kelahiran Uzbekistan yang paling berpengaruh dalam sejarah perkembangan kedokteran modern dunia. Bukunya yang berjudul The Canon of Medicine (Qanun fi Thib) ikhtisar semua pengetahuan medis pada masanya hingga sekarang. Itu sebabnya, Ibnu Sina dijuluki sebagai Bapak Kedokteran Modern.

Ibnu Sina mempelajari ilmu kedokteran saat berusia 16 tahun. Selama bertahun-tahun mendalami ilmu pengetahuan, ia telah menulis 450 karya di bidang ilmiah dan filsafat.

Buku The Canon of Medicine yang mencakup lima volume dan ribuan halaman itu pertama kali diterjemahkan dari bahasa Arab ke Latin pada abad 12. Sejak itu, secara bertahap karya Ibnu Sina menjadi referensi pengobatan medis utama di Barat sampai abad 17, seperti dikutip dari Avicenna Journal of Medical Biotechnology.

Demi mengembangkan ilmu medis di Barat, buku itu dijadikan standar kurikulum di beberapa perguruan tinggi di Eropa, salah satunya Universitas Bologna. Perguruan tinggi itu termasuk universitas tertua di Eropa, sudah ada sejak tahun 1088.

Ibnu Sina melalui karyanya mengenai kaidah kedokteran itu menghimpun teori dan praktik pengobatan Yunani, India, dan Cina. Misalnya, penggunaan ramuan rempah-rempah untuk mengobati penyakit. Metode pengobatan tradisional yang dahulu dianggap berhubungan dengan metafisika itu dibuktikan oleh Ibnu Sina secara medis melalui uji ilmiah, seperti dikutip dari JSTOR Daily.

Menurut The Oxford Scientist, Ibnu Sina merupakan ilmuwan pertama yang melakukan eksperimen ilmiah dalam fisiologi. Itu termasuk salah satunya penggunaan prinsip ilmiah untuk menguji keamanan dan efektivitas obat dalam pembentukan dasar farmakologi modern.

Ibnu Sina juga memperkenalkan metode pemeriksaan penyakit radang selaput otak dan sumsum tulang belakang (meningitis). Ia membuat metode baru dalam penggunaan anestesi, analgesik, dan berbagai zat antiinflamasi. Sebelumnya, selama berabad-abad hal itu tidak pernah diketahui oleh orang-orang Yunani. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ada gagasan Ibnu Sina yang dahulu sempat diragukan, namun baru teruji ilmiah pada era sekarang, yaitu metode diet, pengobatan jantung, ginjal, dan gangguan mental.

Ibnu al-Nafis, ilmuwan pertama yang mampu menggambarkan secara akurat peredaran darah dari jantung ke paru-paru juga terinspirasi dari penemuan Ibnu Sina. Kajian Ibnu Sina itu tentang sistem jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular). 

Berkat kegeniusan Ibnu Sina dalam perkembangan ilmu kedokteran, Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) membuat Avicenna Prize for Ethics in Science. Penghargaan itu diberikan setiap dua tahun kepada individu maupun kelompok dengan pencapaian luar biasa di bidang etika dalam sains. UNESCO membuat penghargaan itu untuk menghormati kegeniusan Ibnu Sina dalam perkembangan ilmu kedokteran.

HARIS SETYAWAN

Baca: Dikaji Ibnu Sina Hingga Goethe, Psikologi Warna Bisa Memahami Emosi Jiwa

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

3 hari lalu

Mahasiswa UGM menggelar aksi dalam peringatan Hari Pendidikan Nasional di Balairung UGM Kamis, 2 Mei 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

Topik tentang mahasiswa UGM menggelar aksi menuntut tranparansi biaya pendidikan menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.


Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

3 hari lalu

Ilustrasi penderita kanker. shutterstock.com
Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

Waktu konsultasi yang terbatas menyebabkan pasien kanker sering merasa bingung untuk memahami betul penyakitnya.


BRIN Kirim Surat Teguran, Minta Ratusan Pensiunan Ilmuwan Kosongkan Rumah di Puspiptek

7 hari lalu

Penutupan akses jalan di depan kantor BRIN di Jalan Raya Serpong-Parung gagal dilakukan, Kamis 11 April 2024. (TEMPO/Muhammad Iqbal)
BRIN Kirim Surat Teguran, Minta Ratusan Pensiunan Ilmuwan Kosongkan Rumah di Puspiptek

BRIN meminta ratusan pensiunan ilmuwan mengosongkan rumah dinas di Puspiptek paling lambat 15 Mei 2024


Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

9 hari lalu

Pada Senin (5/2), Istana Buckingham mengumumkan bahwa Raja Charles III didiagnosis menderita kanker. Istana juga mengatakan bahwa sang Raja telah mulai menjalani perawatan. REUTERS/Toby Melville
Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.


Jokowi Sebut RI Kehilangan Devisa Rp 180 Triliun karena Masyarakat Pilih Berobat ke Luar Negeri

11 hari lalu

Presiden Joko Widodo memberi pengarahan dalam acara Peringatan 22 Tahun Gerakan Nasional Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU PPT) di Istana Negara, Jakarta, Rabu 17 April 2024. Indonesia telah dinyatakan secara aklamasi diterima sebagai Anggota Financial Action Task Force on Money Laundering and Terrorism Financing (full membership). Keberhasilan tersebut diperoleh dalam FATF Plenary Meeting di Paris, Perancis yang dipimpin oleh Presiden FATF, MR. T. Raja Kumar pada Rabu, 25 Oktober 2023. TEMPO/Subekti.
Jokowi Sebut RI Kehilangan Devisa Rp 180 Triliun karena Masyarakat Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan bahwa Indonesia kehilangan devisa US$ 11,5 Miliar atau Rp 180 triliun per tahun. Apa sebabnya?


5 Kampus Kedokteran Terbaik di Indonesia Versi QS WUR by Subject 2024

19 hari lalu

Logo Universitas Indonesia. TEMPO, Savero Aristia Wienanto.
5 Kampus Kedokteran Terbaik di Indonesia Versi QS WUR by Subject 2024

QS World University Rankings atau QS WUR by Subject 2024 kembali menghadirkan daftar kampus dengan jurusan kedokteran terbaik di Indonesia.


Cara Mudah Redakan Radang Gusi di Rumah

24 hari lalu

Ilustrasi dokter memeriksa mulut anak. intermountainhealthcare.org
Cara Mudah Redakan Radang Gusi di Rumah

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan di rumah untuk pengobatan sementara radang gusi. Salah satunya kompres air dingin.


USAID Bantu Berikan Terapi Pencegahan TBC di Indonesia

39 hari lalu

Warga saat melakukan pemeriksaan Rontgen Thorax saat skrining tuberkulosis di Gelanggang Olahraga Otista, Jakarta, Kamis, 9 Februari 2023. Untuk mengurangi penularan Penyakit Tuberkulosis (TB) Paru, Dinas Kesehatan DKI Jakarta melalui Puskesmas Kecamatan Jatinegara melangsungkan kegiatan skrining tuberkulosis kepada 65 orang yang meliputi Pemeriksaan Rontgen Thorax, TCM (Test Cepat Molekuler) atau Pemeriksaan Dahak, serta TST (Tuberkulin Skin Test) atau Test Mantoux. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
USAID Bantu Berikan Terapi Pencegahan TBC di Indonesia

USAID memberikan terapi pencegahan tuberkulosis (TPT) kepada 145.070 orang di Indonesia, untuk mempercepat akses pengobatan preventif melawan TBC


Urolog Sebut Penyebab Batu Ginjal dan Ragam Penanganannya

40 hari lalu

Tindakan memecah batu ginjal tanpa pembedahan atau ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy).
Urolog Sebut Penyebab Batu Ginjal dan Ragam Penanganannya

Meskipun tidak bergejala, batu ginjal yang menyumbat saluran kemih dapat menyebabkan sejumlah masalah kesehatan. Cek penanganannya.


Hari Tuberkulosis Sedunia, Kendalikan TB dengan Inovasi Vaksin

42 hari lalu

Ilustrasi obat Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock
Hari Tuberkulosis Sedunia, Kendalikan TB dengan Inovasi Vaksin

Vaksinasi tuberkulosis sebagai penanganan imunologi diharapkan bisa perpendek durasi pengobatan, sederhanakan regimen atau perbaiki hasil pengobatan