Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pantau Ancaman Tsunami Gunung Anak Krakatau, Badan Geologi Usul Pasang Buoy

image-gnews
Erupsi Gunung Anak Krakatau, Kamis, 4 Februari 2022. Dari pantauan Badan Geologi Kementerian ESDM, anak Gunung Krakatau terus menghembuskan awan hitam sejak pukul Jumat pagi. Foto: PVMBG
Erupsi Gunung Anak Krakatau, Kamis, 4 Februari 2022. Dari pantauan Badan Geologi Kementerian ESDM, anak Gunung Krakatau terus menghembuskan awan hitam sejak pukul Jumat pagi. Foto: PVMBG
Iklan

TEMPO.CO, Bandung -  Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Eko Budi Lelono mengatakan Gunung Anak Krakatau adalah salah satu gunung api di Indonesia yang letusannya berpotensi membangkitkan tsunami.

“Sejarah mencatat korelasi gunung api dengan terjadinya tsunami ini di mana terjadi kejadian yang paling baru adalah erupsi Gunung Anak Krakatau, yaitu pada tahun 2018,” kata dia, dalam konferensi pers daring, Rabu, 9 Februari 2022.

Eko mengatakan, erupsi Gunung Anak Krakatau memiliki karakteristik mirip Gunung Api Tonga di Selandia Baru, yakni berpotensi memicu tsunami, kendati saat ini kemungkinan tsunami akibat erupsi Gunung Anak Krakatau relatif kecil. 

“Memang karakteristik kedua gunung api ini identik, namun berdasarkan data pemantauan terkini kemungkinan terjadinya itu sangat kecil. Ini ada beberapa alasan. Yang pertama volume intrusi magma di Gunung Api Anak Krakatau saat ini belum besar, ini terindikasi dari rekaman seismik atau deformasi dari catatan gas SO2-nya,” kata Eko.

Namun, erupsi bukan satu-satunya pemicu tsunami yang bisa dihasilkan dari Gunung Anak Krakatau. Pada tahun 2018 misalnya terjadi longsoran tubuh gunung api tersebut yang memicu tsunami.

“Secara historis longsoran Gunung Anak Krakatau yang terjadi ketika ketinggian puncaknya melebihi 300 meter di atas permukaan laut ini terjadi pada 2019 kemarin. Ini akibat dari ketidakstabilan lereng ini runtuh atau longsor pada ketinggian 300 meter. Saat ini mungkin ketinggiannya masih 100 meter. Ini kemungkinan kecil bisa menimbulkan hal yang sama seperti terjadi di Tonga,” kata Eko.

Eko mengatakan Badan Geologi telah mengirim tim tanggap darurat untuk melakukan evaluasi data terkait aktivitas Gunung Anak Krakatau. Pekan lalu misalnya, gunung tersebut erupsi. Badan Geologi juga berkoordinasi dengan sejumlah lembaga terkait aktivitas gunung tersebut di antaranya dengan BMKG, serta BPBD setempat. Hasilnya sejumlah rekomendasi.

Pertama, penguatan pemantauan aktivitas Gunung Anak Krakatau termasuk potensi longsor di tubuh gunung api tersebut dengan dilakukan secara menerus memanfaatkan data dari citra satelit serta GPS. Kedua, longsoran tubuh gunung tersebut bisa dipicu oleh aktivitas tektonik, erupsi gunung api, serta longsor pada lereng bawah laut.

“Oleh karena itu saran dalam hal ini untuk penguatan Early Warning System adalah dengan menempatkan tide gauge dan buoy pada pulau terdekat Gunung Anak Krakatau sehingga potensi terjadinya tsunami dapat diketahui sebelum gelombang tsunami sampai ke pantau yang berpotensi menimbulkan korban jiwa,” kata Eko.

Tide gauge atau buoy tersebut adalah alat yang memantau naik turunnya permukaan air laut untuk memantau tsunami.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Eko mengatakan Badan Geologi saat ini memutuskan masih mempertahankan status aktivitas Gunung Anak Krakatau di Level 2 atau Siaga. “Kegiatan saat ini memang belum perlu menaikkan status. Dan tim masih melakukan evaluasi data secara menyeluruh untuk mengestimasi ancaman bahaya ke depannya,” kata dia.

Gunung Anak Krakatau terpantau erupsi pada 4-6 Februari 2022 dengan teramati aktivitas letusan dengan kolom asap dengan ketinggian berkisar 800-2000 meter di atas puncak. Aktivitas kegempaan sejak pertengahan Desember 2021 mengindikasikan terjadinya suplai magma kendati intrusi magma menuju permukaannya terpantau relatif belum besar. Data citra satelit menunjukkan indikasi terjadinya aktivitas magmatik.

“Namun demikian anomali termal belum teramati satelit. Artinya aktivitas yang terjadi di dominasi oleh aktivitas eksplosif lontaran material piroklastik, daripada aktivitas efusif yang berupa aliran lava. Selanjutnya data deformasi dari satelit belum mengindikasikan perubahan yang signifikan. Data tiltmeter yang kami pasang di lapangan ada deformasi permukaan dari Gunung Api Anak Krakatau, namun belum menunjukkan hal yang signifikan,” kata Eko.

Eko mengatakan, mengenai erupsi Gunung Anak Krakatau dan aktivitas gempa bumi yang terjadi, seperti gempa Banten yang terjadi belum lama, kesimpulan sementara tidak berkaitan.

“Kami melihat berdasarkan data pemantauan menunjukkan kondisi overpressure di Gunung Anak Krakatau ini terjadi sebelum gempa Banten. Jadi gempa bumi global dengan kekuatan besar yang memicu erupsi gunung api kalau kita lihat hanya sekitar 0,4 persen saja. Dengan catatan gunung api yang mengalami erupsi berada pada kondisi overpresur sebelumnya. Sebelum ada gempa ini kondisinya sudah overpressure,” kata Eko.

Eko mengatakan, Gunung Anak Krakatau bukan satu-satunya gunung api yang erupsinya menimbulkan tsunami di Indonesia. “Saat ini terdapat sembilan gunung api yang berpotensi membangkitkan tsunami jika terjadi erupsi,” kata dia.

Sembilan gunung api tersebut adalah Gunung Anak Krakatau (Selat Sunda), Tambora (NTB), Ile Werung/Hobalt (NTT), Rokatenda (NTT), Ruang (Sulut), Awu (Sulut), Gamkonora (Malut), Teon (Maluku), serta Gamalama (Maluut/Ternate). Gunung Ile Werung/Hobalt terhitung yang terbanyak menghasilkan tsunami yakni tercatat sudah tiga kali pada tahun 1973, 1979, serta 1983. Setelah itu disusul Gunung Anak Krakatau sebanyak dua kali, yakni 1883, serta 2018.

Baca:
BNPB: Gunung Anak Krakatau Erupsi 9 kali, Hindari Radius 2 Kilometer

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Gunung Ibu Erupsi Dua Kali Malam Ini, Jarak Lontaran Lava Pijarnya 1,5 kilometer

5 hari lalu

Gunung Ibu di Kabupaten Halmahera Barat, Jumat, 20 September 2024 pukul 22:18 WIT semburkan lava pijar yang teramati di ketinggian 300 meter. ANTARA/HO-Pos Pengamatan Gunung Ibu
Gunung Ibu Erupsi Dua Kali Malam Ini, Jarak Lontaran Lava Pijarnya 1,5 kilometer

Gunung Ibu erupsi dua kali pada Senin malam, 30 September 2024 Jarak waktu kedua letusan hanya satu jam.


Gunung Ibu di Halmahera Barat Erupsi, Semburkan Abu Setinggi 700 Meter

8 hari lalu

Gunung Ibu mengeluarkan abu vulkanik terlihat dari Desa Gam Ici Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara, Senin 13 Mei 2024. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) merekam aktivitas erupsi yang menghasilkan kolom abu setinggi lima kilometer dari puncak Gunung Ibu pada Rabu (13/5) pukul 09:12 WIT dengan intensitas tebal condong ke arah barat dengan amplitudo maksimum 28 mm dan durasi 5 menit 6 detik.  ANTARA FOTO/Andri Saputra
Gunung Ibu di Halmahera Barat Erupsi, Semburkan Abu Setinggi 700 Meter

Gunung Ibu erupsi pada Jumat malam sekitar pukul 20.10 WIT dengan ketinggian kolom abu hingga 700 meter.


Top 3 Tekno: Jess No Limit di Antara Gempa Cianjur Selatan dan Tsunami Kecil di Jepang

11 hari lalu

Ilustrasi gempa bumi
Top 3 Tekno: Jess No Limit di Antara Gempa Cianjur Selatan dan Tsunami Kecil di Jepang

Top 3 Tekno Berita Terkini pada Rabu pagi ini, 25 September 2024, didominasi berita peristiwa gempa.


Gempa M5,9 di Jepang Picu Tsunami 0,5 Meter, Karena Gunung Api Bawah Laut?

12 hari lalu

Titik pusat gempa yang memicu tsunami 0,5 meter di Jepang, Selasa 24 September 2024.  BMKG memastikan tsunami tak berdampak ke wilayah Indonesia. BMKG
Gempa M5,9 di Jepang Picu Tsunami 0,5 Meter, Karena Gunung Api Bawah Laut?

Dari sebelumnya diminta waspada untuk prediksi setinggi satu meter, tsunami benar datang dan mencapai, antara lain, Pulau Hachijo setinggi 50 cm.


Info Terkini Gempa M5,7 di Zona Megathrust Izu-Ogasawara Jepang Picu Peringatan Tsunami

12 hari lalu

Gempa di Kepulauan Izu, Jepang, pada hari Selasa, 24 Agustus 2024, pukul 06:14:21 WIB. (BMKG)
Info Terkini Gempa M5,7 di Zona Megathrust Izu-Ogasawara Jepang Picu Peringatan Tsunami

Gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal yang dipicu aktivitas subduksi lempeng pada zona megathrust Izu-Ogasawara.


Tsunami 110 Meter Terjadi di Pedalaman Greenland 2023, Penyebab Getaran Gempa Aneh

12 hari lalu

Ilustrasi tsunami. Shutterstock
Tsunami 110 Meter Terjadi di Pedalaman Greenland 2023, Penyebab Getaran Gempa Aneh

Sebuah obyek seismik tak dikenal atau Unidentified Seismic Object (USO) terdeteksi pada tahun lalu. Janggal sebagai sebuah gempa.


Pemerintah Gunakan TV Digital untuk Peringatan Dini Bencana, Jangan Sembarang Masukkan Kode Pos

12 hari lalu

Tampilan simulasi Early Warning System (EWS) TV Digital yang dilakukan Kementerian Komunikasi dan Informatika menunjukkan indikator EWS berwarna kuning, biru, dan merah di Kabupaten Badung, Bali, Senin (23/9/2024). (ANTARA/Livia Kristianti)
Pemerintah Gunakan TV Digital untuk Peringatan Dini Bencana, Jangan Sembarang Masukkan Kode Pos

Sistem peringatan dini bencana akan muncul di layar TV digital begitu terjadi bencana sesuai dengan kode pos yang dimasukkan di televisi.


Badan Geologi Sebut Gempa di Kabupaten Bandung Akibat Aktivitas Sesar Aktif

18 hari lalu

Ilustrasi BMKG dan gempa bumi. Shutterstock
Badan Geologi Sebut Gempa di Kabupaten Bandung Akibat Aktivitas Sesar Aktif

Kepala Badan Geologi M. Wafid menyatakan, gempa bumi di Kabupaten Bandung hari ini akibat aktivitas sesar aktif.


Gempa Magnitudo 5 di Bandung, Ini Penjelasan Badan Geologi

18 hari lalu

Peta pusat gempa dengan kekuatan magnitudo 5.0 di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, pada Rabu (18/9/2024). (ANTARA/HO-Badan Geologi)
Gempa Magnitudo 5 di Bandung, Ini Penjelasan Badan Geologi

Berdasarkan lokasi pusat gempa, kedalaman dan data mekanisme sumber dari BMKG dan GFZ Jerman, kejadian gempa diakibatkan oleh aktivitas sesar


Gunung Semeru Erupsi Beruntun, Tinggi Letusan Hingga 500 Meter

19 hari lalu

Gunung Semeru erupsi beruntun dengan letusan hingga setinggi 500 meter, Selasa 17 September 2024. ANTARA/HO-PVMBG
Gunung Semeru Erupsi Beruntun, Tinggi Letusan Hingga 500 Meter

Gunung Semeru, Jawa Timur, mengalami erupsi delapan kali pada Selasa pagi. Tinggi letusan abu hingga mencapai 500 meter.