TEMPO.CO, Yogyakarta - Angka kematian Covid-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terus meningkat. Dalam periode sepekan, 9-16 Februari 2022, tercatat sedikitnya 17 kematian terkonfirmasi Covid-19 berdasarkan catatan Gugus Tugas Covid-19 DIY.
"Hari ini kasus terkofirmasi Covid-19 yang meninggal sebanyak lima orang dan tambahan kasus baru sebanyak 1.476 orang," kata juru bicara Gugus Tugas Covid-19 DIY Berty Murtiningsih, Rabu 16 Februari 2022.
Padahal angka kematian pekan sebelumnya, atau sejak Januari lalu, nyaris selalu nol. Kasus kematian terbanyak disumbang dari Kabupaten Sleman sebanyak empat orang dan satu kematian dari Kabupaten Bantul.
Untuk tambahan kasus infeksi baru, Berty menuturkan, sebanyak 1.084 datang dari hasil tracing kontak kasus positif. Sisanya, sebanyak 392 kasus, berasal dari hasil periksa mandiri.
Salah satu klaster yang kembali marak dengan ledakan kasus di Yogyakarta ini berasal dari kegiatan sosial kemasyarakatan seperti hajatan. Di Kabupaten Gunungkidul, misalnya, tengah berkembang klaster dari kegiatan persiapan pernikahan warga atau calon pengantin di Kecamatan Nglipar.
"Dari 106 kasus baru di Gunungkidul hari ini, dari klaster calon pengantin ada 13 orang, kasus yang lainnya menyebar," kata Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul Dewi Irawaty.
Klaster persiapan pernikahan ini berkembang ketika ada seorang pria asal Gunungkidul yang merantau bekerja di Jakarta pulang untuk melangsungkan pernikahan. Namun, sebelum pernikahan dilangsungkan awal pekan ini yang bersangkutan melakukan test swab antigen dan hasilnya positif.
Klaster calon pengantin ini meluas di tengah berita klaster penularan dari
lingkungan pondok pesantren yang ada di Kecamatan Playen. Dari klaster pondok pesantren itu tak kurang 41 orang telah diketahui positif Covid-19. "Hari ini tidak ada penambahan kasus dari tracing di pondok pesantren itu," kata Dewi.
Lonjakan kasus Covid-19 turut membuat pemerintah DIY semakin selektif menggelar kegiatan tatap muka. Khususnya bagi yang hendak bertemu langsung Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X atau Wakil Gubernur DIY Sri Paduka Paku Alam X.
Jika tak mendesak, Pemda DIY lebih memprioritaskan pertemuan dengan tamu dilakukan secara daring. "Dengan melonjaknya kasus saat ini, sementara pertemuan tatap muka dengan pimpinan (Gubernur dan Wakil Gubernur DIY) agak dibatasi hingga kasus agak melandai ke depan," kata Kepala Bagian Humas Pemda DIY Ditya Nanaryo Aji.
Baca juga:
Pernah Rawat Kasus Omicron Pertama, RSUD Bandung: Puluhan Perawat Positif Covid-19
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.