TEMPO.CO, Yogyakarta - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X mengaku bingung mengamati grafik penularan kasus Covid-19 di era Omicron saat ini. Dia menilai grafiknya sangat fluktuatif.
Sultan pun masih berhitung untuk mengeluarkan kebijakan terkait pembelajaran tatap muka (PTM) yang belakangan dihentikan sejumlah pemerintah kabupaten/kota di DIY. "Untuk (PTM) sekolah sementara ini jangan dulu, kami masih mengamati (pergerakan kasus harian)," kata Sultan Senin 7 Maret 2022.
Sultan HB X menuturkan, grafik penularan harian Covid-19 di DIY belakangan sangat fluktuatif dan sulit diterka. Misalnya pertengahan Februari hingga awal Maret, kasus harian nyaris terus di atas 2.000 kasus bahkan menembus rekor di masa varian Delta yang mendekati 3.000 kasus.
Namun dua hari terakhir, 6-7 Maret, kasus harian anjlok terus di bawah 2.000 kasus. Selain itu kasus kesembuhan harian juga nyaris menyamai kasus positif baru. "Seperti kemarin (Minggu), kasus baru bertambah 1.700 tapi yang sembuh 1.400 kasus," kata Sultan.
Pada Senin 7 Maret ini pun kasus harian baru di DIY menurun lagi menjadi 1.310 dengan jumlah mereka yang dinyatakan sembuh 1.290. "Kalau jumlah kasus sembuh lebih besar daripada jumlah kasus penularan harian, itu baru indikasinya kasus mulai ada penurunan," kata Sultan.
Hanya saja, meski kesembuhan tinggi namun kasus aktif di DIY tercatat masih 34.560 orang. Sultan menilai acuan pengambilan kebijakan termasuk soal tatap muka sekolah salah satu indikatornya jika penurunan kasus dan tingkat kesembuhan berjalan konstan.
"Kalau melihat situasi sekarang kami belum bisa mengambil langkah lebih jauh, jangan-jangan nanti naik di atas 2.000 lagi karena masih sangat fluktuatif," katanya menambahkan.
Sejumlah pemerintah kabupaten/kota di DIY memutuskan pada awal Maret ini menghentikan pembelajaran tatap muka seluruh jenjang sekolah baik SD dan SMP. Misalnya di Kota Yogyakarta, pembelajaran daring yang sudah dimulai pada 1-7 Maret kembali diperpanjang satu pekan hingga Senin 14 Maret 2022 menyusul masih tingginya kasus baru Covid-19.
Baca juga:
Ramalan Awan Gempa, Ini Kata BMKG dan USGS