TEMPO.CO, Jakarta - Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) mempunyai inisiatif untuk membantu laboratorium di seluruh dunia untuk lebih meningkatkan kemampuan mereka dan bersiap untuk mengidentifikasi dan mengkarakterisasi agen penyebab penyakit zoonosis dengan menggunakan nuklir dan teknik terkait.
Adanya wabah penyakit zoonosis atau penyakit hewan yang dapat menular dari hewan ke manusia, misalnya Ebola, Zika atau Covid-19, menyebabkan penting untuk mengidentifikasi dan mengkarakterisasi agen penyebab dengan cepat.
Kursus pelatihan virtual, yang diselenggarakan oleh IAEA dalam kemitraan dengan Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) akhir bulan lalu, berfokus pada pelatihan teknisi laboratorium dan ahli dalam meningkatkan prosedur pengujian mereka dengan menyelaraskan mereka dengan laboratorium referensi diagnostik veteriner global.
Pelatihan pada 21-25 Februari 2022 yang diikuti hampir 600 peserta dari 94 negara ini merupakan kegiatan terbaru dalam inisiatif Zoonotic Disease Integrated Action (ZODIAC) IAEA, sebagai upaya untuk mencegah dan memitigasi pandemi zoonosis di masa depan.
Teknik diagnostik yang sangat sensitif dan spesifik ini merupakan metode pilihan dalam deteksi dini penyakit. Agar dapat digunakan secara efisien dan berkontribusi pada upaya global untuk memerangi lebih efisien terhadap wabah atau pandemi penyakit zoonosis berikutnya, prosedur yang ditentukan dan direkomendasikan untuk deteksi dan identifikasi penyakit harus digunakan dengan cara yang terjamin kualitasnya. Dengan kata lain, untuk memastikan bahwa hasil mereka akurat dan dapat diandalkan.
“Sebelum menerapkan teknik pendeteksian penyakit apa pun, laboratorium perlu memastikan bahwa serangkaian parameter teknis diverifikasi, untuk memastikan bahwa teknik tersebut bekerja sesuai dengan tujuan yang dimaksudkan dan pada tingkat dan margin yang diharapkan dari laboratorium referensi,” kata Ivancho Naletoski, petugas teknis di Pusat Teknik Nuklir Bersama FAO/IAEA di Pangan dan Pertanian.
Parameter yang perlu diverifikasi oleh laboratorium adalah sensitivitas dan spesifisitas analitis dan diagnostik, ketahanan, pengulangan, reproduktifitas, dan ketidakpastian. Kinerja laboratorium dalam uji profisiensi internasional juga dievaluasi. Pelatihan IAEA/FAO menyediakan metode untuk memverifikasi bahwa kinerja pengujian sesuai dengan kriteria yang diharapkan yang ditentukan oleh pengembang.
“Dengan mendapatkan parameter teknis yang terbukti secara statistik dan keselarasannya dengan standar internasional, laboratorium di seluruh dunia dapat memberikan hasil yang sebanding dan andal dan dengan demikian memainkan peran penting dalam mengidentifikasi wabah penyakit yang muncul, serta dalam karakterisasi patogen penyebab,” kata Naletoski.
Baca:
Persiapan Pembuangan Limbah PLTN ke Laut, Badan Atom Dunia Kunjungi Fukushima
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.