Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Studi: Covid-19 Dapat Menginfeksi Sel Penis dan Testis, Picu Disfungsi Ereksi

Reporter

Editor

Erwin Prima

image-gnews
Kata
Kata "COVID-19" tercermin dalam setetes jarum suntik dalam ilustrasi yang diambil pada 9 November 2020. [REUTERS / Dado Ruvic / Ilustrasi]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah studi baru mengungkap bahwa Covid-19 mungkin dapat menginfeksi dan merusak penis dan testis seseorang. Para peneliti dari Northwestern University Feinberg School of Medicine, di Chicago, Illinois, menemukan dalam sebuah penelitian terhadap monyet bahwa virus tersebut dapat menginfeksi sel-sel alat kelamin pria, dan menyebabkan kerusakan jangka panjang.

Penelitian sebelumnya telah menemukan bahwa laki-laki yang selamat dari virus itu kadang-kadang menderita disfungsi ereksi dan masalah saluran genital lainnya, meskipun sering diyakini merupakan akibat dari peradangan sebagai respons imun terhadap virus.

Namun, para peneliti ini kini percaya bahwa hal itu akibat virus itu sendiri, bukan sistem kekebalan, yang menyebabkan masalah genital untuk pria yang terinfeksi.

Para peneliti, yang memposting temuan mereka minggu lalu di bioRxiv sambil menunggu tinjauan sejawat sebelum publikasi jurnal, melakukan penelitian pada tiga kera rhesus jantan, jenis monyet yang sering digunakan untuk penelitian semacam itu karena mereka memiliki banyak kesamaan genetik dengan manusia.

Setiap kera menjalani pemindaian tubuh setelah mereka terinfeksi virus dalam upaya untuk mendeteksi di mana jejak virus terlihat.

Dr Thomas Hope, peneliti utama dan profesor biologi di Northwestern, mengatakan kepada New York Times bahwa 'sinyal di penis tidak terdeteksi.'

Peneliti menemukan penyebaran virus di penis ketiga hewan tersebut. Salah satu hewan juga mengalami infeksi pada testisnya.

Temuan menunjukkan bahwa virus berhasil menginfeksi dan menyebar di dalam penis monyet, kemungkinan menyebabkan masalah saluran genital hewan, seperti disfungsi ereksi.

Para peneliti percaya jenis penyebaran ini dapat menyebabkan kerusakan besar pada bagian tubuh pada hewan dan manusia. Penyebaran virus di penis dapat menyebabkan disfungsi ereksi dan penyakit peyronie, suatu kondisi di mana seseorang merasakan sakit yang hebat saat ereksi.

Penyebaran Covid di prostat dapat menyebabkan penurunan kualitas air mani dan bahkan menempatkan seseorang pada risiko lebih tinggi terkena kanker prostat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pada testis, virus dapat menurunkan jumlah dan kualitas sperma serta menurunkan kadar testosteron. Pria yang terinfeksi mungkin juga merasakan peradangan atau nyeri di testis mereka.

Penelitian sebelumnya telah menemukan hubungan antara infeksi Covid-19 dan perkembangan disfungsi ereksi. Sebuah studi yang diterbitkan tahun lalu oleh University of Florida menemukan bahwa pria yang telah pulih dari virus tiga kali lebih mungkin untuk mengembangkan kondisi tersebut daripada mereka yang tidak.

Pria dengan faktor risiko yang sudah ada sebelumnya seperti obesitas, atau kondisi jantung atau pernapasan menunjukkan tingkat disfungsi ereksi yang lebih tinggi. Mungkin ini dikaitkan dengan peradangan sebagai respons imun terhadap virus itu, yang merupakan penyebab banyak gejala 'long covid'.

Namun, dalam kasus ini, virus itu sendiri mengikat dirinya ke tubuh dan menyebabkan kerusakan jangka panjang pada orang yang terinfeksi. "Reseptor yang diikat oleh virus corona berlimpah di penis dan testis," kata Dr Joseph Katz, profesor kedokteran gigi di University of Florida yang memimpin penelitian tahun lalu.

“Virus dapat mengikat ke area tersebut. Dan penelitian telah menunjukkan bahwa Covid dapat mengurangi jumlah testosteron yang diproduksi. Hilangnya testosteron telah terbukti menempatkan seseorang pada risiko memiliki hasil yang lebih parah dari Covid-19."

DAILY MAIL

Baca:
Covid-19, Sinovac Ungkap Garap Vaksin Baru Isi Multivarian

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

21 jam lalu

Pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Abdul Azis Syah Peureulak, Kabupaten Aceh Timur, Aceh, Rabu, 11 Maret 2020. Kementerian Kesehatan mencatat jumlah kasus DBD di Indonesia telah menelan 100 korban meninggal dari total 16.099 kasus dalam periode Januari sampai dengan awal Maret 2020. ANTARA/Syifa Yulinnas
Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?


Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

1 hari lalu

Seorang petugas kesehatan memegang botol berisi vaksin Oxford/AstraZeneca coronavirus disease (COVID-19) di Rumah Sakit Nasional di Abuja, Nigeria, 5 Maret 2021. [REUTERS/Afolabi Sotunde]
Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia


Peneliti Unair Temukan Senyawa Penghambat Sel Kanker, Raih Penghargaan Best Paper

1 hari lalu

Peneliti muda yang merupakan mahasiswa doktoral Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Airlangga (Unair), Muhammad Ikhlas Abdjan. Dok. Humas Unair
Peneliti Unair Temukan Senyawa Penghambat Sel Kanker, Raih Penghargaan Best Paper

Peneliti Unair berhasil mengukir namanya di kancah internasional dengan meraih best paper award dari jurnal ternama Engineered Science.


Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

1 hari lalu

Perekayasa Ahli Utama Pusat Riset Teknologi Roket, Rika Andiarti bersama teknologi roket hasil karya BRIN. Dok. Humas BRIN
Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

Sekarang ukuran roket juga tidak besar, tapi bisa mengangkut banyak satelit kecil.


Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

1 hari lalu

Pada acara vaksinasi booster ini tersedia dosis vaksin Astra Zeneca, Sinovac, dan Pfizer di Polsek Jagakarsa, Jakarta Selatan, Jumat 17 Juni 2022. Adanya virus omicron subvarian baru yaitu BA.4 dan BA.5 yang berpotensi membuat lonjakan kasus Covid-19. Tempo/Muhammad Syauqi Amrullah
Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.


Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

1 hari lalu

Mesin robot ekstraksi vaksin Covid-19 bernama AutoVacc, yang dirancang oleh Pusat Penelitian Teknik Biomedis Universitas Chulalongkorn untuk mengekstrak dosis ekstra dari botol vaksin AstraZeneca, terlihat di Bangkok, Thailand 23 Agustus 2021. Gambar diambil 23 Agustus 2021. REUTERS/Juarawee Kittisilpa
Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.


Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

1 hari lalu

Seorang petugas kesehatan memegang botol berisi vaksin Oxford/AstraZeneca coronavirus disease (COVID-19) di Rumah Sakit Nasional di Abuja, Nigeria, 5 Maret 2021. [REUTERS/Afolabi Sotunde]
Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?


Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

2 hari lalu

Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Mikrobiologi Terapan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Dede Heri Yuli Yanto. Dok. Humas BRIN
Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

Di Indonesia diperkirakan terdapat 200 ribu spesies jamur, yang di antaranya mampu memproduksi enzim.


Kenapa Orang Suka Aroma Bayi? Ini Penjelasan Ilmiahnya

2 hari lalu

Ilustrasi ayah gendong bayi. Freepik
Kenapa Orang Suka Aroma Bayi? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Cairan amnion dan substansi seperti verniks caseosa berperan dalam menciptakan aroma bayi yang khas.


Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

2 hari lalu

Foto aerial kondisi polusi udara di kawasan Pelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara, Rabu, 13 Desember 2023. Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir pada Rabu, konsentrasi polutan particulate matter 2.5 (PM2,5) di Jakarta sebesar 41 mikrogram per meter kubik dan berada di kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif karena polusi. ANTARA/Iggoy el Fitra
Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

Polusi udara yang erat kaitannya dengan tingginya beban penyakit adalah polusi udara dalam ruang (rumah tangga).