Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Inilah 5 Dampak Perubahan Iklim terhadap Hewan Ternak

Reporter

Editor

Nurhadi

image-gnews
Foto udara sejumlah bangkai hewan ternak yang mati akibat kedinginan di dekat North Hoor, Marsabit, Kenya, 21 Januari 2022. REUTERS/Baz Ratner
Foto udara sejumlah bangkai hewan ternak yang mati akibat kedinginan di dekat North Hoor, Marsabit, Kenya, 21 Januari 2022. REUTERS/Baz Ratner
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Perubahan iklim ternyata dapat mempengaruhi hewan ternak baik secara langsung atau pun tidak langsung. Hal itu terungkap dalam sebuah artikel ilmiah berjudul “Climate Change Impacts in the United States”.

Artikel ilmiah yang diketuai Richard Grotjahn pada 2014 dan dipublikasikan di laman National Climate Assessment tersebut menyebutkan beberapa pengaruh perubahan iklim terhadap hewan ternak, di antaranya:

1. Membuat Hewan Ternak Stres

Gelombang panas yang diproyeksikan meningkat akibat perubahan iklim secara langsung dapat mengancam hewan ternak. Pada 2011, paparan suhu tinggi menyebabkan produsen mengalami kerugian lebih dari 1 miliar USD.

Hewan ternak yang terpapar suhu panas yang ekstrem dapat mempengaruhi hewan ternak baik secara langsung maupun tidak langsung. Seiring berjalannya waktu, suhu panas yang ekstrem dapat membuat hewan ternak menjadi stres dan rentan terhadap penyakit, mengurangi kesuburannya, dan mengurangi tingkat produksi susunya.

2. Mengancam Pasokan Pangan

Kekeringan akibat perubahan iklim dapat membuat padang rumput dan pasakon pangan hewan ternak terancam. Kekeringan mengurangi jumlah rumput hijau yang berkualitas untuk kebutuhan pangan hewan ternak. Beberapa daerah juga dapat mengalami kekeringan dalam jangka waktu lama dan intens akibat suhu panas yang ekstrem. 

3. Meningkatkan Parasit

U.S. Global Change Research Program dalam lamannya menulis perubahan iklim dapat meningkatkan jumlah parasit dan penyakit yang mempengaruhi hewan ternak. Awal musim semi dan musim dingin yang ekstrem memungkinkan beberapa parasit dan patogen bertahan hidup dengan lebih mudah. Di daerah dengan curah hujan yang meningkat, patogen yang bergantung pada kelembaban juga dapat berkembang dengan lebih cepat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

4. Meningkatkan Pemakaian Bahan Kimia

Perubahan iklim dapat mempengaruhi praktik kedokteran hewan, termasuk peningkatan penggunaan bahan kimia dan perawatan kesehatan hewan lainnya yang kemungkinan besar akan diadopsi untuk menjaga kesehatan hewan ternak. Hal ini dilakukan sebagai respons terhadap perubahan hama, parasit, dan mikroba yang disebabkan oleh perubahan iklim

Akibatnya, terjadi peningkatan risiko bahan kimia yang masuk ke rantai makanan atau mengarah pada evolusi resistensi pada bahan kimia tertentu.

5. Kebutuhan Pangan Hewan Ternak Meningkat

Peningkatan CO2 di atmosfer dapat meningkatkan produktivitas tanaman yang menjadi pakan ternak. Tetapi, kualitas beberapa tanaman yang ditemukan di padang penggembalaan menurun dengan meningkatnya CO2. Akibatnya, hewan ternak perlu makan lebih banyak untuk mendapatkan manfaat nutrisi yang sama.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Bapanas Akan Tingkatkan Masa Simpan Pangan

3 hari lalu

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, ketika ditemui dalam acara CNBC Economic Outlook 2024, di The Ritz-Carlton Pacific Place, Jakarta, Kamis, 29 Februari 2024. TEMPO/Defara Dhanya
Bapanas Akan Tingkatkan Masa Simpan Pangan

Kepala Badan Pangan Nasional atau Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan akan perbaiki masa simpan pangan.


Top 3 Tekno: Prakiraan Cuaca BMKG, Penyakit Ngorok Mematikan, Sekolah Bisnis Terbaik

4 hari lalu

Ilustrasi Info BMKG. Google Play Store
Top 3 Tekno: Prakiraan Cuaca BMKG, Penyakit Ngorok Mematikan, Sekolah Bisnis Terbaik

Top 3 Tekno Berita Terkini pada Kamis pagi ini, 9 Mei 2024, dimulai dari artikel prakiraan cuaca BMKG kemarin.


Suhu Bumi Terpanas pada April 2024

4 hari lalu

Ilustrasi gelombang panas ekstrem.[Khaleej Times/REUTERS]
Suhu Bumi Terpanas pada April 2024

Sejak Juni 2023, setiap bulan temperatur bumi terus memanas, di mana puncak terpanas terjadi pada April 2024.


Jokowi Sebut Stok Beras Cukup untuk Antisipasi Kemarau

4 hari lalu

Presiden Jokowi saat ditemui di Pasar Baru Karawang, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, pada Rabu siang, 8 Mei 2024. TEMPO/Daniel A. Fajri
Jokowi Sebut Stok Beras Cukup untuk Antisipasi Kemarau

Jokowi juga menyebut harga sejumlah bahan pokok mengalami penurunan.


Hewan Ternak Mati Akibat Penyakit Ngorok, Begini Penjelasan Dokter Hewan Unair

4 hari lalu

Seorang warga memasang ketupat pada hewan ternak sapi miliknya saat mengikuti Tradisi Lebaran Sapi di lereng Gunung Merapi, Sruni, Musuk, Boyolali, Jawa Tengah, Rabu 17 April 2024. Tradisi Lebaran sapi yang dilakukan turun temurun pada bulan Syawal atau Lebaran ketupat itu sebagai rasa syukur bagi warga setempat atas hasil hewan ternak sapi yang baik sehingga dapat meningkatkan penghasilan ekonomi sekaligus untuk mengangkat potensi hewan ternak sapi di lereng Gunung Merapi. ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho
Hewan Ternak Mati Akibat Penyakit Ngorok, Begini Penjelasan Dokter Hewan Unair

Ratusan sapi dan kerbau yang terserang penyakit ngorok ini mati mendadak.


Cegah Krisis Iklim, Muhammadiyah Luncurkan Program 1000 Cahaya

6 hari lalu

Sisifus. Ilustrasi TEMPO/Imam Yunianto
Cegah Krisis Iklim, Muhammadiyah Luncurkan Program 1000 Cahaya

Program ini berupaya membangun 'Green Movement' dengan memperbanyak amal usaha Muhammadiyah untuk mulai memilah dan memilih sumber energi bersih di masing-masing bidang usaha.


Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

9 hari lalu

Petugas Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat thermometer pengukur suhu udara di Taman Alat Cuaca BMKG Jakarta, Rabu, 11 Oktober 2023. BMKG memprediksi musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia akan berlangsung hingga akhir Oktober dan awal musim hujan terjadi pada awal November 2023. Tempo/Tony Hartawan
Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

Suhu panas yang dirasakan belakangan ini menegaskan tren kenaikan suhu udara yang telah terjadi di Indonesia. Begini data dari BMKG


Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

10 hari lalu

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat ditemui di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (27/2/2024). ANTARA.
Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.


Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

12 hari lalu

Foto handout yang disediakan oleh Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (BASARNAS) menunjukkan asap dan abu erupsi Gunung Ruang dilihat dari desa Tagulandang, Sulawesi Utara, Indonesia, 19 April 2024. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi ( PVMBG) Kementerian ESDM melaporkan Gunung Ruang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, meletus pada 16 April malam. Akibat letusan Gunung Ruang, 272 KK atau sekitar 828 jiwa dievakuasi. EPA-EFE/BASARNAS
Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

Artikel soal kerusakan alat pemantau erupsi Gunung Ruang menjadi yang terpopuler dalam Top 3 Tekno hari ini.


Guru Besar IPB Ungkap Keunggulan Pendekatan Metabolomik untuk Deteksi Kehalalan Pangan

12 hari lalu

Guru Besar Fakultas Teknologi Pertanian IPB University, Prof. Nancy Dewi Yuliana. Dok Humas IPB University
Guru Besar IPB Ungkap Keunggulan Pendekatan Metabolomik untuk Deteksi Kehalalan Pangan

Metode-metode analisis pangan halal yang telah dikembangkan selama ini memiliki keterbatasan.