Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Peringati Hari Bumi, Dompet Dhuafa Ajak Ambil Kurban Bawa Baskom Sendiri

image-gnews
Petugas memasukkan daging kurban ke dalam besek bambu yang lebih ramah lingkungan di Kampung Salam Berqurban, Sekolah Alam Bogor, Tanah Baru, Kota Bogor, Jawa Barat, Sabtu, 1 Agustus 2020. Sedikitnya 1600 besek bambu digunakan sebagai pengganti kantong plastik dalam pembagian daging kurban untuk Kelurahan Tanah Baru dan Cimahpar, Bogor yang didistribusikan langsung ke rumah warga sebagai upaya penerapan protokol kesehatan di saat pandemi COVID-19. ANTARA FOTO/Arif Firmansyah
Petugas memasukkan daging kurban ke dalam besek bambu yang lebih ramah lingkungan di Kampung Salam Berqurban, Sekolah Alam Bogor, Tanah Baru, Kota Bogor, Jawa Barat, Sabtu, 1 Agustus 2020. Sedikitnya 1600 besek bambu digunakan sebagai pengganti kantong plastik dalam pembagian daging kurban untuk Kelurahan Tanah Baru dan Cimahpar, Bogor yang didistribusikan langsung ke rumah warga sebagai upaya penerapan protokol kesehatan di saat pandemi COVID-19. ANTARA FOTO/Arif Firmansyah
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Memperingati Hari Bumi pada tanggal 22 April, Dompet Dhuafa menyarankan untuk mengurangi pemakaian sampah plastik saat Hari Raya Idul Fitri dan Hari Raya Idul Adha atau Hari Raya Kurban.

"Masyarakat membawa wadah dari rumah, seperti baskom atau lainnya yang tidak sekali pakai untuk mengambil kurban," kata Arif Haryono dari Dompet Dhuafa pada acara daring gerakan #AsikTanpaSampahPlastik oleh Klaster Filantropi Lingkungan Hidup dan Konservasi Bumi, Rabu, 20 April 2022.

Ia melihat adanya ironi karena produksi sampah justru meningkat pada dua acara besar tersebut. "Masyarakat sangat konsumtif. Masyarakat aktif melakukan transaksi, namun tidak melakukan perubahan perilaku dalam penggunaan sampah sekali pakai," jelas Arif.

Ia juga menjelaskan ajaran agama untuk menjadi sederhana dan perhatian dengan lingkungan. Penggunaan wadah yang ramah lingkungan tentu bisa menjadi pilihan.
"Di daerah menggunakan bungkus dari daun pisang atau besek," jelas Arif merujuk penggunaan kekayaan lokal.

Secara struktural pihaknya mendekati ke pemerintah daerah setempat untuk memberikan edaran imbauan dalam momentum hari besar agama untuk tidak menggunakan plastik sekali pakai. "Sedikit banyak hasilnya cukup baik,"

Ia juga menjelaskan melakukan kampanye secara kultural juga, yaitu melalui jaringan mesjid yang ada. "Kita bisa masuk melalui MUI, Dewan Masjid Indonesia dan sebagainya untuk bersama-sama melibatkan stakeholder tersebut untuk mengkampanyekan ke jejaring masjidnya masing-masing. "

Kata kuncinya, ujar Arif, adalah pelibatan stakeholder yang lebih luas lagi dan tidak henti melakukan kampanye bahwa penggunaan plastik sekali pakai tidak sehat, tidak ramah lingkungan dan sebagainya.

Ke depan dia juga mendorong adanya fatwa dari MUI atau Ormas Islam lainnya bahwa pada hari besar keagamaan tidak menggunakan plastik sekali pakai.

Berbagai solusi untuk pengurangan sampah plastik telah dikampanyekan secara berkala, mulai dari penggunaan bahan yang mudah di daur ulang, pengelolaan sampah terpadu dan metode lainnya yang dapat diterapkan. Namun, keefektifan pengurangan sampah plastik masih dinilai kurang jika tanpa sinergi antara intervensi hulu dan hilir.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ketergantungan penggunaan plastik dalam keseharian masyarakat menjadikan potensi polusi plastik sekali pakai meninggi dari tahun ke tahun dan memberikan dampak serius kepada lingkungan hingga memicu terjadinya perubahan iklim yang ekstrim.

Menurut laporan “Menghentikan Gelombang Plastik” oleh The Pew Charitable Trusts dan SYSTEMIQ, sampah plastik yang salah kelola akan bertambah menjadi 239 juta ton pada tahun 2040 jika skenario Bisnis seperti Biasa (Business-as-Usual/BAU) masih dijalankan.

Peran hulu (pra-konsumen, seperti pengurangan/penggantian plastik dalam produksi dan desain ulang produk) dan hilir (pasca konsumen, seperti proses daur ulang dan pengelolaan bekas pakai) diperlukan dengan berbagai intervensi sistem dalam inovasi pengurangan sampah plastik.

Pemerintah, melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, mendorong penerapan ekonomi sirkular (circular economy) untuk mencapai target perubahan iklim Indonesia. Ekonomi sirkular merupakan pendekatan secara industri terhadap praktik reduce, reuse, recycle yang mengarah pada pengurangan konsumsi sumber daya primer dan produksi limbah.

Menurut Kementerian, penerapan ekonomi hijau dan sirkular dapat berpotensi menciptakan 4,4 juta lapangan pekerjaan baru pada tahun 2030, dimana tiga perempatnya dapat diisi oleh kaum perempuan.

Baca:
Berbagai Sampah Plastik Berbeda Lama Waktu Terurai

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pertamina International Shipping Catat Penurunan Emisi Karbon 25.445 Ton

4 hari lalu

Kapal Gas Arjuna milik PT Pertamina International Shipping (PIS). Dok. Pertamina
Pertamina International Shipping Catat Penurunan Emisi Karbon 25.445 Ton

PT Pertamina International Shipping mencatat data dekarbonisasi PIS turun signifikan setiap tahun.


Pemda Sumbawa Bangun 3 TPA dan 11 TPS Terpadu

5 hari lalu

Pemda Sumbawa Bangun 3 TPA dan 11 TPS Terpadu

Pemerintah Kabupaten Sumbawa, membangun 3 Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan 11 Tempat Pengolahan Sampah (TPS) Terpadu, sebagai upaya untuk meningkatkan pengelolaan sampah.


Kandungan Plastik dalam Makanan dan Minuman: Dampak Kesehatan dan Cara Kurangi Konsumsi Mikroplastik

5 hari lalu

Kandungan mikroplastik dari hasil penelitian atas tiga merek air mineral dalam kemasan saat diteliti di laboratorium FMIPA-Universitas Indonesia, Depok, Rabu (14/3). (foto: TEMPO/ Gunawan Wicaksono)
Kandungan Plastik dalam Makanan dan Minuman: Dampak Kesehatan dan Cara Kurangi Konsumsi Mikroplastik

Penelitian menunjukkan bahwa hampir semua makanan kita mengandung mikroplastik, dalam bentuk apa saja? Apa bahaya bagi kesehatan?


Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

6 hari lalu

Aeshnina Azzahra Aqilani co Captain River Warrior Indonesia (Riverin) Bergabung dalam Pawai untuk mengakhiri Era Plastik, Ottawa, Kanada 21 April 2024. Foto dok: ECOTON
Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.


Telkomsel Jaga Bumi Peringati Hari Bumi Sedunia

6 hari lalu

Telkomsel Jaga Bumi Peringati Hari Bumi Sedunia

Lebih dari 15 ribu pohon telah ditanam di 8 lokasi sepanjang tahun 2023 sebagai bagian dari program Telkomsel Jaga Bumi Carbon Offset. Selain itu, lebih dari 75 ribu pavement block dan 20 ribu phone holder diproduksi dari limbah plastik dan bekas cangkang kartu SIM melalui program Waste Management.


Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

6 hari lalu

Peneliti Ahli Utama di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Muhammad Reza Cordova, dikukuhkan sebagai Profesor Riset dengan kepakaran pencemaran laut, pada Kamis, 25 April 2024. TEMPO/Alif Ilham Fajriadi
Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

Reza dikukuhkan sebagai profesor riset berkat penelitian yang dilakukannya pada aspek urgensi pengelolaan plastik.


Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

6 hari lalu

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita . (ANTARA/HO-Kementerian Perindustrian/rst)
Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

Kementerian Perindustrian atau Kemenperin menyatakan impor untuk komoditas bahan baku plastik kini tidak memerlukan pertimbangan teknis lagi.


Depo Sampah Tutup, Warga Yogyakarta Berebut Buang Sampah ke Bak Truk yang Melintas

6 hari lalu

Video viral di media sosial berisi aksi belasan warga berebutan melempar sampah ke bak sebuah truk yang melintas di jalanan sekitar depo sampah Pasar Ngasem Kota Yogyakarta pada Rabu 24 April 2024. Dok. Istimewa
Depo Sampah Tutup, Warga Yogyakarta Berebut Buang Sampah ke Bak Truk yang Melintas

Pascalibur Lebaran, sejumlah depo sampah di Kota Yogyakarta memang belum dibuka. Tumpukan sampah masih tampak menggunung.


Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

7 hari lalu

Konferensi pers kandungan racun dalam pelet plastik daur ulang yang dilakukan Ecoton di Gresik, Jawa Timur, Selasa, 23 April 2024. TEMPO/Nur Hadi
Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang


Pertamina Geothermal Energy Dorong Program Pengelolaan Sampah

8 hari lalu

Power plan PLTP Lumut Balai I, Semende Darat Laut beroperasi sejak 2019. Dari pembangkit milik PT. Pertamina Geothermal Energy area Lumut Balai, energi sebesar 55Mw dialirkan untuk menjaga sistem kelistrikan di Sumbagsel. TEMPO/Parliza Hendrawan
Pertamina Geothermal Energy Dorong Program Pengelolaan Sampah

PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) melakukan berbagai inisiatif untuk menjaga lingkungan.