TEMPO.CO, Jakarta - Banyak orang menganggap tumbuhan atau hutan hijau berkontribusi signifikan terhadap produksi oksigen untuk pernapasan makhluk hidup. Kenyataannya, penghasil oksigen di bumi bukanlah tumbuhan, melainkan mikroorganisme yang hidup di ekosistem laut bernama fitoplankton. Benarkah demikian?
Apa itu Fitoplankton?
Fitoplankton juga dikenal sebagai mikroalga, mirip dengan tanaman darat karena memiliki klorofil. Mereka juga membutuhkan sinar matahari, nutrisi anorganik seperti nitrat, fosfat, dan belerang untuk bertahan hidup dan terus tumbuh. Untuk mendapat nutrisi dari sinar matahari, kebanyakan fitoplankton hidup mengapung di permukaan laut.
Menurut National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), dalam ekosistem yang seimbang, fitoplankton menyediakan makanan bagi berbagai makhluk laut. Mulai dari udang, siput, dan ubur-ubur. Ketika terlalu banyak nutrisi yang tersedia, fitoplankton dapat tumbuh di luar kendali dan membentuk ganggang yang beracun dan berbahaya.
Penghasil Oksigen Terbesar
Keberadaan fitoplankton sangat penting untuk rantai makanan ekosistem laut. Mengutip The Newport Bay Conservancy (NBC), para ilmuwan dalam penelitiannya telah membuktikan bahwa 50-80 persen oksigen di atmosfer bumi dihasilkan oleh fitoplankton saat melakukan fotosintesis.
Sedangkan pohon atau tanaman, hanya menghasilkan sekitar 20 persennya saja. “Jadi ya, fitoplankton memang menghasilkan lebih banyak oksigen ketimbang hutan hijau,” tulis NBC dalam laporannya.
Salah satu jenis fitoplankton, Prochlorococcus, mampu melepaskan berton-ton oksigen ke atmosfer bumi setiap hari. Penjelajah National Geographic, Sylvia A. Earle, memperkirakan bahwa Prochlorococcus menyediakan oksigen untuk satu dari setiap lima napas manusia.
Sebagai informasi, oksigen terlarut di laut berasal dari dua sumber, yakni atmosfer dan tumbuhan terendam atau fitoplankton di dalam air. Air asin membawa oksigen terlarut dengan persentase lebih sedikit dibandingkan dengan sumber air tawar.
Oksigen yang dihasilkan oleh fitoplankton bisa dibilang sebagai produk sampingan dari fotosintesis. Mereka memasuki air laut tetapi kemudian dilepaskan sebagai gas ke atmosfer. Pada gilirannya oksigen dari atmosfer akan larut di permukaan laut. Dalam siklus seimbang, oksigen ini berguna untuk menopang kehidupan laut.
HARIS SETYAWAN
Baca juga: Mengapa Terjadi Ledakan Fitoplankton di Teluk Bima
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.