TEMPO.CO, Jakarta - Tim khusus Badan Reserse Kriminal atau Bareskrim Polri akan memeriksa Putri Candrawathi dan asisten rumah tangganya menggunakan pendeteksi kebohongan atau lie detector, Selasa, 6 September 2022.
Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Brigadir Jenderal Andi Rian Djajadi mengatakan pemeriksaan keduanya dilakukan di Pusat Laboratorium Forensik, Sentul, Bogor, Jawa Barat. “Hari ini pemeriksaan tersangka PC dan saksi Susi dengan lie detector yang dilakukan di Puslabfor, Sentul,” katanya.
Apa itu lie detector?
Lie detector alat deteksi kebohongan menggunakan mesin poligraf. Itu perangkat yang berfungsi mengumpulkan analisis respons fisiologis manusia melalui sensor yang terhubung ke individu yang diperiksa.
Deteksi kebohongan atau Poligraf. shutterstock.com
Merujuk publikasi Historical Techniques of Lie Detection, lie detector ditemukan John Augustus Larson. Ia polisi juga mahasiswa Universitas California yang mendalami poligraf dalam investigasi kriminal
Seiring waktu, lie detector berkembang menjadi banyak versi yang makin canggih. Lie detector umumnya kerap digunakan untuk membantu penyelidikan aksi kriminal. Penggunaan lie detector telah digunakan polisi dalam upaya investigasi dan interogasi sejak 1924.
Bagaimana cara kerja lie detector?
Saat mendeteksi kebohongan, sensor lie detector akan membaca reaksi tubuh seperti kondisi tekanan darah atau detak jantung, perubahan pernapasan, dan keringat di jari tangan. Reaksi psikologis yang terjadi ketika seseorang mengucapkan sesuatu, tanpa sadar akan mempengaruhi kerja organ tubuh.
Melalui sensor yang dihubungkan di tubuh bisa diketahui adanya perubahan abnormal di ketiga fungsi tubuh itu. Hasil dari reaksi tubuh akan tercantum di kertas grafis. Pemeriksaan melalui lie detector biasanya berlangsung selama kurang lebih 90 menit.
Meski telah digunakan sejak lama, keakuratan lie detector masih menjadi perdebatan hingga saat ini. Merujuk American Psychological Association, reaksi fisiologis yang terekam dalam poligraf bisa saja terjadi ada orang jujur yang gugup saat interogasi atau sebaliknya.
Beberapa ahli juga menyebut lie detector lebih mirip pendeteksi rasa takut. Faktor ini juga yang membuat pelatih penguji poligraf Don Grubin menyebut lie detector bisa dimanipulasi hasilnya. Perlu penelitian lebih lanjut tentang keampuhan poligraf dan metode lain dalam lie detector atau alat deteksi kebohongan yang lebih efektif dan akurat.
Baca: Bareskrim Polri Periksa Putri Candrawathi dan ART dengan Lie Detector Hari ini
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.