TEMPO.CO, Jakarta - Google telah merilis eksperiman Bard pada Februari 2023, chatbot yang dianggap menyaingi ChatGPT. Google Bard memiliki fungsi mirip dengan ChatGPT. Brad akan mengumpulkan informasi dari berbagai situs yang, kemudian ditampilkan hasilnya.
Google Bard baru mengerti bahasa Inggris, Jepang, dan Korea. Google Bard dilatih dengan kumpulan data teks yang masif agar bisa berkomunikasi dan menghasilkan tanggapan mirip manusia. Misalnya, seperti berbagai permintaan maupun pertanyaan. Google Bard telah belajar untuk menyelesaikan beragam jenis tugas secara informatif dan komprehensif. Google Bard bisa menyughuhkan rangkuman terkait topik faktual atau membuat cerita.
Fungsi Google Bard
Google Bard mirip ChatGPT, large language model atau yang biasa disebut chatbot. Kendati masih membuat kesalahan, Google Bard masih dikembangkan untuk meningkatkan akurasi dan kemampuannya.
Merujuk Search Engine Jurnal, Bard merupakan chatbot Google eksperimental yang didukung oleh Language Model for Dialogue Applications (LaMDA). Bard adalah AI generatif yang menerima petunjuk dan melakukan tugas berbasis teks seperti memberikan jawaban dan ringkasan, membuat beragam jenis konten. Bard juga membantu menelusuri topik dengan meringkas informasi yang ditemukan di Internet dan menyediakan tautan untuk menjelajahi situs web dengan lebih banyak informasi.
Bard jawaban dari Google untuk ChatGPT
Tiga pekan setelah peluncuran ChatGPT, pada 21 Desember 2022, Google kemudian mengumumkan peluncuran Bard pada 6 Februari 2023, atau 47 hari setelah penyesuaian strategi kode merah. Bard dirilis sebagai jawaban untuk ChatGPT dan pengguna mengetahuinya untuk melihat perbandingannya dengan chatbot kecerdasan buatan OpenAI tersebut.
Pengumuman Google terkait Bard bukan pencarian cukup gamlang. Ketika pencarian menampilkan tautan ke jawaban, Bard akan membantu pengguna menyelidiki pengetahuan tersebut. Bard sebagai metode interaktif guna mengakses pengetahuan tentang topik tertentu.
Bard didukung oleh LaMDA
LaMDA merupakan model bahasa besar yang dilatih dalam kumpulan data yang terdiri atas dialog publik dan data web. Mengutip publikasi Why is Google AI Called Bard? What does it Stand for? dalam situs web My Learning, kecerdasan buatan Google yang digunakan dalam Bard AI dikenal sebagai LaMDA. Ini adalah generasi pertama LaMDA yang dirilis pada 2021. Bard menggunakan model bahasa LaMDA untuk membantu memahami masukan dengan informasi di seluruh web melalui percakapan.
Bard berfokus teks
Bard adalah layanan obrolan kecerdasan buatan Google. Bard merupakan AI generatif, nama genetik yang diberikan untuk model kecerdasan buatan seperti ChatGPT OpenAI dan DALL-E yang mempunyai kemampuan menghasilkan konten baru untuk pengguna. Biasanya AI generatif berisi kemampuan untuk menghasilkan video, audio, cerita.
Namun karena Bard AI adalah chatbot, hanya berfokus pembuatan konten berbasis teks. Tujuan utama Bard AI, mengembangkan jawaban terhadap masukan dari pengguna dengan cara yang alami dan percakapan untuk membantu menyelesaikan semua pertanyaan pengguna.
Bard menghasilkan beragam konten
Kemampuan kreatif Bard menghasilkan konten yang autentik dan unik, misalnya menulis cerita. Bard bisa digunakan untuk membuat beragam jenis konten naskah. Pengguna perlu memasukkan memerinci dan Bard akan menghasilkan konten. Bard terhubung ke web, dalam beberapa detik bisa menghasilkan banyak hal.
Akses terbatas Bard
Bard mempunyai akses yang terbatas dan hanya tersedia bagi pengguna di Amerika Serikat dan Inggris yang bergabung melalui daftar tunggu untuk memperoleh akses awal ke Bard AI. Mengutip The Guardian, di konferensi Google I/O, Google mengumumkan akan membuka chatbot bagi pengguna di lebih dari 180 negara di seluruh dunia, termasuk Australia.
Pilihan Editor: ChatGPT dan Google Bard, Apa Bedanya dan Mana yang Lebih Baik?
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.