TEMPO.CO, Jakarta - Institut Teknologi Bandung (ITB) memperketat pengawasan peserta Ujian Tulis Berbasis Komputer pada Seleksi Nasional Berbasis Tes atau UTBK-SNBT 2023 setelah muncul upaya kecurangan di kampus lain. Panitia Pusat UTBK ITB menggunakan berbagai alat seperti pemeriksaan logam atau metal detector, juga pengacak sinyal telepon seluler atau jammer, dan kamera pengawas.
“Kamera CCTV ada di setiap ruang ujian,” kata Koordinator Teknologi Informasi dan Komunikasi UTBK ITB Mugi Sugiarto di ITB Senin, 23 Mei 2023.
Pusat UTBK ITB memakai ruang ujian di dalam kampus dan lima sekolah mitra. Di setiap ruangan ujian itu terdapat kamera pengawas yang dipasang oleh ITB maupun tiap sekolah. Hasil rekaman gambar dari kamera pengawas itu akan digunakan sebagai bukti kejadian jika ada kasus di ruang ujian.
Menurut Mugi, panitia menjaga ketat pengaturan sudut kamera pengawas yang digunakan. Tujuannya agar tangkapan kamera pengawas tidak sampai tertuju ke layar monitor komputer peserta yang memuat soal-soal ujian. Panitia UTBK ITB menjamin hal itu. “Ini CCTV yang biasa, tidak bisa dipakai untuk melihat soal,” kata Koordinator Pelaksana Pusat UTBK ITB Achmad Rochliadi.
Sementara metal detector yang digunakan ITB dalam UTBK dua tahun terakhir, menurutnya, bisa menemukan perangkat terlarang yang disembunyikan peserta ujian. Misalnya seperti kasus di Bengkulu ketika panitia mendapatkan seorang peserta yang melilitkan handphone pada tubuhnya di balik pakaian. “Itu akan ketahuan, otomatis metal detector akan bunyi atau bergetar,” ujar Achmad.
Selama gelombang pertama ujian yang berlangsung sejak 8 hingga 14 Mei hingga hari pertama gelombang kedua, 22 Mei 2023 sesi pagi, panitia UTBK menyatakan tidak ada temuan atau laporan dari pengawas soal upaya kecurangan dari peserta. ITB menyiapkan pengawas ruang ujian dengan rasio 1:10 peserta.
Sebelum bertugas, semua pengawas ujian diberikan pengarahan soal apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama di ruang ujian. Menurut Achmad, pengawas dibolehkan menggunakan handphone, namun dilarang untuk chatting. Setiap pengawas akan diawasi oleh pengawas lain, juga oleh peserta.
Pernah menurut Achmad ada kejadian tahun lalu peserta yang melaporkan pengawas karena ngobrol dan mengganggu peserta ujian. “Kalau pengawas tidak bekerja dengan baik akan jadi isu nasional, menyebar ke media sosial bisa panjang urusannya,” ujarnya. Panitia UTBK ITB merekrut pengawas ujian dari kalangan mahasiswa S2, tenaga kependidikan, dan dosen, serta guru-guru dari sekolah mitra.
Jumlah peserta ujian saat gelombang pertama 8-14 Mei di Pusat UTBK ITB yang hadir 8.227 orang dari 8.457 pendaftar. Sementara jumlah peserta ujian gelombang kedua pada 22-28 Mei 2023 yang terdaftar sebanyak 8.669 peserta. Semua peserta akan melakukan ujian di Kampus Institut Teknologi Bandung Jalan Ganesha yang tersebar di 21 ruang ujian.
Pilihan Editor: 4 Kelemahan Negosiator BSI Hadapi Ransomware Lockbit Menurut Vaksincom