Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

4 Kelemahan Negosiator BSI Hadapi Ransomware Lockbit Menurut Vaksincom

Ilustrasi hacker. (e-propethic.com)
Ilustrasi hacker. (e-propethic.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok ransomware, Lockbit, mengungkap percakapan dengan Bank Syariah Indonesia (BSI) saat negosiasi uang tebusan dalam peretasan yang belum lama dilakukannya. Lockbit merilis tangkapan layar chat di antara keduanya begitu dipastikan uang tebusan nihil didapat.

Pakar keamanan siber dari Vaksincom, Alfons Tanujaya, menjelaskan bagaimana komunikasi itu bisa terjalin. Menurut dia, setelah berhasil mengakses sistem, mengenkripsi, dan mengunduh data sistem korbannya, pembuat ransomware akan meninggalkan pesan berisi tautan untuk chat rahasia yang hanya bisa diakses oleh korban.

Di sinilah, Alfons menilai, kemampuan komunikasi dan negosiasi dengan hacker penting dimiliki perusahaan. Saat menjadi korban dengan sistem data utama dan backup-nya yang telah dienkripsi si peretas, Alfons mengatakan, perusahaan berada dalam posisi tawar yang lebih rendah.

Itu sebabnya dia menyinggung soal strategi perusahaan untuk bernegosiasi dengan baik, dengan tujuan meminimalkan dampak ransomware untuk perusahaan maupun nasabah atau konsumennya. 

“Bernegosiasi dengan penyebar ransomware sebenarnya mirip jual beli di toko,” tulis Alfons dalam pesan tertulis yang dibagikannya, Senin 22 Mei 2023. “Apakah Anda berharap penjual tersebut akan memberikan harga terbaik untuk produk yang anda beli?”

Baca Juga:

BTS Towers Cash Cow

Jika salah memposisikan diri dan kurang baik dalam bernegosiasi, Alfons menambahkan, "Kemungkinan besar harus membayar mahal untuk kegagalan Anda dalam bernegosiasi."

Berikut ini analisa Vaksincom atas chat Lockbit dengan BSI. Analisa diaku dibuat agar dapat menjadi pembelajaran untuk kasus yang mungkin berulang.

4 Kelemahan Negosiasi BSI Menurut Vaksincom 

1.Profile picture BSI menggunakan gambar mata uang US Dollar

Tidak diketahui, penggunaan profil picture itu merupakan ketidaksengajaan, ketidaktahuan atau malah mau menyindir administrator Lockbit yang membutuhkan uang. Sedangkan, Admin Lockbit menggunakan profil picture Anonymous. Tapi, kesan yang diberikan oleh BSI jika diinterpretasikan dengan akun gambar US Dolar artinya 'aku punya uang'. 

2. Awal chat BSI tak perkenalkan diri

Alfons melihat negosiator BSI mengeluarkan jurus langsung tembak, “Give me proof that you have compromised us". Jawaban dari peretas malah dinilainya lebih sopan dengan menyapa "Hello". 

Jika dalam posisi admin Lockbit, itu bisa menimbulkan rasa tidak suka yang semakin besar kepada lawan chat. “Oke, kalau begitu aku peras sebesar mungkin. Sudah kebobolan datanya bukannya sopan malah sok sekali,” kata Alfons mengilustrasikan situasinya. 

Contoh chat dengan Lockbit. Foto: Istimewa

Alfons memberi saran, seharusnya ketika memulai chat, siapapun lawan bicara, gunakan sopan santun. Bisa dimulai dari ceritakan siapa aku, lalu latar belakang diri. Dia mengingatkan, penting untuk membuat suasana nyaman untuk bernegosiasi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Misalnya, aku adalah pemilik komputer yang terkena retas dan karena kecerobohanku tempat kerja aku jadi kacau, sekarang aku dalam tekanan besar harus mempertanggungjawabkan perbuatanku. Apakah kamu bisa membantu ?” kata Alfons.

3. Gaya bahasa perintah  

Menurutnya, dalam chat terlihat bahwa kalimat yang dipilih negosiator BSI mencerminkan kurang mengerti posisinya yang lebih lemah. Sebaliknya, ingin menunjukkan seolah-olah dirinya lebih berkuasa. Itu ditunjukkan lewat kalimat-kalimat: "you dont even know who's data you have stolen" dan "show me that customer data you think you have stole it"

Menurut Afons, akan lebih tepat memberi sedikit penghargaan kepada lawan negosiasi guna mendapatkan empati jika ingin mendapatkan hasil akhir negosiasi yang baik. Hindari si peretas tersinggung dan kesal sehingga meminta uang tebusan yang sangat besar.

4. Minus analisa SWOT dengan cepat

Terakhir, yang perlu diperhatikan dalam kasus ransomware, menurut Alfons, korban seharusnya langsung memeriksa  data apa saja yang dicuri. Maka, ketika menanyakan harga, seharusnya negosiator juga memperhitungkan berapa kerugian reputasi, nama baik dan kepercayaan yang akan terjadi jika kasus ini terungkap ke publik.

"Lockbit sudah melakukan pekerjaan rumahnya mengetahui SWOT korbannya, hal ini seharusnya dilakukan juga oleh korban dalam hal ini BSI," kata dia merujuk analisa kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats).

Bukti Negosiasi yang Tepat

Seperti diketahui, Lockbit akhirnya membocorkan sejumlah besar data milik BSI dan nasabahnya di dark web. Dalam hal ini, menurut Vaksincom, BSI mengalami kerugian reputasi, runtuhnya kepercayaan nasabah, dan nasabahnya mengalami penderitaan besar karena datanya yang dipercayakan ke bank disebarkan sehingga terbuka menjadi korban eksploitasi. 

Alfons mengungkap kasus negosiasi yang bisa berujung kontras dengan apa yang dialami BSI. Ia memperlihatkan salah satu ransomware yang berhasil mengenkripsi data server korbannya yang merupakan organisasi nirlaba. Berbekal pendekatan, komunikasi yang baik dan sopan, Alfons menuturkan, pembuat ransomware berbaik hati memberikan kunci dekripsi kepada korbannya itu. "Dan bahkan memberikan tips mengamankan datanya."

Dia mengingatkan, ransomware dan extortion ware adalah ancaman yang nyata dan jelas hari ini, dan paling berbahaya di internet. Terbukti dengan ratusan korbannya terdiri dari perusahaan multinasional dan mengakibatkan kerugian triliunan rupiah. "Kemampuan menghadapi ransomware harus dimiliki oleh semua pelaku digital," katanya sambil menambahkan, "Proteksi terhadap ancaman ransomware seperti antivirus secara nyata tidak dapat menjamin akan bebas 100 persen." 

Pilihan Editor: Satu Lagi Kemungkinan Long Covid adalah Face Blindness, Ini Kasusnya


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.




Video Pilihan


BSI Salurkan Pembiayaan Korporasi Rp 58,1 Triliun

1 hari lalu

BSI Salurkan Pembiayaan Korporasi Rp 58,1 Triliun

PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI mencatat pembiayaan korporasi mencapai Rp 58,1 triliun sampai Maret 2023 atau tumbuh 17,3 persen.


BTS Towers Cash Cow

2 hari lalu

BTS Towers Cash Cow

The Attorney General's Office (AGO) has named seven suspects for alleged corruption in the project to build 4G base transceiver station BTS towers.


Ada Ancaman Ransomware, Bagaimana Cara Perbankan Jaga Sistem Keamanan?

2 hari lalu

Ilustrasi kejahatan siber. (Antara/Pixabay)
Ada Ancaman Ransomware, Bagaimana Cara Perbankan Jaga Sistem Keamanan?

Ini cara bank jaga keamanan data nasabah dari ancaman serangan digital.


Bank Syariah Indonesia Diretas, Data Nasabah Terancam Disebar

3 hari lalu

Gangguan layanan PT Bank Syariah Indonesia (Persero) Tbk atau BSI mengungkap risiko besar pada industri perbankan.
Bank Syariah Indonesia Diretas, Data Nasabah Terancam Disebar

Pasca gangguan layanan PT Bank Syariah Indonesia (Persero) Tbk, data nasabah kini terancam disebar oleh peretas.


Bjorka Retas dan Umbar Data Polri? Pakar: Data Sampah

3 hari lalu

Ilustrasi Hacker atau Peretas. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration
Bjorka Retas dan Umbar Data Polri? Pakar: Data Sampah

Pengguna dengan ID yang sama dengan hacker Indonesia 'Bjorka' bergabung di ExposedForums. Posting beberapa pesan yang berhubungan dengan Indonesia.


Kerap Jadi Sasaran Hacker, Pelaku Industri Perbankan Wajib Kuasai Penanganan Ransomware

3 hari lalu

Ilustrasi kejahatan siber. (Antara/Pixabay)
Kerap Jadi Sasaran Hacker, Pelaku Industri Perbankan Wajib Kuasai Penanganan Ransomware

BRI (Persero) Tbk menerapkan beberapa langkah untuk menjaga keamanan sistem agar data konsumen tetap aman dari ransomware.


Ada Taktik Ponzi dan FOMO dalam Modus Penipuan 'Like and Subscribe'

4 hari lalu

Ilustrasi modus penipuan menggunakan file aplikasi melalui ponsel. ANTARA/ Imam Budilaksono.
Ada Taktik Ponzi dan FOMO dalam Modus Penipuan 'Like and Subscribe'

Bagian pamungkas dari modus penipuan ini adalah tawaran menggiurkan yang diberi nama Prepaid Mission.


Aceh Berencana Revisi Qanun Gara-gara BSI Error, Ini Kata Pengamat Ekonomi Islam

5 hari lalu

Direktur Utama BSI Hery Gunardi (kedua kiri) dan Komisaris Utama Bank Syariah Indonesia Adiwarman Azwar Karim (keempat kanan) bersama jajaran direksi saat mengikuti Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) di Kantor Pusat BSI, Jakarta, Senin, 22 Mei 2023. BSI merombak susunan direksi bidang teknologi informasi dan manajemen risiko dalam RUPS ini tak lama setelah adanya serangan ransomware yang berlangsung berhari-hari. TEMPO/Tony Hartawan
Aceh Berencana Revisi Qanun Gara-gara BSI Error, Ini Kata Pengamat Ekonomi Islam

Pemerintah Provinsi Aceh berencana merevisi qanun (peraturan daerah) yang melarang bank konvensional di Aceh pasca kejadian Bank Syariah Indonesia atau BSI error. Pengamat ekonomi Islam Mulya E. Siregar buka suara atas hal ini.


Terpopuler: Tanggapan BSI Mengenai Kabar Negosiasi Lockbit, Sejarah Bisnis Bos Maspion yang Diperiksa KPK

6 hari lalu

BPKN memastikan layanan digital Bank Syariah Indonesia (BSI) sudah aman untuk digunakan para nasabah.
Terpopuler: Tanggapan BSI Mengenai Kabar Negosiasi Lockbit, Sejarah Bisnis Bos Maspion yang Diperiksa KPK

Terpopuler: Tanggapan BSI tentang adanya kabar negosiasi dengan Lockbit, sejarah bisnis bos Maspion Group yang diperiksa KPK.


IBM Bicara Edukasi Serangan Siber, AI, dan Kasus BSI

6 hari lalu

Logo IBM. Kredit: IBM
IBM Bicara Edukasi Serangan Siber, AI, dan Kasus BSI

IBM Sebut kecerdasan buatan atau AI kunci hadapi peretasan seperti yang dialami BSI