TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 320 siswa SMA dan SMK penerima beasiswa Afirmasi Pendidikan Menengah (Adem) wilayah Papua siap kembali ke daerahnya masing-masing. Kepulangan mereka itu setelah lulus dari sekolah yang tersebar di berbagai wilayah seperti di Provinsi Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Bali.
Salah satu penerima Adem, Tesa Juliska Sawen, yang menjadi lulusan SMA Bina Persada Nusantara, Kota Bandung, Jawa Barat, menceritakan berbagai pengalamannya saat menjalani sekolah di Jawa.
Menurutnya, bisa bersekolah merantau menjadi pilihan yang menarik karena ia mendapatkan banyak pengalaman baru. Salah satunya, Tesa berkesempatan mengikuti program yang digelar oleh Kemendikbudristek yaitu Kemah Pelajar Pancasila pada November 2022.
Dalam ajang tersebut, ia mendapatkan apresiasi sebagai siswi terbaik pada pemanfaatan media sosial khususnya di Instagram dan TikTok. “Terima kasih kepada pemerintah yang sudah menyediakan program ini dan sudah banyak membantu kami yang tidak mampu untuk bisa sekolah,” tutur Tesa.
Senada dengan Tesa, Piter Nehemia V. Menufandu, siswa penerima beasiswa Adem dari Papua yang bersekolah di SMAN 1 Petir, Kabupaten Serang, Banten juga mendapatkan banyak manfaat yang diperoleh.
“Dari program Adem ini, saya bisa merantau dan banyak teman di sini, banyak pengalaman yang didapat. Semoga saya bisa melanjutkan kuliah di Universitas Airlangga dan dapat beasiswa lagi dari Kemendikbudristek,” katanya.
Program pemulangan siswa Adem wilayah Papua diharapkan dapat menjadi motivasi para lulusan untuk dapat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Selain itu, para lulusan juga diharapkan dapat menginspirasi siswa lainnya dengan berbagi praktik baik.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, mengucapkan selamat atas kelulusan dari jenjang SMA/SMK yang diraih putra-putri Papua. Nadiem juga mengapresiasi keberanian para siswa-siswi yang telah meninggalkan zona nyaman untuk belajar di luar Pulau melalui beasiswa Adem.
“Indonesia membutuhkan adik-adik semua untuk menjadi pemimpin masa depan, jangan lewatkan kesempatan yang ada. Teruslah belajar untuk menggapai cita-cita dengan semangat Merdeka Belajar,” pesan Nadiem di Jakarta, Rabu, 14 Juni lalu dilansir dari situ Kementerian Pendidikan.
Dalam sambutannya, Nadiem juga mengajak mereka untuk menjadikan pengalaman belajar selama tiga tahun sebagai bekal dalam mengembangkan diri menjadi mahasiswa. Ia menuturkan, sejak tiga tahun lalu, Kementerian Pendidikan mengajak para mahasiswa untuk mengikuti program-program Kampus Merdeka seperti Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB), kewirausahaan, hingga pertukaran pelajar di dalam dan luar negeri.
Hingga saat ini, lebih dari 470 ribu mahasiswa dari seluruh Indonesia telah mengikuti berbagai program Kampus Merdeka dan lebih dari 1.500 di antaranya berasal dari kampus-kampus di Papua dan Papua Barat.
Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek, Suharti, menyampaikan bahwa beasiswa Adem merupakan salah satu program sebagai perluasan akses dan penuntasan pendidikan tingkat menengah bagi daerah dengan kondisi khusus.
Sejak 2016 hingga 2022, Kemendikbudristek telah mengantarkan 5.509 siswa program Adem. Pada 2023, melalui Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan, Kemendikbudristek telah menyalurkan bantuan beasiswa Adem sebanyak 3.251 siswa yang terdiri dari 989 siswa kelas X, 954 siswa kelas XI, dan 1.308 siswa kelas XII.
Dari jumlah tersebut, terdapat sejumlah 320 siswa kelas XII yang merupakan bagian dari program Adem wilayah Papua dan akan kembali ke daerah asalnya.
Pada 2023, Kemendikbudristek melalui Puslapdik bekerja sama dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) juga menyalurkan bantuan beasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADik) kepada 5.656 mahasiswa. Sebanyak 838 mahasiswa di antaranya berasal dari alumni program Adem.
“Tunjukkan prestasi di mana pun adik-adik berada. Pemerintah juga menyediakan beasiswa melalui ADik atau program lainnya seperti KIP Kuliah, bahkan bagi yang memiliki prestasi bisa melanjutkan kuliah ke luar negeri,” tutur Suharti.
Pilihan Editor: Sam Altman Jawab Menteri Nadiem Soal ChatGPT di Bidang Pendidikan