Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sejarah Kapal Pinisi dan Filosofinya sebagai Warisan Budaya Dunia UNESCO

Reporter

image-gnews
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo dan sejumlah kepala negara peserta KTT ke-42 ASEAN menaiki kapal pinisi di Labuan Bajo, NTT, Rabu 10 Mei 2023. Presiden mengajak pemimpin negara-negara peserta KTT ke-42 ASEAN menaiki kapal pinisi untuk menyaksikan keindahan alam Labuan Bajo. POOL/ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo dan sejumlah kepala negara peserta KTT ke-42 ASEAN menaiki kapal pinisi di Labuan Bajo, NTT, Rabu 10 Mei 2023. Presiden mengajak pemimpin negara-negara peserta KTT ke-42 ASEAN menaiki kapal pinisi untuk menyaksikan keindahan alam Labuan Bajo. POOL/ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Iklan

TEMPO.CO, JakartaKapal Pinisi menjadi salah satu produk budaya kebanggaan masyarakat Sulawesi Selatan (Sulsel), khususnya Suku Bugis. Salah satu suku di Nusantara yang lihai mengarungi samudra ini menggunakan kapal tradisional buatan sendiri untuk berlayar. Bahkan seni pembuatannya terpilih sebagai Warisan Budaya Tak Benda (Intangible Cultural of Humanity) oleh UNESCO pada 2017. Lantas, bagaimana sejarah Kapal Pinisi? 

Apa itu Kapal Pinisi?

Dilansir dari elib.unikom.ac.id, pemilihan nama Pinisi terinspirasi dari sebuah kota pelabuhan di Italia, yakni Venecia. Dalam dialek Konjo, kata ini berubah menjadi Penisi dan terakhir Pinisi. Penamaan ini diduga akibat kebiasaan masyarakat Bugis yang suka memberi nama terhadap benda kesayangan dengan kesan istimewa. 

Sumber lain menyebutkan bahwa kata pinisi berasal dari Bahasa Bugis ‘Panisi’ yang berarti sisip atau ‘Mappanisi’, artinya menyisipkan. Mappanisi sendiri merupakan proses menyumbat sambungan papan dengan bahan tertentu supaya kapal tidak kemasukan air. Metode pembuatan Mappanisi akhirnya berujung pada pemberian nama Panisi, lalu berganti Pinisi. 

Sejarah Kapal Pinisi

Terdapat beberapa versi sejarah awal terbentuknya Kapal Pinisi. Salah satunya yang paling terkenal tertulis dalam naskah kuno I La Galigo. Dikisahkan bahwa sosok putra mahkota Kerajaan Luwu, Sawerigading lah yang mencetuskan dan melalang buana di lautan dengan kapal layarnya.

Konon pada awal abad ke-14 sampai abad ke-15 Masehi, Sawerigading menaruh hati kepada saudara kembarnya sendiri, Putri Wanteri Abeng. Sang putri menyadari bahwa cinta terlarang dengan saudara kandungnya tidak akan mungkin dapat diteruskan. Akhirnya, Putri menyarankan Sawerigading untuk pergi ke Negeri Tiongkok untuk menemui We Cudai. 

Sesaat sebelum berlayar, Putri Wanteri memberi pesan kepada Sariwegading apabila ia berhasil mempersunting putri Kerajaan Tiongkok, dirinya tidak bisa kembali ke Kerajaan Luwu, Sulawesi Selatan. Namun, setelah menikah, ia merasa rindu kepada kampung halamannya. Kemudian, ia mengabaikan ucapan Putri dan hendak kembali pulang. 

Dengan mengendarai kapal yang sama ketika berangkat ke Tiongkok, Sariwegading bertekad untuk berlayar kembali ke Luwu. Sayangnya, saat tiba kurang beberapa mil dari bibir pantai, kapalnya dihantam ombak besar dan cuaca buruk. Sehingga kapal Sawerigading hancur dan puing-puing terdampar di berbagai tempat. 

Bagian badan kapal ditemukan di Pantai Ara, tali-temali terdapat di Pantai Tanjung Bira, dan puing lunasnya menuju ke Lemo-Lemo. Oleh masyarakat setempat, seluruh puing-puing disusun kembali menjadi kapal yang utuh. Dengan keahlian ini, maka terciptalah kapal kuat nan kokoh yang diberi nama Kapal Pinisi. 

Filosofi Kapal Pinisi

Bagi orang Bugis, Kapal Pinisi tidak hanya berfungsi sebagai alat transportasi, tetapi juga memiliki arti mendalam. Berikut beberapa nilai yang mencerminkan filosofi dalam proses pembuatan Kapal Pinisi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

-    Nilai kerja sama: proses pembentukan kapal tradisional ini membutuhkan tanggung jawab besar dan setiap pekerja mempunyai tugas masing-masing yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain.

-    Nilai kerja keras: Proses pengerjaan berlangsung hingga beberapa bulan, mulai dari proses pemotongan, perakitan, hingga peluncuran. Maka dari itu kerja keras dari setiap pekerja sangat menentukan waktu dan kualitas Kapal Pinisi yang dihasilkan.

-  Nilai ketelitian dan keindahan: poin filosofi Kapal Pinisi yang satu ini menyangkut keterampilan, jiwa seni, dan estetika dalam proses pembuatannya.

-  Nilai religius: ilmu dalam proses pengerjaan diturunkan secara turun-temurun dan para pengrajin menggelar upacara wajib, seperti persembahan tertentu. 

Demikian penjelasan sekilas tentang sejarah Kapal Pinisi dan filosofinya. Semoga bermanfaat. 

Pilihan editor: Peristiwa Sejarah Sepanjang Maret: Serangan Umum 1 Maret sampai Bandung Lautan Api

MELYNDA DWI PUSPITA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


5 Fakta Menarik Kapal Pinisi, Warisan Dunia dari Tanah Daeng

12 Mei 2023

Pengrajin Bulukumba menggunakan kayu besi atau ulin sebagai bahan dasar kapal Pinisi. TEMPO/ Nita Dian
5 Fakta Menarik Kapal Pinisi, Warisan Dunia dari Tanah Daeng

Pembuatan kapal Pinisi tidak menggunakan perekat seperti lem khusus kayu maupun paku untuk menggabungkan kayu.


Sandiaga Beberkan Akomodasi KTT ASEAN di Labuan Bajo: Ada 30 Hotel dengan 1.500 Kamar dan Kapal Terapung

3 Mei 2023

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno. Dok. Kemenparekraf
Sandiaga Beberkan Akomodasi KTT ASEAN di Labuan Bajo: Ada 30 Hotel dengan 1.500 Kamar dan Kapal Terapung

Sandiaga membeberkan ketersediaan akomodasi menjelang KTT ASEAN 2023 di Labuan Bajo, mulai dari 30 hotel dengan 1500 hotel hingga 26 Kapal Pinisi


4 Destinasi Wisata yang Didatangi Jokowi dan Keluarga Saat Berkunjung Ke Labuan Bajo NTT

26 April 2023

Presiden Joko Widodo (kiri) bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo berada di atas kapal pinisi menuju Pulau Rinca Taman Nasional Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Kamis 21 Juli 2022. Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk meninjau sekaligus meresmikan perluasan Bandar Udara Komodo Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat serta melakukan perjalanan dengan kapal pinisi untuk meresmikan penataan kawasan Pulau Rinca, Taman Nasional Komodo. ANTARA FOTO/Setpres/Agus Suparto
4 Destinasi Wisata yang Didatangi Jokowi dan Keluarga Saat Berkunjung Ke Labuan Bajo NTT

Jokowi berkunjung ke Labuan Bajo bersama keluarga, sekaligus mengecek persiapan KTT ASEAN Summit ke-42. Ini 4 lokasi liburan presiden di NTT.


Jokowi Buka Paviliun Indonesia di Hannover Messe di Jerman: Kami Hadirkan Semangat Indonesia

17 April 2023

Kanselir Jerman Olaf Scholz dan Presiden Indonesia Joko Widodo membuka paviliun Indonesia di pameran perdagangan industri tahunan Hannover Messe di Hanover, Jerman 17 April 2023. REUTERS/Fabian Bimmer
Jokowi Buka Paviliun Indonesia di Hannover Messe di Jerman: Kami Hadirkan Semangat Indonesia

Presiden Jokowi membuka Paviliun Indonesia di Hannover Messe 2023 di Jerman. Mengajak para investor ke Indonesia.


Liburan Anti Mainstream, Coba Menginap di Kapal Pinisi Mandalika!

19 Maret 2022

Kapal pinisi sedang bersandar (Sumber: Shutterstock)
Liburan Anti Mainstream, Coba Menginap di Kapal Pinisi Mandalika!

Selain akomodasi daratan, khusus gelaran Moto GP Mandalika pemerintah juga menyediakan akomodasi terapung seperti kapal pinisi.


Anies Baswedan Resmikan JPO Kapal Pinisi di Karet Sudirman

10 Maret 2022

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bersama Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Hari Nugroho menuntun sepeda sebelum meresmikan JPO Kapal Pinisi di Jakarta, Kamis, 10 Maret 2022. JPO tersebut difasilitasi lift dan juga menyajikan pemandangan perkotaan. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Anies Baswedan Resmikan JPO Kapal Pinisi di Karet Sudirman

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meresmikan Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Karet Sudirman bertema kapal Pinisi.


Kapal Pinisi Sitaan Kasus Jiwasraya Dilelang Rp 7,4 Miliar

20 Februari 2022

ilustrasi lelang (pixabay.com)
Kapal Pinisi Sitaan Kasus Jiwasraya Dilelang Rp 7,4 Miliar

Direktorat Jenderal Kekayaan Negara melelang kapal pinisi yang merupakan barang sitaan dari kasus korupsi PT Asuransi Jiwasraya.


Daftar 12 Warisan Budaya Tak Benda Indonesia yang Diakui UNESCO

31 Januari 2022

Ilustrasi gamelan Sunda. Foto: @dede.patria
Daftar 12 Warisan Budaya Tak Benda Indonesia yang Diakui UNESCO

Total ada 12 warisan budaya tak benda dari Indonesia yang sudah diakui UNESCO. Berikut rinciannya.


Lewat Situs ini, Penonton MotoGP Mandalika Bisa Cari Kamar Hingga Kapal Pinisi

19 Januari 2022

Salah satu pertunjukan dalam acara Welcome to Senggigi di Kabupaten Lombok Barat, NTB. Dok. Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Barat
Lewat Situs ini, Penonton MotoGP Mandalika Bisa Cari Kamar Hingga Kapal Pinisi

Platform digital itu bisa digunakan untuk memudahkan wisatawan MotoGP Mandalika mendapatkan kamar.


Kejaksaan Lelang Kapal Pinisi Rp 7,4 Miliar di Kasus Jiwasraya

21 November 2021

Deretan 15 mobil mewah dan 1 motor Harley Davidson yang dirampas dari para terpidana kasus korupsi Jiwasraya di Kantor PT Asuransi Jiwasraya, Jakarta Pusat, Ahad, 21 November 2021. TEMPO/Rosseno Aji
Kejaksaan Lelang Kapal Pinisi Rp 7,4 Miliar di Kasus Jiwasraya

Kapal Pinisi milik terpidana kasus korupsi Jiwasraya akan dilelang dengan harga pembukaan Rp 7,4 miliar.