Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

5 Fakta Menarik Kapal Pinisi, Warisan Dunia dari Tanah Daeng

image-gnews
Pengrajin Bulukumba menggunakan kayu besi atau ulin sebagai bahan dasar kapal Pinisi. TEMPO/ Nita Dian
Pengrajin Bulukumba menggunakan kayu besi atau ulin sebagai bahan dasar kapal Pinisi. TEMPO/ Nita Dian
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Usai melakukan pertemuan formal Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT ASEAN 2023 di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Presiden Joko Widodo mengajak para pemimpin ASEAN berlayar dengan kapal pinisi Lako Di’a.

Kapal Pinisi adalah kapal kebanggaan Suku Bugis, Sulawesi Selatan yang terkenal. Sebab, sejak dulu telah menjelajahi dunia hingga ke Afrika.  Kapal yang lahir dari Bulukumba ini telah ada sejak abad ke-14.  

Pembuatan kapal Pinisi terbilang unik, lantaran pada kapal Pinisi, badan kapal dibuat terlebih dahulu. Pembuatan kapal Pinisi juga tidak digunakan perekat seperti lem khusus kayu maupun paku untuk menggabungkan kayu. Tak hanya itu, masih banyak keunikan lainnya, dirangkum dari berbagai sumber berikut keunikan kapal Pinisi: 

1. Terbuat dari kayu terkuat

Kapal Pinisi terbuat dari kayu Ulin dan Bitti, yang terkenal  dengan karakteristik kuat, lentur, tahan rayap, tahan perubahan suhu dan kelembapan. Kayu Ulin merupakan jenis kayu kelas kuat I atau sangat kuat dan awet.

Sedangkan kayu Bitti adalah kayu yang cenderung bengkok atau melengkung. Biasanya kayu Ulin dipakai untuk rangka kapal Pinisi yang dipadukan dengan kayu Bitti sebagai lambung kapal. 

2. Warisan dari Bulukumba

Menurut legenda, kapal Pinisi pertama dibuat oleh Sawerigading, seorang putra mahkota Kerajaan Luwu untuk berlayar menuju negeri Tiongkok pada abad 14. Namun pada perjalanan pulang ke Sulawesi perahu ini berhadapan dengan badai dan pecah kemudian terdampar di wilayah Bulukumba.

Kapal Pinisi ala Sulawesi Selatan ini pertama kali dibuat untuk seorang kapten dari suku Bira oleh orang-orang dari suku Ara sekitar tahun 1900-an. Disebutkan juga pembuatan kapal Pinisi membutuhkan waktu selama 50 tahun hingga menjadi layar khas perahu Sulawesi Selatan. 

3. Dua  jenis kapal Pinisi

Kapal Pinisi terbagi menjadi dua jenis yang dibedakan dari bentuk lambungnya. Pertama disebut sebagai Palari, dibuat dengan bentuk awal dengan luas yang lebih melebar dan kemudi di samping. Bentuk lambung kapal ini mirip dengan lambung kapal Padewakang yang digunakan orang Sulawesi untuk mencari ikan.

Sedangkan yang kedua, dikenal dengan Lamba atau Lambo. Pinisi modern yang masih bertahan sampai saat ini dan sekarang dilengkapi dengan motor diesel (KLM). Bentuk lambung ini dipakai sejak tahun 1990-an yang diadopsi  dari kapal-kapal Eropa.

3. Setiap bagian punya makna

Keunikan lain dari kapal Pinisi ialah setiap bagian memiliki makna. Seperti dua tiang layar kapal ini yang bermakna dua kalimat syahadat.

Kapal dari tanah daeng ini juga dilengkapi tujuh tiang, yang merupakan simbol dari surat Al-Fatihah. Simbol ini merepresentasikan harapan dan doa bagi penumpangnya agar mampu mengarungi tujuh samudera di dunia.

4. Warisan Budaya UNESCO

Pada 7 Desember 2017 kapal Pinisi ditetapkan sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO di Pulau Jeju, Korea Selatan. Penetapan Pinisi ini merupakan bentuk pengakuan dunia Internasional terhadap arti penting pengetahuan akan teknik perkapalan tradisional yang diturunkan dari generasi ke generasi dan masih berkembang hingga saat ini.

Pembuatan kapal Pinisi juga mengandung nilai-nilai yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari, seperti kerja tim, kerja keras, ketelitian, presisi, keindahan dan penghargaan terhadap alam dan lingkungan. Atas nilai-nilai itulah, seni pembuatan Pinisi dianggap layak dikukuhkan sebagai Warisan Budaya Tak benda oleh UNESCO.

5. Memiliki ritual dalam pembuatannya

Tradisi masyarakat Ara, Tanah Lemo dan Bira harus mengikuti aturan-aturan spiritual dalam membuat kapal Pinisi. Seperti ritual sebelum pembuatan dan perhitungan tanggal untuk menentukan hari baik.

Biasanya penentuan tersebut bertepatan pada hari kelima atau ke tujuh bulan itu. Dimana angka 5 diyakini melambangkan rezeki telah diraih, sedangkan angka 7 bermakna hoki yaitu mendapat rezeki.

Tak hanya itu, sebelum penebangan pohon, juga diawali dengan pembacaan doa dan penyembelihan ayam, sebagai bentuk penyerahan diri kepada tuhan. Kemudian meletakkan dua lunas atau kayu pondasi bangunan kapal yang harus dihadapkan ke arah timur laut.

Lunas bagian depan nantinya akan dipotong kemudian dilarung ke laut sebagai penolak keburukan dan juga sebagai lambang kesiapan untuk mencari nafkah. Sedangkan lunas bagian belakang disimpan di rumah.

Setelah proses perakitan, tahapan terakhir dari pembuatan perahu pinisi adalah peluncuran perahu ke lautan. Pada tahapan ini, terdapat sebuah ritual khusus yang dinamakan maccera lopi (menyucikan perahu) yang dilakukan dengan prosesi pemotongan hewan.

Pilihan Editor: Menikmati Matahari Terbenam dari Atas Kapal Phinisi di Labuan Bajo Seperti Presiden Jokowi

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu. 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Cerita Pengemudi Wisata Perahu di Ancol yang Sepi Peminat saat Libur Lebaran

12 hari lalu

Pengemudi perahu wisata, Darno (75), saat bekerja di kawasan Pantai Ancol, Jakarta Utara, Jumat, 12 April 2024. Tempo/Adil Al Hasan.
Cerita Pengemudi Wisata Perahu di Ancol yang Sepi Peminat saat Libur Lebaran

Wisatawan di Ancol saat musim liburan tembus 100 ribu, tetapi yang naik perahu wisata tak banyak


KLHK Sita 55 Kontainer Berisi Kayu Ilegal di Pelabuhan Teluk Lamong

36 hari lalu

Ilustrasi Kayu ilegal atau Illegal Logging. Kredit: Komunika Online
KLHK Sita 55 Kontainer Berisi Kayu Ilegal di Pelabuhan Teluk Lamong

Sebanyak 767 meter kubik kayu ilegal dilindungi merupakan jenis ulin, meranti, bengkirai, dan rimba campuran. Datang dari Kalimantan Timur.


Dinas Lingkungan Hidup DKI Sulap Botol Bekas Jadi Perahu

49 hari lalu

Inovasi perahu dari botol plastik yang digagas UPS Badan Air Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta. Dok. Humas DLH DKI Jakarta
Dinas Lingkungan Hidup DKI Sulap Botol Bekas Jadi Perahu

Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta menciptakan inovasi perahu dari sampah botol bekas.


Tim SAR Gabungan Temukan Jasad Nelayan Tenggelam di Perairan Muara Kalibaru

27 Januari 2024

Ilustrasi mayat. Pakistantoday.com
Tim SAR Gabungan Temukan Jasad Nelayan Tenggelam di Perairan Muara Kalibaru

Tim SAR Gabungan menemukan jasad seorang nelayan yang sempat hilang di kawasan Muara Kalibaru, Jakarta Utara.


Kapal dan Perahu Kembali Ramaikan Pameran IIMS 2024

21 Januari 2024

Produk outboard motor (OBM) Suzuki Marine atau mesin tempel kapal. (Foto: Suzuki)
Kapal dan Perahu Kembali Ramaikan Pameran IIMS 2024

IIMS 2024 diharapkan juga dapat menjadi wadah bagi pelaku industri kapal dan perahu untuk memamerkan produknya.


Menjajal Kapal Pinisi Pertama di Batam Bersama Menteri Sandiaga Uno, Berapa Tarifnya?

10 Januari 2024

Suasana dari atas kapal pinisi Dragon Net di perairan Batam awal Januari 2024 (TEMPO/Yogi Eka  Sahputra)
Menjajal Kapal Pinisi Pertama di Batam Bersama Menteri Sandiaga Uno, Berapa Tarifnya?

Kapal pinisi ini dapat menjadi tambahan layanan wisata untuk turis mancanegara di Batam, terutama dari Malaysia dan Singapura


Wisatawan Kini Bisa Berlayar Keliling Perairan Kepri dengan Kapal Pinisi

3 Januari 2024

Wisatawan kini bisa menikmati keliling perairan Kepulauan Riau dengan kapal phinisi (Dok. Kemenparekraf)
Wisatawan Kini Bisa Berlayar Keliling Perairan Kepri dengan Kapal Pinisi

Berlayar dengan kapal pinisi jadi pilihan wisatawan dari Singapura dan Malaysia yang belum pernah merasakan live on board.


Rekomendasi Tempat Liburan Natal di Jakarta yang Asyik dan Seru

19 Desember 2023

Tempat liburan Natal di Jakarta bukan hanya sebatas Monas dan TMII saja. Ada banyak wisata edukasi yang seru dan berbeda. Berikut rekomendasinya. Foto: Canva
Rekomendasi Tempat Liburan Natal di Jakarta yang Asyik dan Seru

Tempat liburan Natal di Jakarta bukan hanya sebatas Monas dan TMII saja. Ada banyak wisata edukasi yang seru dan berbeda. Berikut rekomendasinya.


Menko Airlangga Saksikan Penandatanganan Dokumen Perjanjian 3 Proyek Prioritas

19 Desember 2023

Menko Airlangga Saksikan Penandatanganan Dokumen Perjanjian 3 Proyek Prioritas

Pertemuan bilateral Presiden RI Joko Widodo dengan Perdana Menteri (PM) Jepang Fumio Kishida di Kantor PM Jepang, Tokyo, Jepang, pada 16 Desember 2023 lalu, telah membahas 3 (tiga) proyek prioritas di bidang transisi energi dalam kerangka Asia Zero Emission Community (AZEC).


Jokowi : Kolaborasi untuk Masa Depan Berkelanjutan

18 Desember 2023

Jokowi : Kolaborasi untuk Masa Depan Berkelanjutan

Jokowi di KTT ASEAN di Jepang membangun kolaborasi dan kemitraan yang kokoh untuk masa depan yang berkelanjutan.