Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Raih Profesor di Universitas Pelita Harapan, Golrida Memutus 'Takdir' Terlahir Miskin

Reporter

Editor

Sunu Dyantoro

image-gnews
Golrida Karyawati Purba saat pengukuhan guru besar di Universitas Pelita Harapan, Kabupaten Tangerang, beberapa waktu lalu. ANTARA/Indriani
Golrida Karyawati Purba saat pengukuhan guru besar di Universitas Pelita Harapan, Kabupaten Tangerang, beberapa waktu lalu. ANTARA/Indriani
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Berawal dari “tidak suka” dengan program studi pada jenjang sarjana, Profesor Doktor Golrida Karyawati Purba P MSi Ak CA membuktikan bahwa sesungguhnya belajar bukan hanya sekadar mendapatkan nilai.

“Belajar bukan hanya untuk mendapatkan nilai, tapi belajar untuk dapat menyelami sesuatu dari yang dipelajari,” ujar Golrida pada pengukuhannya sebagai guru besar akuntansi di Universitas Pelita Harapan, Tangerang, Banten, akhir pekan lalu.

Golrida menceritakan, awalnya ia tidak menyukai akuntansi. Saat seleksi masuk perguruan tinggi negeri (PTN), ia sedang sakit sehingga tidak bisa menjawab soal dengan maksimal.

“Saya asal saja ngisinya saat UMPTN. Tapi rencana Tuhan berbeda dengan rencana kita,” kenang Golrida.

Ia menyelesaikan pendidikan jenjang sarjana pada program studi akuntansi Universitas Sumatera Utara (USU). Kemudian melanjutkan pendidikan magister di Universitas Indonesia dan doktoral di Universitas Brawijaya di Malang  Jawa Timur.

Melalui akuntansi, banyak hal yang dipetik oleh Golrida. Ia jadi lebih bisa menghargai setiap orang, apapun profesinya. Setiap orang memiliki kejeniusan di bidang masing-masing.

Sama seperti yang terjadi di akuntansi, tanpa orang-orang yang memiliki kejeniusan di bidang masing-masing , tidak akan ada yang namanya keseimbangan.

Hal itu juga diterapkannya dalam pembelajaran. Golrida selalu berpesan pada mahasiswanya untuk tidak hanya lulus dan mendapatkan nilai, tapi bisa menyelami apa yang dipelajari.

Apalagi dengan perkembangan teknologi yang sedemikian pesat, mahasiswa khususnya pada program studi akuntansi harus bisa mengambil pertimbangan dalam menghadapi kasus yang ada.

“Memang budaya akuntan di Indonesia, masih berani melakukan “judgment”. Nah itu, kita sebagai pendidik harus bisa melatih para mahasiswa dengan soal-soal yang menggunakan pertimbangan-pertimbangan mereka,” jelas dia.

Selama ini, jika ada ujian tertulis maka mahasiswa hanya menjawab berdasarkan apa yang ada di buku. Tugas seorang pendidik harus bisa memberikan contoh yang implementatif, yang melatih pertimbangan mahasiswa. Dengan demikian, mahasiswa tidak perlu risau bahwa profesi akuntansi dapat digantikan oleh teknologi seperti kecerdasan buatan.

Dalam orasi pada pengukuhannya, Golrida menilai penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 65 yang diterapkan sejak 2015 belum efektif.

Padahal PSAK 65 yang merupakan perubahan dari PSAK 4 tersebut dapat memberikan panduan yang bersifat umum mengenai pengendalian yang tujuannya untuk memberikan ruang yang lebih luas dan fleksibilitas kepada akuntan dalam mengidentifikasi pengendalian.

Untuk itu, perlu dilakukan evaluasi terhadap PSAK 65 karena urgensinya dalam menegakkan praktik bisnis yang sehat di Tanah Air. Sebaik apapun standar akuntansi, jika tidak diimplementasikan dengan baik tidak akan bermanfaat.

Peralihan dari prinsip akuntansi berbasiskan aturan ke berbasiskan prinsip juga membutuhkan persiapan yang matang. Kunci peralihan tersebut adalah kesiapan infrastruktur, dan juga kompetensi dari para akuntan baik penyaji maupun auditor.

“Efektivitas PSAK 65 di Indonesia pada akhirnya ditentukan oleh kompetensi akuntan dalam melakukan “judgment” dengan referensi yang kuat dan adanya pedoman yang memiliki legitimasi,” imbuh Golrida.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Rektor UPH, Dr (Hon) Jonathan L Parapak M Eng Sc, mengatakan UPH bangga dapat mengukuhkan guru besar ke-23 tersebut.

Pengurusan guru besar lebih dipermudah pemerintah, yang mana dalam waktu kurang dari satu tahun bisa meraih jabatan akademik sebagai guru besar. Selain itu prosesnya pun transparan dan bisa dilacak melalui sistem yang ada.

Baca juga: Kisah Tallia Raih Prodi Impian Lintas Jurusan di Universitas Brawijaya

Kemiskinan

Sebagai anak yang lahir dari keluarga menengah ke bawah, Golrida membuktikan bahwa pendidikan dapat memutus mata rantai kemiskinan.

Beruntung, ia memiliki orang tua yang mau mengikuti kemauan dan cita-cita anak-anaknya. Meskipun secara ekonomi, sulit untuk diraih, kedua orang tuanya berjuang hingga titik akhir untuk dapat menyekolahkan anak-anaknya.

Kedua orang tuanya tidak ingin ada rasa sesal keluar dari mulut anak-anaknya, karena orang tuanya tidak berjuang untuk anak-anak mereka. Apabila sudah berjuang habis-habisan tetapi ternyata tidak mampu, tidak ada rasa penyesalan di hati anak-anak.

“Tapi ternyata Tuhan mendengar ketulusan dari perjuangan orang tua saya. Tidak ada satu pun dari enam orang anak mereka yang tidak menyelesaikan perkuliahan,” kata Golrida yang juga aktif menulis di media massa itu.

Baginya, orang tuanya merupakan pahlawan yang memutus takdir kemiskinan. Itu pula, yang membuatnya tidak setuju jika ada yang beranggapan bahwa kemiskinan akibat dari kemalasan.

“Kemiskinan bukan karena kemalasan, tapi lebih pada takdir. Meskipun ada sebagian kemiskinan disebabkan kemalasan. Bayangkan jika saya anak dosen, mungkin saya kuliah di University of Michigan, karena saya punya kemewahan. Tetapi saya tidak punya kemewahan seperti itu,” jelas dia.

Apa yang terjadi selama ini yakni jika seseorang dibesarkan dari lingkungan buruh contohnya, tentu saja akan berpikir seperti layaknya para buruh. Untuk itu perlu upaya untuk membuka wawasan dan berpikir maju ke depan. Salah satunya melalui pendidikan.

Tentu saja upaya itu bukan perkara mudah dan membutuhkan perjuangan. Dengan demikian pendidikan diharapkan dapat memutus “takdir” kemiskinan yang dialami seseorang.

Pilihan Editor: Kisah Luki, Mahasiswa Penggembala Sapi yang Segera Wisuda Sarjana Biologi

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Sorotan Paus Fransiskus untuk Timor Leste: Pelecehan Seksual dan Kemiskinan

21 jam lalu

Paus Fransiskus tiba di Timor Leste pada Senin, 9 September 2024. Foto: Tempo/francisca christy rosana.
Sorotan Paus Fransiskus untuk Timor Leste: Pelecehan Seksual dan Kemiskinan

Sejumlah kelompok sipil dan organisasi nirlaba mendorong Paus Fransiskus berbicara soal kekerasan seksual di Timor Leste.


Pengajar Universitas Brawijaya Kembangkan Varietas Benih Jagung Unggul di NTT

3 hari lalu

Sejumlah siswa TK mengunjungi kebun jagung di Little Farmer, Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, 14 Maret 2015. TEMPO/Prima Mulia
Pengajar Universitas Brawijaya Kembangkan Varietas Benih Jagung Unggul di NTT

Pengajar Universitas Brawijaya mengembangkan varietas benih varietas jagung hibrida yang lebih produktif di NTT


Pendeta Gilbert Lulus Ujian Doktor dengan Nilai Tertinggi

5 hari lalu

Gembala GBI Glow Fellowship Center, Pdt. Gilbert Lumoindong, (kedua dari kiri) lulus cumlaude dalam Ujian Terbuka Promosi Doktor Teologi di Aula Kampus STT Bethel Indonesia, Jakarta, pada 5 September 2024. Dok. Pribadi
Pendeta Gilbert Lulus Ujian Doktor dengan Nilai Tertinggi

Gilbert menjelaskan, disertasi yang ia buat merupakan refleksi dari kehidupan manusia yang tak pernah selesai untuk memahami ajaran Yesus Kristus dan nilai-nilai Kerajaan Allah.


Strategi Mengatasi Kemiskinan Ekstrem

8 hari lalu

Penjabat Gubernur Nusa Tenggara Timur, Ayodhia G. L. Kalake memberikan bantuan sembako berupa minyak goreng untuk masyarakat yang berpenghasilan rendah. Dok Pemprov Nusa Tenggara Timur
Strategi Mengatasi Kemiskinan Ekstrem

Nusa Tenggara Timur mengalami penurunan tingkat kemiskinan dan kemiskinan ekstrem selama 2021-2023.


Unit Media dari Australia Latih Puluhan Jurnalis Indonesia, Angkat Isu Daerah jadi Berita Nasional

9 hari lalu

Australian Broadcasting Corporation menggelar pelatihan Digital Storytelling di Malang, Jawa Timur dan libatkan 20 jurnalis daerah se-Indonesia pada 26-30 Agustus 2024. (Dok. ABCID)
Unit Media dari Australia Latih Puluhan Jurnalis Indonesia, Angkat Isu Daerah jadi Berita Nasional

Australian Broadcasting Corporation (ABC) menggelar pelatihan jurnalistik untuk puluhan wartawan dari berbagai daerah di Indonesia.


Berkunjung ke Museum HAM Munir di Fakultas Hukum Universitas Brawijaya

9 hari lalu

Berkunjung ke Museum HAM Munir di Fakultas Hukum Universitas Brawijaya, Malang. Beberapa pengunjung terlihat membaca kilas balik kasus HAM di Indonesia yang dipamerkan di museum tersebut pada Kamis 29 Agustus 2024. Foto Fachri Hamzah/TEMPO.
Berkunjung ke Museum HAM Munir di Fakultas Hukum Universitas Brawijaya

Fakultas Hukum Universitas Brawijaya dirikan Museum HAM Munir . Museum ini berisikan patung munir dan catatan perjalanan Munir se masa hidup.


Sejumlah Kasus Kekerasan Seksual di Kampus-kampus, Berikut Para Pelaku dan Vonisnya

9 hari lalu

Sejumlah massa yang tergabung dalam Gerakan Perempuan Anti Kekerasan (Gerak Perempuan) melakukan aksi diam di kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, Senin, 10 Februari 2020. Aksi ini merupakan bentuk solidaritas untuk beberapa korban kekerasan seksual di beberapa kampus di Indonesia. TEMPO/Muhammad Hidayat
Sejumlah Kasus Kekerasan Seksual di Kampus-kampus, Berikut Para Pelaku dan Vonisnya

Banyak korban kekerasan seksual di lingkungan kampus. Di kampus mana saja kasus itu terjadi dan bagaimana vonis pelakunya?


Presiden Jokowi Terima Penghargaan Agricola Medal dari FAO

11 hari lalu

Presiden Joko Widodo menerima penghargaan Agricola Medal dari Food and Agriculture Organization (FAO) di Istana Negara pada Jumat, 30 Agustus 2024. TEMPO/Daniel A. Fajri
Presiden Jokowi Terima Penghargaan Agricola Medal dari FAO

Direktur Jenderal FAO Qu Dongyu menyerahkan langsung penghargaan Agricola Medal kepada Presiden Jokowi.


BPS Catat Tingkat Kemiskinan Ekstrem Naik di 6 Provinsi, Tertinggi di Sulbar

13 hari lalu

Warga tengah beraktivitas pagi di bantaran rel kereta kawasan Cideng, Jakarta, Rabu 7 Februari 2024. Pemerintah menargetkan angka kemiskinan ekstrem di Indonesia menjadi 0 persen pada 2024, setelah mengalami penurunan 1,12 persen pada 2023. TEMPO/Tony Hartawan
BPS Catat Tingkat Kemiskinan Ekstrem Naik di 6 Provinsi, Tertinggi di Sulbar

BPS mencatat enam provinsi mengalami peningkatan kemiskinan pada tahunu 2024 ini dibanding tahun sebelumnya. Di mana saja?


Prabowo Bilang Mau Hapus Kemiskinan: Enggak Ada Warga Usia 70 Tahun Masih Tarik Becak

13 hari lalu

Presiden terpilih dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menyampaikan sambutan dalam penutupan Kongres III Partai NasDem di JCC, Jakarta, Selasa, 27 Agustus 2024. Kongres III Partai NasDem kembali menetapkan Surya Paloh sebagai Ketua Umum untuk periode 2024-2029. TEMPO/M Taufan Rengganis
Prabowo Bilang Mau Hapus Kemiskinan: Enggak Ada Warga Usia 70 Tahun Masih Tarik Becak

Presiden terpilih Prabowo Subianto mengaku berambisi untuk menghilangkan kemiskinan di Indonesia.