Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kisah Luki, Mahasiswa Penggembala Sapi yang Segera Wisuda Sarjana Biologi

Reporter

Editor

Sunu Dyantoro

image-gnews
Lukas Batlayeri bersama sapi yang digembalakan di kampus Unpatti Ambon, Maluku. ANTARA/DedyAzis
Lukas Batlayeri bersama sapi yang digembalakan di kampus Unpatti Ambon, Maluku. ANTARA/DedyAzis
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Setiap pukul 05.30 WIT, Lukas Batlayeri, mahasiswa Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon, Maluku, memulai rutinitas hariannya. Tak seperti kebanyakan mahasiswa yang memulai hari dengan membaca buku atau melihat jadwal perkuliahan, anak muda yang kerap disapa Luki itu, selepas subuh langsung bergegas menuju lapangan rumput di dekat kampusnya.

Mengenakan sepatu bot, lengkap dengan arit di tangannya, Luki memacu sepeda motornya menuju lapangan tempat ia mengikat sapi-sapi yang digembala. Bagi lingkungan sekitar, sosok Luki memang dikenal sebagai gembala sapi. Sudah lebih dari 4 tahun ia merawat dan menggembala ternak tersebut.

Bukan satu atau dua ekor, hampir 30 sapi dirawat Luki setiap harinya. Kesibukan Luki bertambah setiap menjelang dan sesudah Hari Raya Idul Adha.

Mulai dari memindahkan sapi, memberikan pakan, minum, dan hingga memandikan sapi-sapi milik dosen di kampus Hotumesse tersebut. Interaksi intens dengan sapi-sapi itulah yang menjadikan Luki mengenal karakter satu per satu fauna tersebut.

Kisah Luki menggembala sapi kurban di kampus Unpatti bermula pada 2018, sejak ia duduk di semester V kuliah di Fakultas Matematika dan IPA (MIPA).

Pekerjaan itu diperoleh berawal dari seorang dosen Unpatti yang sedang mencari tenaga untuk menggembalakan sapi-sapinya. Luki lalu dikenalkan oleh seorang kawan kepada dosen tersebut.

Awalnya, sapi-sapi yang digembala dapat dihitung dengan jari. Seiring dengan waktu, sapi bertambah banyak. Namun, kala itu penggembala sebelumnya malah pulang kampung. Luki pun diterima bekerja sebagai gembala dan dipercaya memelihara sapi yang berjumlah puluhan ekor.

"Awalnya dari teman yang perkenalkan saya ke dosen. Karena sapi makin banyak, sedangkan yang jaga pulang kampung, akhirnya dosen tersebut menghubungi saya untuk merawat sapi-sapi tersebut," ujarnya.

Sejak saat itu, setiap pagi dan sore, Luki menarik sapi-sapi menuju lapangan dengan rumput yang masih segar untuk diberi pakan di lingkungan kampus Unpatti. Luki mengakui sempat merasa gengsi pada beberapa pekan awal memulai menggembala sapi-sapi di lingkungan kampus Unpatti.

Apalagi Luki juga dikenal sebagai mahasiswa MIPA Biologi yang cukup menonjol di antara teman-teman seangkatannya. 

Namun, setelah terbiasa dengan pekerjaan itu, Luki pun melenyapkan gengsi dan rasa malu. Yang penting, ia dapat membiayai sendiri kebutuhan hidup dan uang kuliahnya di Kota Ambon, yang jauh dari kedua orang tuanya ini.

"Awalnya memang ada rasa malu dan gengsi, apalagi kalau pakai celana pendek tarik-tarik sapi, lalu melintas rombongan mahasiswa," katanya.

Ia bisa mengenyahkan rasa malu. Apalagi kuliah sambil cari kerja--tidak hanya mengharapkan uang dari orang tua--saat ini jadi kebutuhan ketika ia sudah berada di semester akhir.

Menurut Luki, tak dibutuhkan keahlian khusus dalam menggembala sapi-sapi tersebut setiap harinya. Pasalnya, sapi-sapi itu tergolong jinak dan ia pun sudah sangat mengenal karakter setiap sapi yang dirawatnya.

Tidak perlu keahlian khusus karena sapi-sapi ini bukan sapi liar, hanya sudah beda pemilik, sehingga ia tinggal menyesuaikan saja dengan karakter sapi-sapi.

Selama mencintai pekerjaannya, menurut Luki, maka orang tersebut akan menikmati setiap rutinitas pekerjaan yang dilakukan. "Kalau mengerjakan sesuatu yang kita cintai, maka kita akan menikmati pekerjaan itu setiap harinya," ujarnya.

Dari menggembala sapi-sapi tersebut, Luki diupah mulai dari Rp100 ribu hingga Rp150 ribu setiap minggunya. Jumlah itu di luar uang makan harian yang diberikan oleh pemilik sapi. Karena dinilai bekerja bagus, ia bahkan dihadiahi sepeda motor bekas oleh pemilik sapi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Adapun upah yang diterima dipakai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, biaya kuliah, sebagian ditabung, serta dikirimkan ke orang tuanya di kampung.

Baca juga: 5 Pelajar Siap Wakili Indonesia dalam Olimpiade Astronomi 2023 di Polandia

Jual sapi di Hari Raya Idul Adha

Menjelang Idul Adha 2023, permintaan sapi kurban makin banyak dan Luki pun mendapatkan bagian dari setiap penjualan sapi.

Satu ekor sapi dibanderol mulai dari Rp7 juta hingga Rp 17 juta, tergantung usia, berat, dan ukuran. Harga tersebut bisa berubah pada Hari Raya Idul Adha

Meskipun seorang Nasrani, Luki mengaku menggembalakan sapi--termasuk sapi untuk  kurban--merupakan hal yang menyenangkan sekaligus bisa menunjukkan toleransi kepada sesama.

Ulis Batlayeri, sahabatnya semasa kecil, mengungkapkan sosok Luki sejak dulu  memang rajin di kampungnya di Desa Latdalam, Kabupaten Kepulauan Tanimbar. "Dia memang dari kecil suka bekerja. Paling rajin kalau disuruh bekerja. Apa pun pekerjaan itu," kata Ulis Batlayeri.

Tak hanya itu, di perkuliahan pun Luki dikenal sebagai mahasiswa semester akhir yang aktif dan paling menonjol di angkatannya.

Ilmu dan pengetahuan Biologi yang diterima di bangku kuliah cukup membantu Luki dalam merawat sapi-sapi tersebut.

Karena aktif di kampus, hampir seluruh mahasiswa angkatan dalam 5 tahun terakhir di Fakultas MIPA Unpatti, mengenal sosok Luki.

Menurut dosen pembimbingnya, Luki    merupakan mahasiswa humoris, komunikatif, serta responsif dalam perkuliahan. "Anaknya sangat aktif dan suka membuat teman-temannya tertawa," kata La Idi, dosen MIPA Unpatti.

Luki yang aktif sebagai anggota Resimen Mahasiswa atau Menwa Unpatti itu juga dikenal sebagai pesilat berprestasi. Ia pernah mewakili Maluku pada ajang Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (POMNas) 2019 di Jakarta. Berkat kegigihannya, Luki tinggal selangkah lagi diwisuda di Kampus Biru itu.

Pilihan Editor: Kisah Tallia Raih Prodi Impian Lintas Jurusan di Universitas Brawijaya

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Soal Isu Cekik-Tampar Wamen, Prabowo: Dia Fitnah Saya

23 jam lalu

Pendiri dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menjadi ketua partai terkaya ketiga di Indonesia. Ia diketahui memiliki jumlah kekayaan mencapai Rp2 triliun menurut Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara pada 31 Desember 2022. TEMPO/Febri Angga Palguna
Soal Isu Cekik-Tampar Wamen, Prabowo: Dia Fitnah Saya

"Dia fitnah saya, kok dibilang saya nyekik. Ya gue sekarang membela diri dong. Saya dari umur 18 tahun sudah bekerja di desa-desa," kata Prabowo.


Demonstrasi Mahasiswa di Gedung Sate, Peringati Kasus Pelanggaran HAM dan Tuntut Bey Machmudin Benahi Jawa Barat

2 hari lalu

Sejumlah massa aksi membakar ban dan melakukan orasi dalam aksi bertajuk 'September Hitam, Jawa Barat Lautan Suar' di depan Gedung Sate, Kota Bandung, pada Jumat, 29 September 2023. Foto: TEMPO/Ananda Bintang
Demonstrasi Mahasiswa di Gedung Sate, Peringati Kasus Pelanggaran HAM dan Tuntut Bey Machmudin Benahi Jawa Barat

Ratusan mahasiswa demonstrasi di Gedung Sate menuntut PJ Gubernur cepat tanggap selesaikan persoalan di Jawa Barat.


Hari Sarjana Nasional: Mengenang Kakak RA Kartini, RM Sosrokartono Sarjana Pertama Bumiputera

2 hari lalu

Ilustrasi wisuda. shutterstock.com
Hari Sarjana Nasional: Mengenang Kakak RA Kartini, RM Sosrokartono Sarjana Pertama Bumiputera

Hari Sarjana Nasional pertama kali dirayakan Kemendikbud pada 29 September 2014. Siapa Sosrokartono sarjana pertama bumiputera.


Beasiswa Kaltara Unggul untuk Jenjang SD hingga Perguruan Tinggi, Cek Syaratnya

3 hari lalu

Ilustrasi beasiswa. shutterstock.com
Beasiswa Kaltara Unggul untuk Jenjang SD hingga Perguruan Tinggi, Cek Syaratnya

Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) melalui Dewan Pendidikan Provinsi membuka program Beasiswa Kaltara Unggul 2023. Saat ini, waktu pendaftaran beasiswa tersisa dua hari lagi, tepatnya sampai 30 September 2023.


ITB Buka Pendaftaran Mahasiswa Baru Program Pascasarjana, Ini 3 Tahapan Seleksinya

4 hari lalu

Kolam Indonesia Tenggelam atau disingkat Intel yang ada di tengah Kampus ITB Bandung. Kolam ini dikenal dengan sederet mitosnya dan masuk materi pengenalan untuk para mahasiswa baru di kampus itu. FOTO/ISTIMEWA
ITB Buka Pendaftaran Mahasiswa Baru Program Pascasarjana, Ini 3 Tahapan Seleksinya

ITB akan segera menyelenggarakan seleksi penerimaan calon mahasiswa baru program pascasarjana dalam 3 tahap.


ITB Buka Pendaftaran untuk Calon Mahasiswa S2-S3 Mulai Besok, Ini Syarat dan Biaya Pendaftarannya

4 hari lalu

Ilustrasi kampus ITB (Institut Teknologi Bandung). FOTO/ISTIMEWA
ITB Buka Pendaftaran untuk Calon Mahasiswa S2-S3 Mulai Besok, Ini Syarat dan Biaya Pendaftarannya

ITB akan segera membuka pendaftaran untuk calon mahasiswa program Pascasarjana, baik Magister maupun Doktor pada 29 September 2023.


Gempa Magnitudo 4,9 Getarkan Maluku Tengah, Ada 2 Susulan

4 hari lalu

Seismograf gempa bumi. ANTARA/Shutterstock/pri
Gempa Magnitudo 4,9 Getarkan Maluku Tengah, Ada 2 Susulan

Gempa tidak berpotensi tsunami.


Masyarakat Yakini Pasir Pantai Kejawanan Cirebon Bisa Sembuhkan Penyakit, Mahasiswa Unpad Lakukan Riset

5 hari lalu

Wisatawan bermain air di Pantai Kejawanan, Cirebon, Jawa Barat, 25 DEsember 2015. Pantai ini menjadi pilihan wisata murah saat libur Natal dan Tahun Baru karena memiliki perairannya yang dangkal dan berarus tenang. TEMPO/Prima Mulia
Masyarakat Yakini Pasir Pantai Kejawanan Cirebon Bisa Sembuhkan Penyakit, Mahasiswa Unpad Lakukan Riset

Tim mahasiswa Universitas Padjadjaran (Unpad) mendalami sejauh mana khasiat lumpur pasir di pantai Kejawanan.


Dosen Politeknik Negeri Padang Buat Alat Deteksi Ganja Kering, Razia Ganja Jadi Efisein

5 hari lalu

Dosen Politeknik Negeri Padang (PNP) mengembangkan sebuah inovasi berupa alat pendeteksi daun ganja kering. Kemendikbud
Dosen Politeknik Negeri Padang Buat Alat Deteksi Ganja Kering, Razia Ganja Jadi Efisein

Dosen dari Politeknik Negeri Padang (PNP) mengembangkan sebuah inovasi berupa alat pendeteksi daun ganja kering.


Kebakaran Lahan Dekat Kampus di Bekasi, Mahasiswa Panik Selamatkan Motor

6 hari lalu

Ilustrasi kebakaran. ANTARA
Kebakaran Lahan Dekat Kampus di Bekasi, Mahasiswa Panik Selamatkan Motor

Kebakaran lahan terjadi di Jalan Raya Perjuangan, Bekasi Utara, Kota Bekasi, Senin sore, 25 September 2023. Sudah yang ketiga kalinya.