TEMPO.CO, Jakarta - Kurikulum Merdeka mencuat lagi saat akan memasuki tahun ajaran baru. Mengutip laman kurikulum.kemdikbud.go.id, kurikulum ini menjadi salah atu opsi yang dapat dipilih oleh satuan pendidilan pada tahun ajaran 2022/2023 dan 2023/2024.
Seperti diketahui, Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi atau Kemendikbudristek telah meluncurkan Kurikulum Merdeka pada awal 2022. Kurikulum ini memberi keleluasaan dan memudahkan pendidik menerapkan pembelajaran yang lebih mendalam, sesuai kebutuhan pesrta didik, dan fokus pada penguatan karakter.
Apa itu Kurikulum Merdeka?
Menurut Mendikbudristek, Nadiem Makarim, Kurikulum Merdeka merupakan konsep pembelajaran bertujuan mendalami dan mengembangkan minat serta bakat masing-masing siswa. Ia mencontohkan, dua siswa di kelas yang sama, bahkan di keluarga yang sama, bisa jadi memiliki minat yang berbeda.
“Sebagai orangtua kita tidak bisa memaksakan anak yang menyukai seni, untuk belajar computer secara mendalam. Begitupun sebaliknya,” kata Nadiem dikutip dari Antara.
Jadi kurikulum ini dirancang untuk memprioritaskan kebutuhan anak sebagai pelajar yang sedang mempersiapkan masa depan kehidupannya.
Tujuan Kurikulum Merdeka
Melansir situs resmi Kemendikbudristek, Kurikulum Merdeka lebih memfokuskan pada materi esensial dan pengembangan karakter profil Pelajar Pancasila. Kurikulum ini juga memberi guru keleluasaan untuk memilih perangkat mengajarnya sehingga dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik.
Bermula dari Pandemi Covid-19, Kurikulum Merdeka dibuat untuk mengatasi learning loss. Ketika itu, banyak anak mengalami ketertinggalan pembelajaran. Untuk mengatasi itu, Kemendikbudristek mencoba melakukan pemulihan pembelajaran dengan merencanakan Kurikulum Merdeka yang kemudian diluncurkan pada awal 2022.
Kurikulum Merdeka dibuat untuk memperbaiki kualitas pelajar Indonesia agar lebih baik. Kurikulum ini memiliki visi mengurangi materi pembelajaran dan fokus pada yang esensial. Sejak diluncurkan, Kurikulum Merrdeka telah diimplementasikan oleh lebih dari 140 ribu sekolah.
Selain itu, Kurikulum Merdeka selalu disinggung mengenai Proyek Penguat Profil Pelajar Pancasila atau P5. P5 pembelajaran lintas disiplin ilmu untuk mengamati dan memikirkan solusi terhadap permasalahan di lingkungan sekitarnya. P5 menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis proyek atau project based learning.
Pilihan editor : Menilik Perbedaan Kurikulum Merdeka dengan Kurikulum 2013