TEMPO.CO, Jakarta - Kuliah Kerja Nyata atau KKN menjadi bentuk penerapan dari keseluruhan poin Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Pendelegasian mahasiswa ke daerah-daerah tertentu di Indonesia itu biasanya dilaksanakan di semester akhir, yaitu sesudah Praktik Kerja Lapang (PKL) dan sebelum pengerjaan Tugas Akhir (TA) atau skripsi. Lantas, sebenarnya apakah KKN wajib bagi mahasiswa?
Apakah KKN wajib bagi mahasiswa?
Berdasarkan Pedoman KKN Kebangsaan 2023 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), setiap mahasiswa diwajibkan mengikuti KKN sebelum menyelesaikan pendidikan tinggi program Sarjana atau Strata-1 (S1) di semua program studi (prodi). Program tersebut menjadi kegiatan reguler intrakurikuler yang diselenggarakan di setiap semester dengan bobot Satuan Kredit Semester (SKS) tertentu.
Namun, KKN juga dapat dilaksanakan secara khusus di antara dua semester berjalan, supaya mahasiswa bisa fokus mengabdi. Dalam perkembangannya, banyak kampus, baik Perguruan Tinggi Negeri (PTN) maupun Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang menjadikan KKN sebagai mata kuliah wajib.
Dalam laman resminya, Kepala Subdirektorat Kuliah Kerja Nyata-Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) Universitas Gadjah Mada (UGM) Nanung Agus Fitriyanto mengatakan mahasiswa yang mengikuti kegiatan pemberdayaan tersebut akan mendapatkan nilai dari mata kuliah delapan SKS. Adapun komponen mata kuliahnya, meliputi empat SKS dari KKN-PPM, dua SKS dari Komunikasi Masyarakat dan dua SKS dari Penerapan Teknologi Tepat Guna atau Manajemen Ilmu Pengetahuan.
Sementara, Menurut Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kemendikbudristek, program KKN Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka (MBKM) berbobot 20 SKS dengan waktu pelaksanaan empat bulan.
Sejarah KKN
Melansir laman ITATS, proyek kegiatan pengabdian masyarakat diadakan pertama kali pada 1971. Saat itu, Direktur Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan mengirim delegasi mahasiswa tiga PTN, yaitu Universitas Andalas (Unand) di bagian barat, UGM di bagian tengah dan Universitas Hasanuddin (Unhas) di sisi timur Indonesia.
Proyek perintis itu dikenal dengan istilah Pengabdian Mahasiswa Kepada Masyarakat. Hasil laporan dan evaluasi ketiga universitas tersebut dipresentasikan pada Rapat Rektor Universitas atau Institut Negeri pada Maret 1972.
Setelah rapat, Direktur Pendidikan Tinggi meminta 13 kampus lain dari 13 provinsi untuk melanjutkan proyek pengabdian serupa pada tahun ajaran 1973-1974. Pada awal perkembangannya, KKN hanya menjadi media untuk mengimplementasikan dua dharma, yaitu pengajaran dan pengabdian masyarakat. Namun, seiring berjalannya waktu, poin penelitian juga berperan langsung dalam program KKN.
Manfaat KKN bagi mahasiswa dan masyarakat
Berikut sejumlah manfaat pelaksanaan KKN yang dapat dirasakan mahasiswa dan masyarakat.
1. Meningkatkan kepedulian sosial
Dalam kegiatan KKN, mahasiswa terjun ke dalam permasalahan yang terjadi di masyarakat. Jadi, suka atau tidak suka, mahasiswa akan berinteraksi langsung sehingga menumbuhkan rasa sense of community.
2. Menerapkan ilmu di tengah masyarakat
KKN bisa menjadi ajang untuk melaksanakan ilmu pengetahuan yang dipelajari di bangku kuliah. Akibat dihadapkan dengan berbagai masalah di lapangan, keterampilan dan pola pikir mahasiswa bisa diasah.
3. Mengembangkan diri
Mahasiswa dari program KKN biasanya ditempatkan di pedesaan hingga daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Karena minimnya fasilitas yang tersedia, peserta pengabdian bisa melatih diri dengan kehidupan nyata di luar kampus.
4. Menumbuhkan kreativitas masyarakat
Dengan berbagai inovasi dan ide yang direncanakan untuk menangani permasalahan di desa tempat mengabdi, masyarakat yang dilibatkan menjadi semakin kreatif. Artinya, KKN mampu mengoptimalkan sumber daya manusia (SDM).
5. Meningkatkan kesehatan masyarakat
Masih banyak rumah tangga miskin atau kelompok rentan yang kurang memerhatikan kesehatan, seperti tidak mempunyai fasilitas Mandi Cuci Kakus (MCK). Mahasiswa yang memiliki pengetahuan lebih bisa mencarikan solusi atau menyosialisasikan pentingnya kebersihan.
6. Meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat
Tidak sedikit, program KKN mampu menciptakan lapangan kerja baru dengan menggali potensi desa tempat mengabdi. Misalnya dengan mengedukasi metode pemasaran produk atau promosi wisata.
MELYNDA DWI PUSPITA
Pilihan Editor: Unair Terjunkan 3.505 Mahasiswa KKN, Bantu Pecahkan Masalah di Lokasi