TEMPO.CO, Jakarta - Deputy Advisor di jaringan pendidikan EducationUSA, Caroline Darmanto, memaparkan kiat dalam mempersiapkan kuliah di Amerika Serikat. Kepada para peserta yang hadir di LPDP Fest pada Selasa, 1 Agustus 2023, Caroline mengatakan ada sejumlah hal yang mesti dipersiapkan mulai dari tes Bahasa Inggris hingga esai.
Sebagai rumah bagi deretan perguruan tinggi peringkat teratas di dunia, Amerika Serikat menjadi salah satu negara tujuan impian bagi banyak pelajar Indonesia untuk melanjutkan pendidikan. Nama-nama universitas seperti Harvard, Stanford, Columbia, dan Massachusetts Institute of Technology (MIT) sudah tidak asing lagi terdengar.
Sebanyak delapan perguruan tinggi di AS menduduki posisi dalam peringkat 15 besar universitas terbaik di dunia versi QS World University Rankings 2024. Dalam skema Beasiswa Perguruan Tinggi Utama Dunia (PTUD) Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) 2023, 14 dari 25 perguruan tinggi yang terdaftar berada di AS.
Lantaran bergengsi, berkuliah di AS dianggap sebagai hal yang sulit digapai bagi pelajar Indonesia. Banyak yang berpikiran bahwa untuk berkuliah di AS dibutuhkan nilai akademik yang sangat tinggi, hingga mereka yang memiliki nilai rendah pun pupus harapan sejak awal.
Berikut sejumlah komponen yang perlu dipersiapkan untuk kuliah di Amerika Serikat.
1. Tes Bahasa Inggris
Untuk kemahiran bahasa Inggris, dia menyebut bahwa masing-masing universitas akan meminta jenis tes yang berbeda antara TOEFL, IELTS, atau tes Duolingo. Pendaftar harus menggali informasi dan memastikan tes apa yang diperlukan di universitas tujuannya.
2. Tes Standardisasi
Selain tes bahasa Inggris, universitas AS biasanya meminta skor tes standardisasi Graduate Record Examinations (GRE) atau Graduate Management Admission Test (GMAT). Caroline mengatakan GRE pada umumnya bersifat general untuk jurusan apapun, sedangkan GMAT untuk jurusan bisnis.
Jika suatu universitas meminta skor tes tersebut, maka pendaftar harus memenuhi nilai minimum yang ditentukan. Namun jika skor bersifat opsional, maka dia menyarankan pendaftar untuk menyertakan skor hanya jika dapat memperbagus aplikasi. Apabila kira-kira skor terlalu rendah, maka menurutnya tidak perlu disertakan.
“Kalau mereka bilang tidak butuh nilainya, kalian cukup beruntung tidak harus ambil tesnya, karena cukup sulit dan butuh persiapan panjang,” terangnya.
3. CV atau Resume
Perihal CV atau resume, Caroline menekankan satu hal penting yang harus diingat para peserta. Biasanya, universitas di AS mempunyai standar tersendiri untuk ini.
“Kesalahan umum kita biasanya adalah menaruh informasi personal di CV atau resume. Misalnya jenis kelamin, foto, atau status pernikahan. Apa pun yang menurut kalian tidak relevan dengan informasi akademik atau profesional, jangan masukkan di CV,” jelas dia. “Dan selalu pastikan untuk menggunakan latar putih dengan tinta hitam.”
Selain itu, jika ingin mencantumkan akun media sosial, dia menyarankan untuk mencantumkan media sosial profesional seperti LinkedIn.
4. Surat Rekomendasi
Hal penting lainnya dalam sebuah aplikasi adalah surat rekomendasi. Untuk ini, Caroline menyarankan untuk jangan pernah menulis surat rekomendasi sendiri, karena akan ketahuan oleh petugas admisi. Hal ini dikarenakan gaya tulisan pendaftar akan terlihat dari esainya.
“Jadi bayangkan kalau kalian juga yang menulis surat rekomendasi, petugas admisi akan tahu bahwa penulisnya sama,” imbuhnya. “Bahkan, seharusnya kalian tidak boleh membaca rekomendasi yang ditulis tentang kalian. Kalau misalnya kalian yang menulis sendiri akan terlihat, dan mungkin kalian akan didiskualifikasi.”
5. Esai
Esai menjadi salah satu komponen terpenting dalam sebuah aplikasi. Caroline mengatakan bahwa untuk mempersiapkannya butuh waktu yang lama.
“Karena surat rekomendasi, IPK, skor GRE/GMAT, TOEFL, itu semuanya datang dari luar. Hanya ada satu hal yang datang dari kalian dalam kata-kata sendiri. Esai merupakan tempat untuk menjustifikasi kenapa kalian ingin mempelajari suatu bidang di universitas tertentu,” jelasnya.
Dia menyarankan peserta untuk meminta orang-orang sekitar membaca ulang esai. Penting menurutnya untuk menghabiskan banyak waktu menulis esai, yang memang selalu diminta oleh universitas di AS.
Jumlah waktu yang dia sarankan untuk mempersiapkan semua komponen aplikasi tanpa tergesa-gesa adalah satu tahun. Karena mungkin harus persiapan TOEFL dan GRE/GMAT, menulis esai dalam waktu yang lama, bahkan mungkin meminta surat rekomendasi bakal memakan waktu yang cukup panjang.
“Beri waktu satu tahun, jadi kalau kalian harus mengulang sesuatu, kalian akan mempunyai banyak waktu tanpa harus diburu-buru supaya hasil tetap maksimal,” tutupnya.
Pilihan Editor: Wisuda Perdana Monash University Indonesia, Luluskan 45 Mahasiswa di Angkatan Pertama