TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa mahasiswa baru (maba) Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Mas Said Surakarta diduga diminta mendaftar akun di aplikasi pinjaman daring (online) atau pinjol saat kegiatan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) 2023. Kabar tersebut menjadi viral di kalangan akademisi dan warganet di media sosial.
Lantas, apa saja fakta-fakta maba UIN Surakarta diminta daftar pinjol?
1. Dema Tandatangani MoU Tanpa Sepengetahuan Kampus
Wakil Rektor IIII Bidang Kemahasiswaan UIN RM Said Surakarta Syamsul Bakri menyatakan bahwa Dewan Mahasiswa (Dema) telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan pihak sponsor untuk menyelenggarakan Festival Budaya. Padahal, kata dia, Dema tidak berhak melakukannya.
“Mahasiswa tidak memiliki hak ada MoU, apalagi ada nominal. PBAK ditanggung universitas, fakultas saja cari sponsorship enggak bisa seperti itu, rawan macam-macam. Mengapa sponsor sebesar itu, kan data-data mahasiswa yang registrasi itu,” ujarnya.
2. Ketua Dema Klaim untuk edukasi literasi keuangan
Sementara itu, Presiden Mahasiswa (Presma) Dema UIN RM Said Surakarta Ayuk Latifah menyatakan, kegiatan Festival Budaya bertujuan untuk memberikan edukasi mengenai literasi keuangan. Ia membantah apabila hal itu menjadi komersialisasi dan penyalahgunaan data.
Menurut Ayuk, kegiatan digelar juga karena dilatarbelakangi oleh keprihatinan terhadap kasus mahasiswa terjerat pinjol ilegal. Ia menjelaskan Dema bekerja sama dengan bank dan aplikasi fintech resmi meski diakuinya belum dikoordinasikan dengan pihak kampus.
3. Ada 3.000 Mahasiswa yang diminta daftar pinjol
Ayuk pun menekankan bahwa mahasiswa baru sesungguhnya tidak diwajibkan untuk melakukan pendaftaran akun pada aplikasi pinjol. Ia mengungkapkan sistem kerja sama itu sedianya agar Dema mendapatkan sokongan dana yang dihitung berdasarkan jumlah akun aktif mahasiswa. Namun, dia mengaku apabila Dema belum mendapatkan keuntungan dari perjanjian itu.
“Ada sebanyak 3.000 mahasiswa yang registrasi, tapi ada 500 yang tidak lolos. Hingga akhirnya hanya 2.000 yang tercatat,” kata Ayuk.
4. Rektor UIN Surakarta: Kegiatan di luar jadwal PBAK
Rektor UIN RM Said Surakarta Mudhofir mengatakan kegiatan Festival Budaya yang diselenggarakan Dema dan Senat Mahasiswa (Sema) itu tidak ada kaitannya dengan PBAK. “Dema dan Sema UIN RM Said Surakarta melangkah sendiri untuk menggalang dana dan tidak melaporkan kepada pimpinan universitas terlebih dahulu,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin, 7 Agustus 2023.
5. Aliansi Mahasiswa minta Dema dibubarkan
Imbas kekisruhan dugaan pemaksaan registrasi akun pinjol, Aliansi Mahasiswa Independen melakukan demonstrasi di depan Gedung Rektorat UIN RM Said Surakarta pada Senin, 7 Agustus 2023. Aksi protes itu bertujuan untuk menuntut pihak rektorat supaya membubarkan Dema.
“Apalagi UIN seharusnya memahami apa arti riba. Bahkan bisa sampai 50 persen (bunganya). Ini riba sekali,” ucap Koordinator Aksi Aliansi Mahasiswa Independen Kelvin Haryanto.
6. PBAK bakal diambil alih universitas
Dewan Kode Etik Mahasiswa UIN Raden Mas Said Surakarta pun mengadakan sidang dan menghasilkan lima rekomendasi yang disampaikan kepada rektor. Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga UIN RM Said Surakarta Imam Makruf mengemukakan poin pertama, yaitu pelaksanaan PBAK diambil alih universitas dan fakultas serta di bawah koordinasi Wakil Rektor Bidang Akademik Alumni dan Kerja Sama.
7. Pihak Universitas lakukan pertemuan dengan OJK
Poin kedua, pihak universitas dianjurkan untuk bertemu Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melakukan konfirmasi atas MoU Dema dan lembaga keuangan yang ditunjuk. Adapun ketiga sponsorship meliputi Bank Central Asia (BCA), Aladinndan Akulaku.
8. DEMA Universitas akan dihentikan sementara
“Yang ketiga, Dema dihentikan sementara sampai waktu yang tidak dapat ditentukan dan ketua Dema dicopot,” kata Imam saat ditemui awak media di Gedung Rektorat UIN RM Said Surakarta, pada Rabu, 9 Agustus 2023.
9. Koordinasi dengan influencer untuk pulihkan nama kampus
Saran selanjutnya, Imam memaparkan bahwa perlu konter narasi untuk memulihkan nama baik kampus atas kejadian maba UIN Surakarta diminta daftar pinjol. Upaya yang akan dilakukan adalah berkoordinasi bersama humas universitas dan pemengaruh (influencer) dari kalangan mahasiswa yang memiliki banyak pengikut di media sosial.
10. Universitas buka layanan aduan
Poin terakhir, kata Imam, kampus akan membuka layanan aduan bagi mahasiswa UIN Surakarta yang telah mendaftar pinjol. “Ini sekaligus untuk mengetahui berapa jumlah mahasiswa yang registrasi demi menghindari penyalahgunaan data,” ujarnya.
MELYNDA DWI PUSPITA | SEPTIA RYANTHIE
Pilihan Editor: Maba UIN Surakarta Diminta Daftar Pinjol, Dewan Etik Hasilkan 5 Rekomendasi Ini