Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Gagal Kuliah Kedokteran di Cina, Anak Petani Ini Justru Dapat Beasiswa di Amerika

Editor

Devy Ernis

image-gnews
Rahmat peraih beasiswa di Amerika. Dokumentasi: Kemenag.
Rahmat peraih beasiswa di Amerika. Dokumentasi: Kemenag.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kuliah di Kedokteran menjadi cita-cita Rahmat sejak kecil. Asa itu sudah membuncah sejak dia duduk di bangku sekolah. Alasannya, sebagai pemuda desa, dia ingin membangun daerahnya dan saat itu masih jarang yang berprofesi dokter. Rahmat berasal dari Dusun Lombongan, sebuah dusun terpencil di bagian selatan Provinsi Sulawesi Barat. 

Jalan meraih cita itu sempat terbuka saat ada kesempatan mendapat beasiswa kuliah Kedokteran di Chna. “Tapi saya batal berangkat karena covid-19 mendera dan Cina saat itu adalah pusatnya. Beruntung ada MOSMA Kemenag. Batal ke Cina, saya dapat kesempatan kuliah ke Amerika,” ujar Rahmat pada Kamis, 24 Agustus 2023 dilansir dari situs Kementerian Agama.

Bisa menjajal kuliah di Amerika tak terpikirkan oleh Rahmat. Kondisi ekonomi keluarganya pas-pasan. Ibunya seorang petani sekaligus ibu rumah tangga, sedang bapak seorang pensiunan guru agama sekaligus seorang nelayan. 

Saat lulus SMP, Rahmat melanjutkan pendidikan di Pondok Pesantren Modern Al-Ikhlas Lampoko. Lokasi pesantren ini berjarak sekitar 75 km dari desanya. Lembaga pendidikan keagamaan khas Indonesia ini memiliki banyak alumni yang kuliah di berbagai perguruan tinggi.

Saat itu, cita-citanya untuk menjadi dokter masih membumbung tinggi. Sadar memiliki banyak keterbatasan, Rahmat berusaha lebih keras. Dia belajar lebih giat agar bisa mengejar teman-temannya. Selama di pesantren, dia juga belajar berorganisasi.

“Alhamdulillah, enam tahun mondok, saya menjadi lulusan terbaik. Ini tentu menjadi kebanggaan untuk seorang anak desa,” sebutnya.

Tak Lolos Kuliah Kedokteran

Mimpi menjadi seorang dokter makin menguat. Rahmat mendaftar Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2018 di Universitas Hasanuddin. Namun, dia tidak lulus pada pilihan prodi Kedokteran, tetapi di departemen Mechanical Engineering.

Meski kecewa, Rahmat memilih untuk tetap maju. Berjalan dua semester di Unhas, Rahmat sadar bahwa jurusan sekarang bukan yang diimpikan. Dia lalu kembali mendaftar Kedokteran di berbagai jalur masuk perguruan tinggi negeri. Hasilnya sama, dia selalu ditolak.

Jenuh mendera, ide iseng muncul tak terduga. Rahmat daftar kedokteran di luar negeri, yaitu Cina. Mujur, Rahmat dinyatakan lulus pada salah satu universitas di Cina untuk program MBBS dengan beasiswa tuition fee dari pemerintah di sana.

MBBS adalah singkatan dari Bachelor of Medicine and Bachelor of Surgery. Program ini memberikan kualifikasi kedokteran umum dan bedah sekaligus pada akhir program.

Rahmat senang bisa diterima di sana. Namun, dia terbayang biaya transportasi dan ongkos hidup selama kuliah di Cina yang pasti mahal. Rahmat lalu mencari jalan agar tetap bisa mengambil kesempatan yang telah diberikan. Sayang, setelah jalan itu didapat, Covid-19 merajalela sehingga dia tetap tidak bisa berangkat. Apalagi, Cina saat itu menjadi pusat penyebaran Covid 19.

Jalan meraih mimpi menjadi seorang dokter kembali terjal. Rahmat sempat berpikir untuk menyerah dan kembali ke desa. Tapi, orang tua dan saudara terus mendorong agar dia tetap kuliah.

Pada 2021, Rahmat daftar kuliah di salah satu Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) yang relatif masih baru. Kampus itu adalah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Majene yang baru beroperasi empat tahun. Dengan jarak hanya 45 km, Rahmat memilih tinggal di rumah agar bisa menemani ayah dan ibu yang semakin menua.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Rahmat belajar di prodi Tadris Bahasa Inggris. Gagal menjadi dokter, dia ingin menjadi pendidik dan dapat mengembangkan bidang pendidikan di daerahnya. Proses kuliah dijalani dengan serius, dengan target IPK harus 3,9 ke atas. Beragam organisasi dan ajang kompetisi juga diikuti.

Selain aktif di kampus, Rahmat juga aktif sebagai volunteer guru mengaji di Rumah Qur'an Moloku yang letaknya tidak jauh dari kampus. Lembaga ini membina sekitar 100 santri untuk belajar membaca dan menghafal Al-Qur'an.

Raih Beasiswa ke Amerika

Rahmat juga belajar berbisnis. Keterbatasan ekonomi menuntut dirinya untuk lebih kreatif agar bisa mendapat penghasilan tambahan. Hobi membuat handcraft coba dikembangkan menjadi ladang bisnis dengan nama "AdeeraGift". Dia menyediakan jasa atau layanan membuat parsel, buket, mahar, dan handcraft lainnya.

“Alhamdulillah, usaha yang aku jalankan bisa membantu membiayai kebutuhanku dan mengurangi beban orang tua dan kakaku yang ada di desa. Karena di kampus, aku tidak mendapatkan beasiswa,” katanya.

Di tengah beragam aktivitas yang dijalani, termasuk menjadi volunteer di salah satu NGO, Rahmat mendapat informasi ada program beasiswa bernama MOSMA Kementerian Agama. Dia mendapat informasi ini dari dosennya di prodi Tadris Bahasa Inggris.

MORA Overseas Student Mobility Awards (MOSMA) merupakan salah satu program implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka. MOSMA berbentuk program mobilitas fisik yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar di perguruan tinggi luar negeri selama 1 semester dengan durasi maksimal 6 bulan. Melalui program ini, mahasiswa mendapatkan kredit yang dapat dikonversi ke dalam SKS (Satuan Kredit Semester) di kampus asal.

Kesempatan ini tidak Rahmat sia-siakan. Dia bertekad untuk meraih kembali kesempatan kuliah di luar negeri.

“Aku tidak berharap banyak sebetulnya, mengingat persiapanku tidak semaksimal biasanya. Berkat doa dan dukungan berbagai pihak, Alhamdulillah aku lulus dengan negara tujuan Amerika Serikat,” lanjutnya.

Rahmat bersyukur karena akses kuliah di luar negeri kini terbuka dan bisa diikuti siap saja. Rahmat berharap program ini tidak hanya memberikan manfaat untuk dirinya, tapi juga sesama generasi muda di seluruh daerah Indonesia.

“Dari mana kita berasal, di mana kita belajar, status ekonomi kita apa, semua itu tidaklah menjadi alasan bagi kita untuk tidak berprestasi," katanya.

Pilihan Editor: ICEL Kembangkan Mata Kuliah Hukum Perubahan Iklim dengan 9 Universitas

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Baznas Buka Beasiswa Santri 2024, Berikut Syarat dan Cara Daftarnya

34 menit lalu

Ilustrasi beasiswa. Freepik
Baznas Buka Beasiswa Santri 2024, Berikut Syarat dan Cara Daftarnya

Beasiswa diberikan dalam bentuk pendanaan program sebesar Rp 4 juta dan kegiatan pembinaan.


FKUI Buka Tiga Program Studi Baru, Ada Subspesialis Urologi

3 jam lalu

Kampus Universitas Indonesia Fakultas Kedokteran(Komunika Online)
FKUI Buka Tiga Program Studi Baru, Ada Subspesialis Urologi

Dekan FKUI Ari Fahrial Syam mengatakan masih terdapat keterbatasan dalam penanganan kasus-kasus kompleks yang menuntut keahlian dari dokter spesialis


Polisi Umumkan Hasil Penyelidikan Kasus Perundungan PPDS Undip Besok

1 hari lalu

Kabid Humas Polda Jateng Kombes Artanto (ANTARA/I.C. Senjaya)
Polisi Umumkan Hasil Penyelidikan Kasus Perundungan PPDS Undip Besok

Penyidik telah memeriksa 43 saksi dalam kasus perundungan mahasiswa PPDS Undip.


Tampil Perdana, EV-OS Unair Menjadi Mobil Terestetik dalam Kompetisi Mobil Hemat Energi

1 hari lalu

EV-OS Unair saat menerima penghargaan kategori khusus sebagai kendaraan terestetik dalam KMHE pada Rabu, 9 Oktober 2024. (Foto: EV-OS UNAIR).
Tampil Perdana, EV-OS Unair Menjadi Mobil Terestetik dalam Kompetisi Mobil Hemat Energi

EV-OS memenangkan kategori khusus kendaraan terestetik dalam Kompetisi Mobil Hemat Energi atau KMHE 2024


Tim ITB Sukses Kucurkan Air Bor Langsung Minum di Raja Ampat

2 hari lalu

Warga meminum air langsung hasil pengeboran tim ITB di Distrik Misool Barat, Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat Daya, Oktober 2024. (Dok.ITB)
Tim ITB Sukses Kucurkan Air Bor Langsung Minum di Raja Ampat

Tim ITB membawa peralatan bor seberat 11 ton yang beberapa kali harus dibongkar muat selama perjalanan dari Bandung hingga ke lokasi.


Kekuatan Badai Milton yang Hantam Amerika

2 hari lalu

Ekspresi Marie Cook saat melihat rumahnya yang rusak setelah tornado akibat Badai Milton menghantam  di The Preserve dan Binks Estate di Wellington, Florida, AS, 9 Oktober 2024. Badai Milton menerjang Samudra Atlantik yang merusak di Florida dan menimbulkan tornado yang menewaskan sedikitnya 10 orang. Bill Ingram/Palm Beach Post/USA Today Network melalui REUTERS
Kekuatan Badai Milton yang Hantam Amerika

Amerika diterjang badai Milton, berdampak pada hampir 2 juta orang. Jadi badai tropis terparah yang pernah menghantam Florida.


Ketua PPI Lebanon Sebut Ada 4 Mahasiswa Indonesia Menolak Dievakuasi

4 hari lalu

Warga negara Indonesia yang dievakuasi dari Lebanon akibat permusuhan antara Hizbullah dan Israel, saat tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Tangerang, dekat Jakarta, 7 Oktober 2024. REUTERS/Willy Kurniawan
Ketua PPI Lebanon Sebut Ada 4 Mahasiswa Indonesia Menolak Dievakuasi

Ketua PPI Lebanon menyebut masih ada empat mahasiswa yang memilih bertahan di Lebanon karena ingin melanjutkan perkuliahan.


Kuliah Umum Program Studi Produksi Media Bahas Sinema Malaysia

4 hari lalu

Dr. Fikri Hakim Jermadi saat memaparkan materi Dari Preman ke Prajurit: Kemaskulinan dalam Sinema Malaysia Foto: Rachma Tri Widuri
Kuliah Umum Program Studi Produksi Media Bahas Sinema Malaysia

Program Studi Produksi Media menggelar kuliah umum yang dihadiri oleh 3 angkatan, yaitu angkatan 2022, 2023, dan 2024.


Kasus Dugaan Pencabulan oleh Anggota DPRD Depok Berjalan Lambat, Mahasiswa Geruduk Polres

5 hari lalu

Ilustrasi pencabulan anak. shutterstock.com
Kasus Dugaan Pencabulan oleh Anggota DPRD Depok Berjalan Lambat, Mahasiswa Geruduk Polres

Sejumlah mahasiswa menggeruduk Kantor Polres Depok untuk mendesak transparansi pengusutan kasus pencabulan oleh Anggota DPRD.


Bukan Program Makan Bergizi Gratis, Fakultas Peternakan UGM Bagikan Telur Rebus Gratis untuk Mahasiswa Selama UTS

5 hari lalu

Fakultas Peternakan (Fapet) UGM membagikan telur rebus gratis kepada para mahasiswa yang tengah mengikuti Ujian Tengah Semester (UTS). Dok.UGM
Bukan Program Makan Bergizi Gratis, Fakultas Peternakan UGM Bagikan Telur Rebus Gratis untuk Mahasiswa Selama UTS

Fakultas Peternakan UGM berinisiatif bagikan telur rebus gratis kepada mahasiswa yang sedang mengikuti UTS. Ini tujuannya.