Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ketahui Perbedaan Skripsi, Tesis, dan Distertasi

image-gnews
Ilustrasi- Suasana mahasiswa berkonsultasi tentang skripsi kepada pembimbingnya di kampus Institut Pertanian Bogor (IPB), Bogor, Jawa Barat, Jumat, 3 Februari 2006. [TEMPO/ Nickmatulhuda; Digital Image; 20060201]
Ilustrasi- Suasana mahasiswa berkonsultasi tentang skripsi kepada pembimbingnya di kampus Institut Pertanian Bogor (IPB), Bogor, Jawa Barat, Jumat, 3 Februari 2006. [TEMPO/ Nickmatulhuda; Digital Image; 20060201]
Iklan

TEMPO.CO, JakartaSkripsi, tesis, dan distertasi sama-sama karya tulis ilmiah yang harus memenuhi standardisasi metode ilmiah dan nilai-nilai kemanusiaan, baik dari segi redaksi maupun substansi. Ketiganya sama-sama ditulis seorang mahasiswa dan harus dipublikasikan baik secara off-line maupun online sesuai level yang telah ditentukan. 

Beda Skripsi, Tesis, dan Distertasi

1. Jenjang Pendidikan 

Dikutip dari Binus Graduate Program, skripsi adalah tugas akhir yang dibuat untuk meraih gelar sarjana. Sementara, tesis merujuk pada karya ilmiah tertulis jenjang magister atau pascasarjana (S2). Disertasi menjadi karya tulis ilmiah mahasiswa yang hendak menyelesaikan program doktoral atau S3. 

2. Permasalahan yang Diangkat 

Kedalaman permasalahan yang diangkat juga jadi pembeda jelas antara ketiganya. Skripsi mengangkat masalah yang bersumber pada pengalaman empirik dan bersifat tidak mendalam. Tesis juga dapat berasal dari pengalaman empirik, tetapi bersifat mendalam dan teoritis. Disertasi berangkat dari kajian teoritis dengan dukungan fakta empirik sehingga permasalahan yang digali sangat mendalam dan spesifik. 

3. Proses Penulisan 

Proses penulisan berkaitan erat dengan kemandirian penulis saat pengerjaan tugas akhir. Pada skripsi, mahasiswa masih memperoleh bimbingan cukup intensif dari pembimbing dengan porsi 60 persen penulis dan 40 persen pembimbing. Persentase ini menurun saat pengerjaan tesis karena penulis berperan 80 persen dalam prosesnya. Ketika membuat disertasi, penulis bertanggung jawab 90 persen atas karya tulis ilmiah tersebut dengan sedikit pendampingan dari pembimbing. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

4. Bobot Ilmiah Karya Tulis 

Dari sudut pandang akademik, skripsi memiliki bobot ilmiah pada tingkat rendah hingga sedang. Tesis menempati bobot ilmiah sedang sampai tinggi dengan adanya pengembangan dan pendalaman teori serta penelitian yang dilakukan. Disertasi mempunyai bobot ilmiah tertinggi sehingga mahasiswa wajib menemukan teori baru atau terobosan lain untuk memperkaya bidang yang digelutinya. 

5. Cara Pemaparan 

Dari bobot ilmiah, skripsi biasanya dominan pemaparan deskriptif. Tesis dipaparkan dengan analitis dan deskriptif. Sementara itu, pemaparan disertasi biasanya bersifat analitis sehingga benar-benar mengupas tuntas permasalahan yang diusung. 

6. Model Analisis dan Jumlah Rumusan Masalah 

Dengan model analisis rendah sampai sedang, jumlah rumusan masalah yang diangkat skripsi berkisar satu sampai dua masalah saja. Untuk menyelesaikan tesis, paling tidak mahasiswa harus siap menemukan tiga rumusan masalah yang memakai model analisis tingkat sedang hingga tinggi. Artinya, disertasi mengandalkan model analisis tinggi dengan lebih dari tiga rumusan masalah.

Pilihan Editor: Sukses Menghadapi Sidang Skripsi, Berikut Panduannya

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Lowongan Kerja PT Brantas Abipraya untuk Sarjana Teknik dan Ekonomi

45 hari lalu

Lowongan Kerja PT Brantas Abipraya untuk Sarjana Teknik dan Ekonomi

Lowongan kerja di PT Brantas Abipraya, BUMN bidang konstruksi, untuk sarjana teknik dan ekonomi.


Implementasi Budaya AKHLAK Kementerian BUMN dalam Catatan Disertasi Dr Zuhdi Saragih

57 hari lalu

Dr Zuhdi Saragih, dosen Universitas Nasional Jakarta. Foto: Istimewa
Implementasi Budaya AKHLAK Kementerian BUMN dalam Catatan Disertasi Dr Zuhdi Saragih

Disertasi Dr Zuhdi Saragih beri catatan soal budaya AKHLAK sebagai core values BUMN yang dicanangkan Menteri BUMN Erick Thohir sejak Juli 2020.


Guru Besar Termuda UGM Usia 35 Tahun, Ini Sosok Pramuditya Wicaksono

59 hari lalu

Pramaditya Wicaksono Guru Besar bidang Penginderaan Jauh Biodiversitas Pesisir di Fakultas Geografi UGM. Ugm.ac.id/Donnie
Guru Besar Termuda UGM Usia 35 Tahun, Ini Sosok Pramuditya Wicaksono

Pramaditya Wicaksono telah membuat sejarah di UGM sebagai guru besar termuda, meraih gelar tersebut pada usia 35 tahun 11 bulan.


Air Mata Ngadinah Tumpah, Ambil Ijazah Putrinya yang Meninggal Sebelum Sidang Skripsi di Fakultas Kehutanan UGM

24 Februari 2024

Jono (73) dan Ngadinah (58) membawa  potret mendiang anak mereka, Dewi Sekar Rumpaka di Wisuda Program Sarjana dan Sarjana Terapan UGM. UGm.ac.id
Air Mata Ngadinah Tumpah, Ambil Ijazah Putrinya yang Meninggal Sebelum Sidang Skripsi di Fakultas Kehutanan UGM

Kisah mahasiswa UGM yang meninggal dunia sebelum sidang skripsi, ijazah diterima orang tua dan berhasil lulus dengan predikat cum laude.


Siap-siap, Rekrutmen Bersama BUMN 2024 Dibuka Maret

8 Februari 2024

Ilustrasi lowongan kerja. Tempo/Tony Hartawan
Siap-siap, Rekrutmen Bersama BUMN 2024 Dibuka Maret

Program Rekrutmen Bersama BUMN 2024 akan dibuka bagi putra-putri terbaik bangsa untuk bergabung di BUMN.


KCIC Buka Lowongan Kerja Bagi Lulusan D3 dan S1, Tersedia 16 Posisi di Berbagai Bidang

27 Januari 2024

Ilustrasi wanita mencari lowongan kerja. shutterstock.com
KCIC Buka Lowongan Kerja Bagi Lulusan D3 dan S1, Tersedia 16 Posisi di Berbagai Bidang

Pembukaan lowongan kerja ini merupakan salah satu bentuk manfaat lain dari kehadiran Whoosh di Indonesia.


Jokowi Kaget Jumlah Lulusan S2 dan S3 Rendah, Apa Penyebabnya?

18 Januari 2024

Ilustrasi wisuda. shutterstock.com
Jokowi Kaget Jumlah Lulusan S2 dan S3 Rendah, Apa Penyebabnya?

Jokowi kaget jumlah lulusan S2 dan S3 Indonesia masih rendah. Rasio lulusan S2 dan S3 hanya 0,45 persen dari jumlah total penduduk produktif.


Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Langkah Jokowi Tingkatkan Lulusan S2 dan S3, Dampak Dua Bibit Siklon

16 Januari 2024

Presiden Joko Widodo memimpin Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, Selasa 9 Januari 2024. Sidang kabinet membahas Peningkatan Kinerja Aparatur Sipil Negara Melalui Keterpaduan Layanan Digital Pemerintah. TEMPO/Subekti.
Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Langkah Jokowi Tingkatkan Lulusan S2 dan S3, Dampak Dua Bibit Siklon

Topik tentang Presiden Jokowi mengungkap data lulusan S2 dan S3 di Indonesia sangat rendah menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.


Jumlah Lulusan S2 dan S3 di Indonesia Rendah, ini Langkah yang akan Dilakukan Jokowi

16 Januari 2024

Presiden Joko Widodo memberikan arahan pada rapat konsolidasi nasional kesiapan Pemilu 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu 30 Desember 2023. FOTO/Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden
Jumlah Lulusan S2 dan S3 di Indonesia Rendah, ini Langkah yang akan Dilakukan Jokowi

Presiden Jokowi kaget bahwa jumlah lulusan S2 dan S3 di Indonesia masih sangat rendah.


ITB akan Buka 3 Program Studi S1 Baru: Desain Produk, Kewirausahaan dan Biologi

15 Januari 2024

Kampus ITB Jatinangor. Dokumentasi: ITB.
ITB akan Buka 3 Program Studi S1 Baru: Desain Produk, Kewirausahaan dan Biologi

Kuota tiga program studi baru di kampus ITB Cirebon itu masing-masing sama.