Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bagaimana Cara Membuat Hujan Buatan? Ini Penjelasannya

Reporter

Editor

Sunu Dyantoro

image-gnews
Penerbangan saat operasi modifikasi cuaca menurunkan hujan untuk mencegah kebakaran hutan di wilayah Riau, Minggu 25 Mei 2020, atau hari kedua Lebaran. (BBTMC)
Penerbangan saat operasi modifikasi cuaca menurunkan hujan untuk mencegah kebakaran hutan di wilayah Riau, Minggu 25 Mei 2020, atau hari kedua Lebaran. (BBTMC)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN bersama sejumlah pihak, meliputi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Markas Besar Tentara Nasional Indonesia (Mabes TNI), serta Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menggelar teknologi modifikasi cuaca atau hujan buatan pada 26-28 Agustus 2023. Upaya itu dilakukan untuk mengurangi polusi udara di Jakarta dan sekitarnya. 

Lantas, bagaimana cara membuat hujan buatan? Berdasarkan arsip Tempo, pada Jumat, 5 Juli 2019, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) pernah menyiapkan tiga cara untuk menciptakan hujan buatan guna menghalau polusi udara Jakarta. 

“Pertama, penyemaian awan (cloud seeding) dengan garam NaCl,” kata Kepala Balai Besar TMC BPPT Tri Handoko, Jumat, 5 Juli 2019. 

Penyemaian awan, jelas Seto, akan dilakukan ketika terdapat awan potensial agar hujan turun di Jakarta. Dengan begitu, polutan di atmosfer dan  upwind dapat terbilas oleh air hujan. 

Apabila tidak ada awan potensial, yaitu Cumulus (Cu), lanjut dia, pihaknya akan menggunakan metode kedua dengan menghilangkan lapisan inversi. Adapun caranya dengan melakukan semai memakai dry ice pada lapisan atmosfer di ketinggian 20-40 kilometer di atas permukaan air laut, tujuannya agar lapisan menjadi tidak stabil. 

“Lapisan inversi menjadi salah satu penghalang polutan untuk terbang vertikal, sehingga polutan terakumulasi di permukaan sampai di bawah lapisan inversi,” ucap dia. 

Cara terakhir dengan menyemprotkan air (water spraying) memakai alat Ground Mist Generator. Dengan metode ketiga, BPPT menyemburkan air menggunakan pesawat ke arah atmosfer di 10 titik lokasi upwind. “Air yang disemprotkan dapat mengikat polutan,” tutur Seto. 

Baca juga: Jokowi Jelaskan Penanganan Polusi Udara di Jakarta, Mulai Modifikasi Cuaca hingga Mobil Listrik

Cara Kerja Teknologi Modifikasi Cuaca

Dikutip dari situs resmi BRIN, pada Selasa, 29 Agustus 2023, operasi rekayasa cuaca pada dasarnya dilakukan untuk mempercepat kejadian hujan yang seharusnya secara alami turun. Awan potensial dipicu dengan menebar garam, sehingga bisa turun hujan di tempat tertentu yang diinginkan sesuai kebutuhan. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Yang patut dicatat dan dipahami, TMC ini walaupun orang mengenal dengan istilah hujan buatan, tapi kami tidak bisa membuat hujan. Jika kami diminta melakukan operasi TMC untuk mengisi waduk saat musim kemarau dan tidak ada awan potensial, maka kami tidak bisa melakukan apa-apa, ini yang kita harus sampaikan kepada stakeholder,” kata Koordinator Laboratorium Pengelolaan TMC BRIN Budi Harsoyo. 

Dalam melakukan operasi TMC, ungkap Harsoyo, pihaknya bekerja sama dengan BMKG dan TNI AU. BMKG bertindak dalam penyediaan data dan informasi cuaca, arah angin, serta awan. Sedangkan TNI AU menyediakan armada pesawat. 

Kemudian, pesawat Casa yang memuat garam (NaCl) akan menyemai awan potensial target, di mana posisi pesawat berada di antara awan hujan dan arah angin. “Hujan sebisa mungkin diturunkan sebelum awan sampai di daerah target, sehingga intensitas hujan di areal target berkurang,” ujar Harsoyo. 

Dilansir dari Jurnal Dialog Penanggulangan Bencana (2013), untuk satu hari operasional hujan buatan membutuhkan dana sekitar Rp113-114 juta, tergantung lokasi, dan sebagaimana Peraturan Pemerintah (PP) No. 36 Tahun 2008 tentang Jenis dan Tarif Atas Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang Berlaku Pada BPPT. 

MELYNDA DWI PUSPITA 

Pilihan Editor: Mengenal Apa itu Hujan Buatan dan Manfaatnya Bagi Udara Jakarta

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Polemik Jokowi Pamer Data Intelijen Arah Parpol, Peringatan BRIN dan Koalisi Masyarakat Sipil

1 jam lalu

Presiden Joko Widodo menyampaikan sambutan saat pembukaan Rapat Kerja Nsional (Rakernas) Sekretariat Nasional (Seknas) Jokowi di Kota Bogor, Jawa Barat, Sabtu 16 September 2023. Rakernas Seknas Jokowi yang diikuti sebanyak 25 perwakilan DPW se-Indonesia tersebut sebagai bagian konsolidasi organisasi dalam persiapan menjelang Pilpres 2024. ANTARA FOTO/Arif Firmansyah
Polemik Jokowi Pamer Data Intelijen Arah Parpol, Peringatan BRIN dan Koalisi Masyarakat Sipil

Masih soal Jokowi pamer punya data parpol di Indonesia. Ketua PBHI Julius Ibrani sebut masalah serius dalam kehidupan demokrasi di Indonesia.


BRIN: Program Nusantara Konstelasi Satelit untuk Pembangunan Berkelanjutan

6 jam lalu

Delegasi Jepang APRSAF mengikuti acara pengamatan langit yang digelar Planetarium Jakarta di Plaza Teater Jakarta, TIM, 20 September 2023. Foto: Tempo/Maria Fransisca Lahur
BRIN: Program Nusantara Konstelasi Satelit untuk Pembangunan Berkelanjutan

Program Nusantara Konstelasi Satelit terdiri dari 18 satelit dengan misi penginderaan jauh resolusi tinggi, sangat tinggi dan komunikasi IoT.


Jenderal Kepala BNPB Turun Gunung, Atasi Karhutla di Kalimantan Selatan

1 hari lalu

Pesawat komersial bersiap mendarat di tengah kabut asap akibat kebaran lahan di Bandara Syamsudin Noor, Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Jumat 23 Juni 2023. Berdasarkan tabel kualitas udara Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pada Jumat (23/6) kualitas udara di Banjarbaru mengalami kenaikan dari baik ke sedang hal ini diakibatkan salah satunya dampak kabut asap dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang mulai meluas di Kalsel. ANTARA FOTO/Bayu Pratama S
Jenderal Kepala BNPB Turun Gunung, Atasi Karhutla di Kalimantan Selatan

Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto turun gunung mendukung upaya pemerintah daerah dalam mengendalikan karhutla di Kalimantan Selatan


Dwikorita Karnawati Panel di Markas PBB New York, Bicara Sistem Peringatan Dini Bencana

2 hari lalu

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati. TEMPO/Fakhri Hermansyah
Dwikorita Karnawati Panel di Markas PBB New York, Bicara Sistem Peringatan Dini Bencana

Warga, pemerintah daerah serta swasta harus turut berpartisipasi belajar sistem peringatan dini demi mengurangi akibat bencana.


BRIN Minta DPR Bentuk Panitia Khusus untuk Investigasi Badan Intelijen

2 hari lalu

Presiden Joko Widodo atau Jokowi saat menghadiri temu relawan di acara Nusantara Satu, Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta Pusat, Sabtu, 26 November 2022. TEMPO/M Julnis Firmansyah
BRIN Minta DPR Bentuk Panitia Khusus untuk Investigasi Badan Intelijen

BRIN menilai pernyataan Presiden Jokowi itu mengindikasikan penyalahgunaan kekuasan dan mengancam pelaksanaan pesta demokrasi pemilu 2024.


Kepala BRIN: Teknologi Antariksa Akan Menjadi Kunci Masa Depan

2 hari lalu

Kepala BRIN Laksana Tri Handoko di IEMS 2023. (Foto: TEMPO/Rafif Rahedian)
Kepala BRIN: Teknologi Antariksa Akan Menjadi Kunci Masa Depan

Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mengatakan teknologi keantariksaan sendiri telah dimanfaatkan dalam berbagai sektor pembangunan.


Kemendikbudristek Ungkap Alasan Megawati Kunjungi Museum Nasional Usai Kebakaran

2 hari lalu

Presiden ke-5 RI sekaligus Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Megawati Soekarnoputri (tengah) didampingi Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko (kedua kiri) dan Mendikbudristek Nadiem Makarim (keempat kanan) saat melakukan kunjungan ke Museum Nasional pasca kebakaran di Jakarta, Selasa, 19 September 2023. Megawati menyampaikan bahwa menghormati penyelidikan yang sedang berlangsung atas kebakaran yang terjadi di tempat penyimpanan koleksi benda bersejarah hingga meminta fasilitas dan keamanan museum diperbaiki dan ditingkatkan. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
Kemendikbudristek Ungkap Alasan Megawati Kunjungi Museum Nasional Usai Kebakaran

Megawati datang ke Museum Nasional didampingi Kepala BRIN Laksana Tri Handoko dan Mendikbudristek Nadiem Makarim.


Sampai Saat Ini BRIN Belum Lakukan Riset Terkait Teknologi Nikuba

2 hari lalu

Kepala BRIN Laksana Tri Handoko di IEMS 2023. (Foto: TEMPO/Rafif Rahedian)
Sampai Saat Ini BRIN Belum Lakukan Riset Terkait Teknologi Nikuba

Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko memberikan tanggapan terkait teknologi Nikuba.


Jokowi Pegang Data Parpol dari Intelijen, BRIN: Indikasi Penyalahgunaan Kekuasaan

2 hari lalu

Presiden Jokowi yang juga Ketua Dewan Pembina relawan Pro Jokowi (Projo) hadir dalam rakernas bertajuk Haluan Baru Projo 2024 di kawasan sekitar Borobudur, Jawa Tengah, Sabtu, 21 Mei 2022. Tangkapan Layar Projo
Jokowi Pegang Data Parpol dari Intelijen, BRIN: Indikasi Penyalahgunaan Kekuasaan

Haripin mengungkapkan, ada risiko bahwa apa yang diungkapkan Jokowi itu merupakan suatu praktik intelijen politik.


BRIN Akan Hadirkan Kendaraan Otonom di Bandara dan Kebun Raya

3 hari lalu

Kepala BRIN Laksana Tri Handoko saat datang ke IEMS 2023. (Foto: TEMPO/Rafif Rahedian)
BRIN Akan Hadirkan Kendaraan Otonom di Bandara dan Kebun Raya

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sedang menyiapkan kendaraan otonom di Indonesia untuk area tertentu, seperti bandara dan kebun raya.